• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Kamis, 21 Januari 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Ini Wawancara Terakhir dengan Almarhum Yusuf Supendi soal ‘Hijrah’-nya ke PDIP

Redaktur Eneng Susanti
2 tahun ago
in Wawancara
Reading Time: 3min read
0
Innalillahi, Ustadz Yusuf Supendi Meninggal Dunia

Foto: Antara

JAKARTA—Almarhum Yusuf Supendi menjadi sosok yang kontroversional sejak keluar dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang didirikannya hingga akhirnya dia berlabuh ke Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP), sebelum tutup usia pada Jumat (3/8/2018) lalu.

Berikut ini Islampos kutip wawancara terakhir Yusuf dengan Feri Agus Setyawan, seorang reporter dari media online CNN Indonesia, pada Rabu (1/8/2018), dua hari sebelum tokoh politik tersebut tutup usia.

Apa yang mendasari Anda berlabuh ke PDIP?

Berkecimpung dunia politik bukan hal baru bagi saya. Semasa kuliah, saya adalah ketua ikatan mahasiswa Asia Tenggara, Komisariat Riyadh Saudi Arabia. Berinteraksi dengan mahasiswa dari 104 negara. Dulu ketika ramai kasus Suriah, Afganistan, saya sebagai mahasiswa mau tidak mau memperhatikan itu.

BACA JUGA: Innalillahi, Ustadz Yusuf Supendi Meninggal Dunia

Saya sebagai muslim berkewajiban peduli dengan politik. Imam Qurtubi telah menjelaskan firman Allah tentang menjadi Rabbani dalam surat Al Imran ayat 79. Bahwa di antara misi Rasulullah ke dunia adalah untuk mewujudkan hamba Allah yang mumpuni dalam ilmu pengetahuan dan menguasai perpolitikan, oleh karena itu politik suatu keniscayaan.

Partai politik yang ada saat ini adalah salah satu sarana, wasilah, untuk mencapai tujuan. Saya berprinsip demikian karena toh tidak ada salahnya menentukan sikap setelah konflik berkepanjangan antara saya dengan sejumlah elite PKS.

Dulu saya sempat ke Hanura. Saya nomor 1 caleg di Bogor. Setelah pencoblosan April 2014, kami (caleg) diperintah melaporkan biaya kampanye. Dulu biaya kampanye saya sedikit. Satu lembar pun tidak penuh. Sejak laporan itu diserahkan, saya tidak pernah dipanggil lagi.

Saya sekarang ke PDIP dengan berbagai pertimbangan, konsultasi dengan peneliti, pengacara, dan atas seizin orang tua. Kalau saya tidak diizinkan oleh ibu (94), saya berpikir panjang.

Pada dasarnya saya bergabung PDIP untuk memanfaatkan potensi politik. Saya adalah S1 dari Timur Tengah, kemudian punya potensi di masyarakat, membangun masjid, membangun sekolah, membangun pesantren, mengayomi yatim dan seterusnya, itu saya lakukan sejak mahasiswa. Dan ternyata ini basis sosial yang tidak bisa disia-siakan. Ini kita manfaatkan.

Berdasarkan riset Saiful Mujani, 70 persen pendukung PDIP adalah santri, 90 persen pendukung PDIP itu umat muslim. Sekarang bagaimana bisa ada dukungan 70 persen santri, 90 persen umat Islam, tapi PDIP dicap PKI? Ini kan tidak logis. Di sini lah ada hoaks, berita yang tidak benar itu perlu kita luruskan. Maka di antara tanggung jawab saya ini juga harus meluruskan persepsi-persepsi yang miring, yang tidak pantas itu.

Mengapa Anda merasa perlu meluruskan?

Ada hal yang menarik. Pada 22 Juli 2018, saya bertemu teman-teman lama, alumni dari Madinah, dari Riyadh, bahkan alumni dari Madinah itu mantan rektor, dia hafal Alquran. Ketika mereka membaca di media saya masuk PDIP, saya bacakan satu ayat. Surat Annazi’at ayat 17. Musa diperintahkan oleh Allah SWT untuk pergi ke Firaun, dengan catatan harus diwaspadai bahwa Firaun itu Thaghut, orang durhaka.

Artinya kita mau ke mana pun harus punya kewaspadaan, kehati-hatian, siapa yang kita hadapi itu.

Loading...

BACA JUGA: PDIP ucapkan Belasungkawa atas Meninggalnya Almarhum Yusuf Supendi

Minggu depan saya mestinya khutbah Jumat di sebuah masjid. Setelah saya konfirmasi ulang, jawaban DKM untuk sementara menunda khutbah Jumat karena DKM dan pengurus melihat Yusuf Supendi sudah masuk PDIP. Ini adalah konsekuensi.

Tapi seorang mahasiswa saya cukup kreatif menjawab kritik hijrah saya dengan melontarkan pertanyaan balasan, memang mana yang lebih baik: berdakwah di kandang banteng atau berdakwah di kandang sapi yang masuk Sukamiskin?

Apakah dengan pindah ke PDIP berarti Anda melepas ideologi yang sebelumnya Anda tanam di PKS? Apa visi berpolitik Anda saat ini?

Rahasia di PKS itu yang disebut dengan SKS: sekali ketemu seminggu, sekali ketemu sebulan, sekali ketemu setahun. Oleh karena itu ini pribadi saya sebagai muslim yang punya bekal, mungkin yang saya katakan tadi memiliki imunitas seperti ikan itu.

BACA JUGA: PKS Ucapkan Belasungkawa kepada Almarhum Yusuf Supendi

Masalah moral, integritas dalam kondisi apapun itu tidak akan berubah, begini saja. Maka moralitas saya, integritas saya tidak akan berubah, toh partai itu bukan segala-galanya. []

SUMBER: CNN

 

Tags: PDIPpksyusuf supendi
Eneng Susanti

Eneng Susanti

Related Posts

Model Internasional Halima Aden Ciptakan Masker Hijab Trendy untuk Tim Medis

Wawancara Ekslusif, Halima Aden Ceritakan Pengalamannya sebagai Hijaber di Dunia Model dan Fashion Internasional

27 Desember 2020
Cerita WNI yang Terpilih Jadi Jamaah Haji Tahun Ini

Wawancara Seorang Jamaah Umrah di Masa Pandemi, Ini Cerita Pengalamannya

6 November 2020
Ini Kutipan Wawancara dengan Mualaf Inggris Peraih Gelar Kehormatan MBE

Ini Kutipan Wawancara dengan Mualaf Inggris Peraih Gelar Kehormatan MBE

27 Oktober 2020
Wawancara Pertama dan Terlengkap Silvia Romano: Mualaf setelah Diculik di Kenya hingga Jadi Kontoversi di Italia (2-Habis)

Wawancara Pertama dan Terlengkap Silvia Romano: Mualaf setelah Diculik di Kenya hingga Jadi Kontoversi di Italia (2-Habis)

29 September 2020
Buka Lagi
Selanjutnya
Berhati-hatilah akan Jurang Kehidupan

Berhati-hatilah akan Jurang Kehidupan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Di Tengah Krisis Covid-19, AS-Israel Sepakati Peta Penggabungan Tepi Barat-Israel
Palestina

Berapa Banyak Warga Israel di Tepi Barat?

Redaktur Sodikin
17 menit ago
ibu keguguran
Nasional

Lahir di atas Perahu, Bayi di Kalsel Ini Diberi Nama Siti Noor Banjiriah

Redaktur Eneng Susanti
47 menit ago
Kamasutra Islami Teknik Jima Menurut Syariat
Inspirasi

Tips Jadi Pribadi yang Penuh Kasih Sayang

Redaktur Yudi
1 jam ago
Orang Tua Lindungi Anak dari Pengaruh Buruk Internet, Ini 7 Tips-nya (2-Habis)
Parenting

Orang Tua Lindungi Anak dari Pengaruh Buruk Internet, Ini 7 Tips-nya (2-Habis)

Redaktur Eneng Susanti
3 jam ago

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Add Islampos to your Homescreen!

Add