WASHINGTON—Mihirigul Tursun, seorang muslimah etnis Uighur, membeberkan perlakuan Pemerintah China terhadap dirinya di kamp detensi yang khusus dibuat untuk menahan warga muslim Uighur.
Tursun membeberkan kisah pedih tersebut di forum National Press Club di Washington DC,Amerika Serikat (AS).
Wanita 29 tahun itu mengaku kerap menjadi korban penyiksaan hingga berpikir untuk minta dibunuh. Di kamp tersebut, dia diperiksa selama empat hari tanpa tidur. Rambutnya pun dicukur hingga gundul.
BACA JUGA:Â Cina Perluas Kamp Tahanan Muslim Uighur Tiga Kali Lipat
Tak hanya itu, badannya disetrum berulang kali. Usai menerima berbagai macam siksaan, Tursun pernah dipaksa ikut pemeriksaan medis yang aneh dan tanpa tujuan jelas.
Ia mengatakan, dirinya tiga kali ditangkap dan dibawa ke detensi. Semakin sering ditangkap, semakin sadis pula penyiksaan yang diterima.
“Saya pikir saya lebih baik mati dari pada melewati segala siksaan itu, dan saya memohon kepada mereka untuk membunuh saya,” ujar Tursun dalam forum National Press Club di Washington DC, AS, Kamis (29/11/2018) seperti dikutip dari Associated Press (AP) News
Tursun merupakan wanita yang lahir dan besar di China. Saat dewasa ia pergi ke Mesir untuk melanjutkan studi. Di Mesir, Tursun bertemu suaminya. Bersama sang suami, Tursun memiliki tiga anak.
Ketika kembali ke China 2015 lalu, Tursun dipenjara untuk pertama kalinya tanpa mengetahui dengan jelas alasan penangkapan tersebut. Ia dipisahkan paksa dengan anak dan bayinya.
Ketika lepas dari penjara, seorang anaknya ternyata telah meninggal dunia. Sementara dua lainnya menderita masalah kesehatan.
Ketika berada di kamp, Tursun melihat beberapa kejadian penyiksaan aneh terhadap warga Uighur lain. Salah satunya, ketika seorang kerabatnya diminta minum pil yang membuatnya langsung pingsan.
Tursun menuturkan, selain siksaan fisik, petugas keamanan China juga kerap melontarkan ucapan diskiriminatif.
“Saya tidak ingat pasti, tapi pernah mulut saya berbusa dan saya mulai hilang kesadaran. Kata terakhir yang saya ingat dari mereka adalah menjadi Uighur adalah tindakan kriminal,” kata dia.
BACA JUGA:Â Kebijakan Anti-Islam di Xianjiang, Umat Muslim Uighur Dilarang Ibadah
Kesaksian Tursun disampaikan seiring membesarnya kekhawatiran dunia mengenai perlakuan China terhadap etnis Muslim Uighur yang mayoritas tinggal di Xinjiang.
China dituding menahan dua juta etnis Uighur di detensi yang mereka sebut kamp re-edukasi. Kamp itu adalah bagian program persatuan etnis yang digaungkan Pemerintah China di Xinjiang. []
SUMBER: Associated Press (AP) News