• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 24 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tahukah Anda

Imam Malik, Sang Imam di Negeri Hijrah Nabi ﷺ (Bagian 2-Habis)

Oleh Haura Nurbani
2 tahun lalu
in Tahukah Anda
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Fakta Nabi Yakub, Nabi Muhammad, Abu Bakar,Nabi Sulaiman, Kisah Ashabul Kahfi, Khalid bin Walid, Fakta Ali bin Abi Thalib,Abu Bakar, Nabi Sulaiman, Abu Bakar Ash-Shidiq, Keutamaan Khadijah, Abdurrahman bin Auf, birul walidain, Mukjizat Nabi di Gua Tsur, Ubaid bin Umair, Orang Shalih, Sejarah Bulan Syawal, ali bin abi thalib, Umar bin Abdul Aziz, abdullah ibn umar, Nabi Sulaiman, Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan, Saad bin Abi Waqqash, Salman Al-Farisi, Abu Hurairah, Syuraih, Keutamaan Ustman bin Affan, Nabi Sulaiman, Abul Hasan, Nabi Daud, Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Malik, Kisah Seorang Wanita, Abu Lahab, Yahudi, Nabi Yahya, Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Abu Thalib, Nabi Ibrahim, Miswar, Ali bin Abi Thalib, Nasihat Umar bin Khattab, Rabiah Adawiyah, Nabi Musa, Utsman bin Affan, Sahabat Nabi, Umar bin Khattab, Nabi Daud, Perjanjian Hudaibiyah, Khidir, Nabi Harun, Abu Bakar, Keutamaan Ali bin Abi Thalib, Musailamah Al-Kazzab, Anak-anak di Zaman Nabi, Ali bin Abi Thalib

Foto: PInterest

0
BAGIKAN

UMAR berkata, “Ketahuilah, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kalian telah bersabda, ‘Sesungguhnya Allah akan mengangkat dengan Al Quran ini sekelompok kaum dan merendahkan yang lainnya.’”

Meskipun telah mencapai derajat mufti (ahli fatwa) dan mujtahid (ahli ijtihad), Imam Malik adalah pribadi yang sangat berhati-hati dalam berfatwa. Gelar Imam Darul Hijrah, tidaklah membuat Imam Malik bermudah-mudahan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan kepada beliau. Atau merasa malu ketika tidak bisa menjawabnya. Sungguh hal ini mencerminkan tawadhunya beliau sebagai seorang ulama besar.

Hal ini sangat bertolak belakang dengan sebagian da’i di zaman ini. Mereka sering memaksakan diri dalam menjawab pertanyaan. Seolah-olah dia mengetahui segala sesuatu, tidak kenal dengan kata tidak tahu. Padahal, mengatakan ‘Allahu A’lam’, Allah yang maha mengetahui, ketika tidak tahu merupakan setengah ilmu.

Perhatikanlah kisah berikut ini. Khalid bin Khidasy berkisah, “Aku pernah datang kepada Malik dengan membawa 40 permasalahan. Namun, tidaklah beliau menjawabnya kecuali 5 permasalahan saja.” Abdurrahman bin Mahdi berkata, “Ketika kami berada di sisi Al Imam Malik bin Anas, datanglah seseorang kepada beliau. Ia berkata, ‘Aku datang kepada Anda dari jarak 6 bulan perjalanan. Penduduk negeriku menugaskanku agar menanyakan kepada Anda suatu permasalahan.’

ArtikelTerkait

5 Negara Paling Aman, Jika Terjadi Perang Dunia, Ternyata Ada Indonesia!

Jangan Dianggap Sepele, Ini 10 Dampak Perang Dunia Ketiga Jika Pecah

Sejarah Jahatnya Kelompok Zionis, Asal Mula Gerakan Nasionalis Yahudi

Apa Itu Fi’il Mudhori?

BACA JUGA: 4 Kelompok Manusia Menurut Imam Malik

Al-Imam Malik berkata, ‘Tanyakanlah!’ Orang tersebut menyampaikan kepada beliau suatu permasalahan. Al-Imam Malik menjawab, ‘Saya tidak bisa menjawabnya.’ Orang tersebut terperanjat. Sepertinya dia membayangkan bahwa dia telah datang kepada seseorang yang tahu segala sesuatu. Kemudian orang tersebut berkata, ‘Lalu apa yang akan aku katakan kepada penduduk negeriku, jika aku pulang kepada mereka?’ Imam Malik berkata, ‘Katakan kepada mereka, ‘Malik tidak mengetahui jawabannya.’”

Syaikh Keturunan Syarif dan Syarifah, Atheis, Hasan Al-Bashri, Imam Syafi'i, Syekh, Abu Hanifah, Abu Hanifah, Imam Malik
Foto hanya ilustrasi. Foto: Pinterest

Sungguh, sikap tawadhu beliau tersebut sama sekali tidak menurunkan pamor dan reputasi beliau sebagai ulama besar. Bahkan beliau semakin dihormati, semakin tinggi kedudukan beliau. Para ulama tidak henti-hentinya memberikan pujian kepada beliau.

Imam Asy-Syafi’i pernah mengatakan, “Jika disebut para ulama, maka Malik adalah bintangnya.” Yahya bin Qathan mengatakan, “Tidak ada seorang pun yang keshahihan haditsnya melebihi Malik. Beliau adalah imam dalam ilmu hadits.” Bahkan, seorang ulama sekaliber Sufyan bin Uyainah pun pernah mengatakan, “Siapakah kami dibandingkan Malik? Kami hanya bisa mengikuti jejak Malik.”

Mushab bin Abdullah mengatakan dalam lantunan bait-bait syairnya,
‘Jika beliau tidak menjawab pertanyaan,
maka pertanyaan pun tidak lagi diajukan.
Yang demikian itu karena orang segan,
disebabkan kewibawaan beliau serta cahaya ketakwaan.’

Imam Malik juga dikenal sebagai figur pembela Al-Qur’an dan As Sunnah di atas pemahaman yang benar. Hal ini tercermin dalam ucapan atau amal perbuatan beliau. Di antara kisah yang sering dinukilkan oleh para ulama dalam kitab-kitab akidah mereka, yaitu kisah yang diriwayatkan dari Ja’far bin Abdillah, “Suatu saat kami pernah bermajelis di hadapan Malik.

Tiba-tiba datang seorang laki-laki seraya mengatakan, ‘Wahai Abu Abdillah (Imam Malik), kita tahu bahwa Allah ber-istiwa, berada di atas Arsy-Nya. Lalu bagaimanakah istiwa itu?’

Maka Malik sangat marah. Belum pernah kulihat sebelumnya kemarahan seperti itu. Beliau pun melihat ke arah bawah dan memukul lantai dengan batang kayu yang berada di tangannya. Keringat beliau bercucuran. Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan membuang batang kayu tersebut seraya berkata, ‘Kaifiyah (tata cara) beristiwa itu tidak diketahui.

Namun istiwa bukanlah perkara yang majhul (tidak diketahui). Mengimani istiwa adalah wajib hukumnya. Dan bertanya tentang kaifiyahnya adalah bid’ah. Aku yakin bahwa engkau adalah ahli bid’ah.” Lantas beliau memerintahkan supaya orang tersebut dikeluarkan dari majelis. Orang tersebut akhirnya diusir.

Inilah akidah Ahlu Sunnah. Yaitu mengimani seluruh sifat Allah subhanahu wa ta’ala, tanpa menanyakan kaifiyahnya. Karena kaifiyah sifat-sifat tersebut tidak disebutkan dalam Al Quran ataupun As Sunnah. Tentang keimanan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala berada di atas Arsy-Nya, cukup banyak ayat Al-Qur’an dan hadits shahih yang menjelaskan tentang sifat ini.

Bahkan, para ulama salaf sejak shahabat telah bersepakat bahwa Allah subhanahu wa ta’ala berada di atas langit dan tinggi di atas Arsy-Nya.

Dalam kitab Tafsirnya, Ibnu Katsir rahimahullah menegaskan bahwa inilah pendapat para ulama. Dalam tafsir surat Al-A’raf ayat 54 beliau mengatakan, “Pendapat yang kami yakini terkait dengan sifat Allah subhanahu wa ta’ala adalah sebagaimana pendapat para ulama salafush shalih. Semisal Imam Malik, Al-’Auzai, Ats-Tsauri, Al-Laits bin Sa’ad, Imam Asy-Syafi’i, Imam Ahmad, Ishaq bin Rahawaih, dan para ulama lainnya dari dulu hingga sekarang. Yaitu meyakini dalil-dalil tentang sifat Allah subhanahu wa ta’ala seperti apa adanya.

“Tanpa melakukan takyif (menanyakan kaifiyahnya), tasybih (menyerupakan dengan makhluk ciptaan-Nya), takwil (menyelewengkan maknanya), tidak pula melakukan ta’thil (menolak sifat tersebut). Demikianlah akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Inilah akidah yang benar dalam memahami seluruh sifat-sifat Allah subhanahu wa ta’ala.”

imam ahmad, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Ibnu Rajab, Masyayikh, Nasihat Imam Al-Ghazali, Imam Syafi'i, Imam Malik
Foto: harakah.id

Imam Malik sangat gigih mendakwahkan akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Berbagai pendapat beliau tentang akidah yang lurus ini dinukilkan generasi demi generasi. Semacam penjelasan beliau bahwa iman adalah keyakinan dalam qalbu, ucapan dengan lisan, dan amalan anggota badan. Iman bisa bertambah dan berkurang. Juga perkataan beliau dalam kesempatan lain bahwa Al Qur’an adalah Kalamullah (firman Allah) bukan makhluk.

Pengabdian Imam Malik dalam dunia dakwah tidak hanya terbatas ceramah-ceramah semata. Namun, beliau juga memiliki sejumlah karya tulis. Yang paling fenomenal adalah kitab hadits beliau yang berjudul Al-Muwaththa’. Sebuah kitab hadits yang tersusun berdasarkan urutan bab-bab fiqih. Para ulama sangat mengagumi karya beliau yang satu ini. Hingga Imam Syafi’i mengatakan, “Tidaklah muncul di atas muka bumi ini setelah Kitabullah yang lebih shahih dari kitabnya Malik.”

BACA JUGA:  Imam Malik Tak Takut Dikatai Bodoh

Oleh karenanya, sebagian ulama memasukkan kitab Muwaththa’ sebagai salah satu dari Kutubus Sittah. Yaitu Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan An-Nasa’i, Sunan At-Tirmidzi, dan Muwaththa’ sebagai pengganti dari Sunan Ibnu Majah. Karena kitab Muwaththa’ memuat hadits shahih yang lebih banyak. Di antara ulama yang berpendapat demikian adalah Abu Hasan Ahmad bin Razin As Sarqasti dalam kitabnya At-Tajrid fil Jam’i baina Shihah. Demikian pula Abus Sa’adat yang populer dengan nama Ibnul Atsir, Az-Zubaidi, dan yang lainnya. Namun demikian, ada juga ulama yang tidak sependapat dengan hal ini.

Terlepas dari silang pendapat di antara ulama, dan melihat berbagai pujian mereka terhadap kitab Muwaththa’, cukup menunjukkan bahwa kitab ini disambut sangat baik oleh para ulama. Yang demikian ini karena Imam Malik hanya meriwayatkan hadits dari orang yang adil dan terpercaya dalam sikap, akidah, dan kecerdasannya. Imam Malik dikenal sebagai ulama yang sangat hati-hati dan selektif dalam meriwayatkan hadits.

Imam Malik rahimahullah, Imam Darul Hijrah yang jasa-jasanya akan senantiasa diingat oleh kaum muslimin. []

HABIS | Sumber: Majalah Qudwah Edisi 5 vol.01 1434H/2013M, Rubrik Ulama’. Pemateri: Ustadz Abu Hafiy Abdullah. | Ismail Ibnu Isa

Tags: imam malikKisah Imam Malik
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Imam Malik, Sang Imam di Negeri Hijrah Nabi ﷺ (Bagian 1)

Next Post

Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib

Haura Nurbani

Haura Nurbani

Terkait Posts

Alasan kenapa Hidup di Indonesia Itu Enak Banget

5 Negara Paling Aman, Jika Terjadi Perang Dunia, Ternyata Ada Indonesia!

23 Juni 2025
perang dunia, perang, kiamat

Jangan Dianggap Sepele, Ini 10 Dampak Perang Dunia Ketiga Jika Pecah

23 Juni 2025
israel, palestina, zionis

Sejarah Jahatnya Kelompok Zionis, Asal Mula Gerakan Nasionalis Yahudi

22 Juni 2025
Melipatgandakan Pahala Kebaikan, penghafal Al-Quran, Fi'il Mudhori

Apa Itu Fi’il Mudhori?

21 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Bahaya Jantung ketika Sudah Kotor Lebaran, Ginjal, ginjal

Apa Ciri-Ciri Ginjal yang “Kotor” atau Tidak Sehat?

Oleh Saad Saefullah
23 Juni 2025
0

Alasan kenapa Hidup di Indonesia Itu Enak Banget

5 Negara Paling Aman, Jika Terjadi Perang Dunia, Ternyata Ada Indonesia!

Oleh Haura Nurbani
23 Juni 2025
0

Donasi

Laporan Donasi Islampos: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp4.475.004!

Oleh Saad Saefullah
23 Juni 2025
0

Dosa Suami kepada Istri, Keutamaan Asiyah,. Ciri Istri yang Toksik, haid

14 Hari Masih Haid, Apa yang Harus Dilakukan Wanita, dan Apakah Harus Lakukan Shalat?

Oleh Dini Koswarini
23 Juni 2025
0

suami, istri, reproduksi, aib, cerai, perceraian, cemburu, fitnah, mahram, kekasih, pernikahan, hubungan intim,

Pentingnya Istri Tidak Malu untuk Memuaskan Suami karena Termasuk Ibadah

Oleh Yudi
23 Juni 2025
0

Terpopuler

8 Ciri Orang Suka Berbohong dari Fisiknya

Oleh Yudi
20 Juni 2025
0
berbohong

Orang yang berbohong sering butuh waktu lebih lama untuk merespons, karena mereka “menyusun” cerita.

Lihat LebihDetails

Kisah 7 Negara Kaya Raya yang Kini Jadi Miskin

Oleh Yudi
21 Juni 2025
0
kekayaan, terkaya, berpikir positif, negara

Venezuela pernah menjadi salah satu negara terkaya di Amerika Selatan, terutama karena cadangan minyak bumi yang sangat besar.

Lihat LebihDetails

Ciri-ciri Tubuh yang Tidak Sehat Dilihat dari Berat Badan?

Oleh Haura Nurbani
23 Juni 2025
0
Ciri Tubuh yang Tidak Sehat

Berikut ini adalah ciri-ciri tubuh yang tidak sehat jika dilihat dari kondisi berat badan, baik kelebihan maupun kekurangannya.

Lihat LebihDetails

Ternyata, Ini Waktu yang Tepat untuk Ngopi di Pagi Hari!

Oleh Dini Koswarini
23 Juni 2025
0
Ngopi

Pagi hari itu ngopi. Karena, pagi hari selalu menyimpan cerita tersendiri. Ia datang membawa harapan, semangat baru, dan kesempatan untuk...

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.