JAKARTA–Pemerintah Indonesia dikabarkan melakukan pembebasan murni terhadap ustad Abu Bakar Ba’asyir (ABB). Keputusan ini pun langsung mendapatkan respon cepat dari publik negara Australia, bahkan tampak kritik tajam oleh berbagai media terkemuka di Australia.
Pengamat Terorisme dan Intelijen Harits Abu Ulya melihat, sikap Australia sangat mungkin dinilai sebagai produk pemikiran yang paranoid dan hiperbola. Dirinya mempertanyakan mengapa harus ribut dengan keputusan pemerintah Indonesia terkait WNI.
BACA JUGA:Â Australia Keberatan Ustaz Abu Bakar Ba’asyir Dibebaskan
Menurutnya sebagai negara tetangga, maka sangat kurang etis ikut campur urusan dapur negara Indonesia.
“Indonesia negara hukum, negara berdaulat, seorang ustad ABB sebagai WNI juga sudah jalani semua proses hukum yang berlaku atas semua tuduhan yang di alamatkan kepadanya terkait terorisme. Keadilan model apa yang mau di tuntut dan di ajarkan ke Indonesia??,” ujarnya Senin (20/1).
Ia mengungkapkan, analisanya pemerintah mengambil keputusan membebaskan ustad ABB secara murni tanpa syarat tidak hanya dikaji pada aspek legal hukum yang berlaku di Indonesia. “Pasti juga sudah melalui kajian mendalam menyangkut aspek keamanan. Mengingat beliau adalah sosok sentral dalam pusaran isu terorisme di kawasan Pasifik,” pungkasnya.
Paling tidak, kata dia pemerintah Indonesia melalui alat negara; semua unsur intelijen dan kepolisian akan bekerja memberi garansi menganulir kekawatiran publik bahwa tidak ada dampak terganggunya keamanan atau ancaman serius aksi terorisme sebab bebasnya ustad ABB. “Atau ada sistem dan mekanisme untuk membuat ustad ABB terputus dari semua anasir luar diri beliau yang berupaya menyeret-nyeret dan menjebak beliau pada plan terkait aksi terorisme,” ungkapnya.
Harist juga menjelaskan dalam konstalasi seperti sekarang, justru yang perlu di waspadai adalah kemungkinan operasi-operasi ilegal intelijen asing yang bekerja melalui jejaring mereka di Indonesia.
BACA JUGA:Â Pengamat Melihat Ada “Permainan” Intelijen di Balik Pembebasan Ustad ABB
“Mereka bisa saja dengan bebasnya ustad ABB di jadikan sebagai triger munculnya aksi-aksi terorisme by design intelijen asing. Targetnya memberikan mesagge (pesan) kepada publik untuk mendiskriditkan pemerintah Indonesia bahwa keputusan pembebasan ustad ABB adalah salah atau target yang lebih besar lainnya,” ungkapnya.
Ia mengharapkan, tokoh-tokoh masyarakat khususnya umat Islam untuk bijak bersikap, sungguh perdebatan-perdebatan soal bebas murninya ustad ABB bisa menjadi pintu masuk intelijen asing bermain.
“Jangan sampai tanpa sadar menjadi proxy dari proyek asing yang dengan mudah mengacak-acak Indonesia melalui taktik pecah belah dan adu domba antar anak bangsa. Intelijen asing punya kekuatan untuk design lahirnya kontraksi sosial politik dalam skala luas di NKRI. Ini early warning untuk Indonesia berdaulat,” tegasnya. []
REPORTER: RHIO