• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 6 Juli 2022
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tahukah Anda

Hati-hati Humblegragging, Riya yang Terselubung

Oleh Saad Saefullah
3 tahun lalu
in Tahukah Anda
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
Oleh: Ruslan Zaenudin, S.Pd.I, MM ruslanzaenudin82@gmail.com SEBAGAIMANA kita ketahui Imam Al-Ghazali pernah berpendapat tentang hak-hak sesama muslim. Hal ini dapat kita kaji kembali di saat krisis sosial saat ini. Hak Sesama Muslim yang ke-1 Menurut Imam Al-Ghazali: mengucapkan salam saat bertemu, kemudian memenuhi undangan jika ia memanggilmu, mengucapkan doa ketika bersin, menjenguknya ketika ia sakit, mengantar jenazahnya jika ia meninggal dunia, melaksanakan sumpahnya jika ia bersumpah terhadap anda, memberikan nasihat jika ia meminta nasihat, menjaga nama baiknya jika ia tidak bersama anda, mencintainya sebagaimana anda mencintai diri sendiri, dan membenci apa yang dibencinya. Hal tersebut terdapat dalam hadits maupun ucapan para sahabat. Pada kondisi saat ini manakah yang dapat kita amalkan? Mari kita amalkan yang terbaik yang bermanfaat untuk umat. Hak Sesama Muslim yang ke-2 Menurut Imam Al-Ghazali: menyukai apa yang disukai orang mukmin sebagaimana ia menyukai apa yang dia sukai dan membenci apa yang dibenci orang orang mukmin sebagaimana dirinya membenci untuk apa yang dia benci. BACA JUGA: Hukum Musik Menurut Imam Al Ghazali Nu'man bin Basyir berkata aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang dengan sesama mereka seperti satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh sakit maka seluruh tubuh akan merasakan sakit demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Bukhari Muslim). Seorang mukmin dengan mukmin yang lain seperti satu bangunan sebagian menguatkan sebagian yang lain. Hal ini pas sekali dengan kondisi saat ini, sebaiknya sesama muslim tidak menyebarkan hoax atau fitnah, seorang muslim harus menjadi solusi bagi muslim yang lainnya. Hak Sesama Muslim yang ke-3 Menurut Imam Al-Ghazali: tidak menyakiti salah seorang dari kaum muslimin dengan perbuatan atau perkataan. Seseorang muslim yang bertaqwa tidak akan menggunakan lidah dan tangannya untuk mengganggu orang lain. Demikian pula bertetangga di media sosial yang menjadi tempat kita bertatap muka dan berbincang harus menjadi sarana positif, dalam menyampaikan komentar atau statusnya. sehingga mampu meningkatkan imunitas tubuh. Hak Sesama Muslim yang ke-4 Menurut Imam Al-Ghazali: bersikap tawadhu terhadap setiap muslim dan tidak sombong kepadanya karena sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. Rasulullah ﷺ bersabda “Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku hendaklah kamu tawadhu hingga tidak ada orang yang membanggakan diri pada yang lain”. Kesombongan hanya mendatangkan adzab dan laknat, tak ada satu pun makhluk yang Allah biarkan kesombongannya merajalela, kematian akan menjadi pemutus segala kesombongan. Kepribadian bangsa kita saat ini jangan ternodai dengan kabar tetangga yang menutup jalan umum dengan tembok beton, sehingga tetangganya sulit beraktifitas, kesombongan yang diviralkan. Hak Sesama Muslim yang ke-5 Menurut Imam Al-Ghazali: tidak menyampaikan berita atau gunjingan kepada sebagian yang lain tentang apa yang didengarnya dari sebagian yang lain Nabi ﷺ bersabda tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba. Hak Sesama Muslim yang ke-6 Menurut Imam Al-Ghazali: Ketika marah kepada orang yang dikenalnya maka tidak boleh lebih dari 3 hari. Abu Ayyub Al-anshari berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidak boleh seorang muslim menghindari saudaranya lebih dari tiga hari keduanya saling bertemu lalu saling berpaling, sebaik-baik orang di antara keduanya ada orang yang memulai mengucapkan salam.” (HR. Bukhari dan Muslim). BACA JUGA: 5 Alasan Pentingnya Menjaga Lisan Menurut Imam Al Ghazali Rasa marah pada sesama tidak akan menyelesaikan masalah, hanya mengakibatkan stress berlebihan yang dapat menimbulkan penyakit lahir. Makan tidak nikmat, tidur tidak nyenyak, mata memerah, nafas terengah-engah, pekerjaan tak fokus, dan teman pun menjauh. Hak Sesama Muslim yang ke-7 Menurut Imam Al-Ghazali: melakukan kebaikan pada setiap muslim semampunya dengan tidak membedakan antara keluarga dan yang bukan keluarga. Abu Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah ﷺ tidak pernah bersalaman dengan seseorang lalu ia menariknya sebelum orang itu melepaskan tangannya sendiri, tidak pernah lutut beliau kelihatan terpisah dengan lutut teman bicaranya, dan tidak pernah beliau berbicara dengan seseorang melainkan ia menghadapkan wajahnya ke wajah teman bicaranya, kemudian Rasulullah Saw. tidak akan berpaling dari wajah seseorang sebelum ia selesai bicara. Alangkah mulianya baginda Nabi Muhammad ﷺ gerakan tubuhnya jauh dari kesan merendahkan, menyakiti atau mengintimidasi. Apakah kita yang merasa paling modern sudah mampu berbuat sebagaimana Nabi Muhammad lakukan? Apakah membuka status media sosial di hadapan tamu lebih penting dibandingkan dengan tamu yang berkunjung ke rumah dengan susah payah dan membawa buah tangan untuk kita? Hak Sesama Muslim yang ke-8 Menurut Imam Al-Ghazali: hendaklah seseorang tidak masuk ke rumah orang lain tanpa meminta izin sampai 3 kali jika tidak diizinkan maka ia harus kembali berkata kepada Rasulullah SAW bersabda meminta izin itu 3 kali yang pertama untuk menarik perhatian tuan rumah kedua memperbaiki dan ketiga akan memberi izin atau menolak. Hak Sesama Muslim yang ke-9 Menurut Imam Al-Ghazali: hendaklah ia bersikap sopan kepada semua orang dengan akhlak yang baik dan berinteraksi dengan mereka sesuai dengan keadaannya sebab jika menghadapi orang bodoh dengan ilmu, yang buta huruf dengan fiqih, serta yang gagah-gagah dengan kefasihan maka ia akan disakiti atau merasa sakit. Hak Sesama Muslim yang ke-10 Menurut Imam Al-Ghazali: menghormati orang tua dan menyayangi anak-anak. Jabir ra mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidak termasuk dalam golongan kami orang yang tidak menghormati orang tua dan tidak menyayangi anak kecil” (HR Bukhari dan Abu Dawud dengan sanad Hasan). Hak Sesama Muslim yang ke-11 Menurut Imam Al-Ghazali: selalu memberikan kegembiraan bermuka manis dan bersikap lembut kepada semua orang. Nabi Muhammad ﷺ bersabda: “Tahukah kamu kepada siapa api neraka diharamkan? Para sahabat menjawab; Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui, lalu Nabi bersabda; kepada orang yang lemah lembut yang suka memudahkan dan selalu dekat atau akrab. Hak Sesama Muslim yang ke-12 Menurut Imam Al-Ghazali: janganlah berjanji kepada seorang muslim kecuali bermaksud menepatinya, karena janji itu adalah hutang. Bilamana menjadi pemimpin, menjadi pemegang amanah atau pegawai sekalipun. Berhati-hatilah dengan janji karena sebenarnya dalam hati seseorang yang dijanjikan tetap berharap dan bertanya kapan janji itu akan ditunaikan. BACA JUGA: 6 Nasihat Imam Ghazali yang Dalam dan Penuh Makna Hak Sesama Muslim yang ke-13 Menurut Imam Al-Ghazali: bersikap adil kepada orang lain dan tidak melakukan sesuatu kepada mereka kecuali apa yang ia sukai untuk diperlakukan terhadap dirinya. Keadilan para pemimpin melahirkan keberkahan, do’anya pun diterima. Keadilan para hakim membuatnya terhindar dari api neraka. Keadilan seorang guru akan membuat muridnya mendapatkan porsi ilmu sesuai kemampuannya, Hak Sesama Muslim yang ke-14 Menurut Imam Al-Ghazali: Sebaiknya menghormati orang sesuai kedudukannya. Ketika seorang pejabat dihormati sesuai jabatannya, sebenarnya ia sedang dihormati bukan karena untuk dirinya semata, siapa pun yang menjabat selayaknya kita hormati posisinya. Begitu pula yang dirinya belum mampu naik di posisi tersebut sebaiknya sadar diri, dan tidak menuntut penghormatan berlebihan serta mampu mengikuti arahan dari pemimpin. Demikianlah hak sesama manusia. []

Foto: Pixabay

184
BAGIKAN

ANDA mungkin belum terlalu familiar dengan istilah Humblebragging. Humblebragging secara sederhananya adalah bentuk pamer yang diselimuti oleh sikap mengeluh ataupun mempermalukan diri sendiri.

Humblebragging ada dua macam:

Pertama, yaitu dengan cara seakan merendahkan diri sendiri seperti, “aku gak percaya aku bisa dapat nilai paling bagus di kelas, padahal waktu belajarku mepet banget.” Sedangkan yang kedua dengan cara menyatakan komplain, “aku heran kenapa penjaga kasirnya minta KTPku, padahal umurku sudah 20 tahun, masa’ wajahku gak kelihatan sih?” Humblebragging, menurut para peneliti, dilakukan untuk mendapatkan simpati dan kekaguman orang lain.

BACA JUGA: 8 Perbedaan Orang Sombong dan Percaya Diri, yang Manakah Anda?

ArtikelTerkait

7 Hewan yang Disebutkan dalam Al-Quran, dan Keistimewaannya

5 Pakaian Perempuan pada Masa Rasulullah ﷺ

10 Hal tentang Kabah

Nabi Muhammad Tak Pernah Menguap

Kedua tipe humblebragging ini terdengar cukup berbeda saat diucapkan, tapi keduanya sama-sama gak disukai orang-orang. Keduanya sama-sama terkesan negatif bagi orang lain. Masyarakat cenderung menganggap bahwa orang yang suka humblebrag itu kurang kompeten, kurang menghargai orang lain, kurang bisa dipercaya, egois dan kurang bisa bermurah hati pada orang lain.

Humblebrag, demikian sebutannya, pertama kali muncul di media cetak pada tahun 2002 dan sekarang menjadi salah satu kata yang baru ditambahkan ke kamus.

Francesca Gino, PhD, Michael I. Norton, PhD, dari Harvard Business School, dan Ovul Sezer, PhD, yang mendapatkan gelar doktornya di Harvard Business School dan adalah asisten profesor di Sekolah Bisnis Kenan-Flagler UNC meneliti hal ini.

“Orang-orang tidak suka ketika orang lain melakukan humblebrag karena mereka merasa tidak tulus,” kata Dr. Sezer kepada Reader’s Digest. “Ketulusan adalah dimensi kritis dari evaluasi sosial … itu dipandang sebagai hal mendasar bagi identitas orang.”

Dengan kata lain, orang-orang peduli apakah Anda tulus atau palsu. Bahkan, orang menghargai ketulusan bahkan di atas kompetensi dan kehangatan pada orang lain, demikian menurut Dr. Sezer. “Masalah dengan humblebrags ada dua: Ketika seseorang humblebrags, orang-orang dapat melihat sesumbar itu, dan mereka tidak menyukainya. Lebih dari itu, mereka dapat melihat upaya untuk menyembunyikannya, yang mereka akui sebagai tidak tulus.” 

Bahkan, humblebragging, apakah terselubung dalam keluhan (seperti dalam keluhan Watson tentang tidak nyaman dengan ketenarannya) atau dalam kerendahan hati dianggap kurang efektif daripada menyombongkan diri secara langsung. Jadi, jika humblebragging tidak berfungsi, dan tidak ada yang menyukainya, mengapa kita masih melakukannya? Atau lebih tepatnya, mengapa teman kita?

Kita semua ingin menyoroti kualitas positif kita tanpa terlihat sombong.

Tak pelak, humblebragging merupakan riya. Riya adalah penyakit hati sang tidak jelas keberadaannya. Karena kapanpun dimanapun seseorang hendak beramal sifat ini selalu muncul tiba-tiba. Riya yang samar-samar ini ternyata berbahaya dan bisa mengakibatkan habis semua amal kebaikan kita.

BACA JUGA: Terlalu Takut Riya Jadi Tidak Beramal?

Riya sering diartikan melakukan ibadah ingin mendapat pujian dari orang lain. Menurut Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya Fathul Baari berkata, “Riya ialah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku amalan itu”. Imam Al-Ghazali, riya’ adalah mencari kedudukan pada hati manusia dengan memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan.

Sementara Imam Habib Abdullah Haddad pula berpendapat bahwa riya’ adalah menuntut kedudukan atau meminta dihormati daripada orang ramai dengan amalan yang ditujukan untuk akhirat. 

Advertisements

Jadi, hati-hati, jangan sampai terjebak dalam humblebragging, ya… []

Sumber: idntimes.com | readerdigest.com 

Tags: Riyasombong
Share184SendShareTweetShare
Advertisements



ADVERTISEMENT
Previous Post

8 Bahaya Tidur Terlalu Lama, Salah Satunya Tidur Selamanya (2-habis)

Next Post

Mahalnya Neraka, Murahnya Surga

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki dengan tiga orang anak yang menyukai kisah-kisah Nabi dan para sahabat

Terkait Posts

Hewan yang Disebutkan dalam Al-Quran

7 Hewan yang Disebutkan dalam Al-Quran, dan Keistimewaannya

6 Juli 2022
pakaian perempuan pada masa rasulullah, pakaian nabi, aturan pakaian pria muslim

5 Pakaian Perempuan pada Masa Rasulullah ﷺ

5 Juli 2022
Imam Mahdi, Arah Kiblat, Kabah

10 Hal tentang Kabah

4 Juli 2022
Nabi Muhammad Tanda Cinta pada Nabi Muhammad, Fakta Nabi Muhammad, Cara Rasulullah Berpakaian, Hal yang Disukai oleh Rasulullah, Fakta Nabi Muhammad

Nabi Muhammad Tak Pernah Menguap

1 Juli 2022
Please login to join discussion
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Go to mobile version