Oleh: Syuraik
Waktu ibarat pedang, jika tak pandai memainkan pedang tersebut jelas akan terluka atau bahkan terbunuh karenanya. Dan nyatanya berujung pada penyesalan. Tapi tak banyak yang belajar pun mengambil pelajaran darinya. Juga setiap kali dipertemukan dengan Ramadan. Katanya merindukan namun faktanya?
Ramadan, jika saja dia bisa berkata-kata “Katamu kamu rindu kehadiranku? Ini aku sudah mau pergi dan kamu masih santai?”
BACA JUGA: Ngantuk Waktu Tarawih, Ini Cara Mengatasinya
Berarti rindu itu tak pernah benar-benar terbukti. Tersebab satu bulan di bulan mulia ini masih belum optimal beramal. Dan bisa dipastikan sebelas bulan lainnya ogah-ogahan untuk mengumpulkan berbagai amalan shalih.
Allah subhanahu wa ta’ala menyindir kita dalam firmanNya:
”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (TQS. Al-‘Ashr: 1-3).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang” (HR. Bukhari no. 6412)
Jika kita memang benar-benar memahami bahwa kehidupan kita tidak hanya di dunia ini, pastilah kita bersungguh-sungguh untuk meraih tujuan hakiki kita. Kita pun tahu bahwa tak ada yang tahu juga tak ada jaminan berapa lama kita bisa untuk beramal shalih, terlebih di bulan Ramadan. Ketika Allah subhanahu wa ta’ala beri kesempatan bertemu dengannya, lantas sudahkah kita benar-benar optimal beramal? Harusnya pertanyaan ini selalu kita tanyakan pada diri kita, agar kita tak merugi nantinya.
BACA JUGA: Ini Zikir yang Dibaca Rasulullah Saw di Waktu Sahur
Mari kawan, kita raih keberkahan, keutamaan, juga keridhoan dariNya di bulan mulia, Ramadan. Selain itu, agar waktu kita juga tak sia-sia dan dipenuhi penyesalan. []