• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Minggu, 17 Januari 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Gugurnya Tiga Panglima Pasukan Muslim di Perang Mu’tah

Redaktur Yudi
2 tahun ago
in Sirah
Reading Time: 3min read
0
sahabat sawad

Ilustrasi: Pexels

HITUNGAN waktu saat itu menunjukkan bulan Jumadil ‘Ula, tahun ke-8 Hijriyah. Penguasa imperium Romawi, Heraklius, sudah tak tahan lagi dengan meluasnya pengaruh Islam yang disebarkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam beserta para shahabat yang tanpa kenal lelah dan putus asa itu.

Cemas dan takut memang telah menghantui sang Kaisar. Ia benar-benar melihat adanya bahaya yang amat-sangat yang mengancam eksistensi dan digdaya kerajaan tua itu. Alarm bahaya tersebut tampak terang begitu kekuatan Islam mulai merambah ke wilayah Syam (Syiria)—daerah pendudukan Romawi yang berbatasan langsung dengan daulah Islam yang dipimpin Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.

BACA JUGA: 70 Nama Sahabat Nabi yang Syahid di Perang Uhud

Daripada terpukul mundur dengan menahan beban malu dan kerugian parah, lebih baik membuat serangan mematikan ke pasukan Islam yang sudah melakukan penetrasi di sebagian daerah Syam. Begitu pikiran yang berkembang di dalam benak Heraklius. Negeri kecil inilah yang menjadi aset paling menentukan untuk sebuah grand design eksistensi Romawi.

Maka, diimplementasikanlah sebuah disain perang besar yang bertujuan untuk melumatkan kekuatan Islam hingga ke akar-akarnya: perang Mu’tah. Tak tanggung-tanggung, perang ini melibatkan sekira 200 ribu pasukan utama Romawi dan langsung dipimpin oleh Heraklius.

Rencana yang disusun dengan tingkat rahasia tinggi itu dimaksudkan untuk memetik kemenangan gemilang. Hanya saja Rasulullah dengan bimbingan Rabb-nya dan kemampuan serta pengalamannya mengatur strategi perang, telah mencium gelagat adanya rencana jahat itu.

Didukung oleh semangat jihad dan ribatul ukhuwwah yang kental di kalangan kaum Muslimin saat itu, dalam tempo singkat, sebelum pasukan Romawi bergerak lebih jauh, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mampu menginstruksikan pemberangkatan pasukan perang. Demi memahami karakter perang yang akan berlangsung sangat sengit ini, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mempersiapkan tiga komandan yang hendak bergantian menjadi persatuan dan ukhuwwah pasukan Islam. Mereka adalah Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawahah.

Maksud Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mempersiapkan ketiganya adalah sebagai berikut. Apabila Zaid yang memegang panji Islam dan memimpin perang menemui syahid, maka penggantinya adalah Ja’far. Jika Ja’far pun menemui syahid, komandan perang jatuh pada Abdullah bin Rawahah. Penunjukan tiga pemimpin perang ini terang menunjukkan demikian dahsyatnya medan perang yang bakal dihadapi pasukannya.

BACA JUGA: Ternyata Bukan Hanya Manusia yang Membantu Nabi Isa Berperang di Akhir Zaman Kelak

Maka, diberangkatkanlah tentara Islam menuju Balqa’, wilayah perbatasan Syam. Dalam taujih pemberangkatan mereka, Rasulullah SAW menginstruksikan untuk tetap menjaga soliditas pasukan dengan menyerahkan sikap tunduknya pada pemimpin perang. “Kalian harus tunduk kepada Zaid bin Haritsah sebagai pimpinan. Seandainya ia gugur, pimpinan dipegang oleh Ja’far bin Abi Thalib. Dan seandainya Ja’far gugur pula, maka tempatnya diisi oleh ‘Abdullah bin Rawahah!” sabdanya.

Zaid menjadi shahabat kepercayaan pertama untuk memimpin pasukan. Padahal, jika dilihat dari silsilah kekerabatan, Ja’far—keponakan Rasulullah SAW sebenarnya lebih dekat dengannya. Sedangkan Zaid adalah anak angkatnya yang secara kekerabatan jauh, bahkan tak ada ikatannya.

Di sinilah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mengajarkan tentang ajaran Islam yang lebih menanamkan melihat orang dari derajat ketakwaannya daripada sekadar hubungan sanak-famili. Dengan dasar ini pula ribatul ukhuwwah atau ikatan persaudaraan diukur dari ketinggian taqwa seseorang. Dan Rasulullah SAW telah melihat sosok Zaid yang tinggal serumah dengannya dengan segudang ketakwaan itu.

Tiba di Balqa’ pasukan Islam telah dihadang pasukan Romawi yang berlapis-lapis. Jumlah mereka yang berkali lipat dari pasukan Islam tak menyurutkan semangat jihad. Iman dan taqwa yang telah menyusup ke kalbu dan darah membuat mereka tak gentar sedikit pun. Bahkan, orang-orang beriman itu bahagia dengan dua pilihan pasti: menemui Rabb sesegera mungkin atau menang dengan pertolongan pasukan ghaib yang diturunkan Allah SWT.

Tak pelak, pertempuran sengit segera terjadi. Dentingan pedang yang beradu, anak-anak panah yang melesat dengan cepat ke sasaran lawan, serta ringikan kuda menjadi pemandangan heroik. Sang komandan tidak tinggal diam. Zaid maju ke depan, mengibas-ngibaskan pedangnya ke arah musuh-musuh yang mengerubutinya. Pedang di tangannya itu telah menebas leher beberapa musuh serta menusuk tubuh beberapa di antaranya.

Loading...

Jumlah pasukan Romawi yang tak sebanding itu terus merangsek. Hingga kilatan pedang musuh berhasil menancap di tubuhnya. Ja’far yang bersiaga menjaganya melihat panji pasukan akan terlepas dari tangan Zaid. Ia segera mengambil dan mengibar-ngibarkannya begitu Zaid menemui ajalnya.

BACA JUGA: Rasul Menangis di Malam Perang Badar

Giliran Ja’far memimpin pasukan selama beberapa saat lamanya. Daya juang pasukan Islam terus ia pompakan, seraya mencari batang leher musuh-musuhnya. Takdir pun menentukan Ja’far juga menjumpai syahid. Begitu pun sebelum panji Islam jatuh ke tanah, Abdullah segera menyambarnya lalu memimpin pasukan.

Dan hingga takdir pun menimpa Abdullah yang perkasa itu di saat pasukannya berada di ambang kemenangan. Jasadnya terkapar di atas medan jihad. Kejadian ini ditangkap oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam di Madinah, yang diberitakan oleh malaikat. Rasul pun meneteskan air mata, antara berduka dan bahagia telah mendidik shahabat-shahabat terbaiknya dengan semangat ukhuwwah yang tak semu. []

SUMBER: Majalah SAKSI, Jakarta

 

Tags: Panglima Perangperangperang muktah
Yudi

Yudi

Related Posts

Kemuliaan yang Diperoleh Abu Ayyub

Kisah Gempa Bumi di Era 2 Umar

17 Januari 2021
Islam Adalah Diin yang Sempurna

Saat Rasulullah Bacakan Surat Fushshilat, Semua Orang Kafir Bersujud

16 Januari 2021
Sepenggal Kata yang Mengkhawatirkan Abu Bakar

Tatkala Sahabat Rasul Bertanya Akan Nasibnya di Akhirat

16 Januari 2021
Nabi yang Asal Mulanya Dinamakan Zulkifli dan Ditemui Setan Menyamar Jadi Musafir

Sedekah Utsman bin Affan untuk Penduduk Madinah

15 Januari 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
Kemuliaan yang Diperoleh Abu Ayyub

Empat Pelajaran yang Bisa Diambil dari Kisah Abu Jahal

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Kemuliaan yang Diperoleh Abu Ayyub
Sirah

Kisah Gempa Bumi di Era 2 Umar

Redaktur Eneng Susanti
13 menit ago
5 Tips Mudah Bangun Subuh
Syi'ar

5 Tips Mudah Bangun Subuh

Redaktur Yudi
43 menit ago
Pemerintah Arab Saudi Tutup Masjidil Haram saat Idul Adha
Miracle of Quran

Ka’bah, Poros 7 Langit dan 7 Bumi

Redaktur Sodikin
2 jam ago
5 Bahan Alami Ini Bisa Putihkan Gigi
Renungan

Senyum Gadis Itu

Redaktur Eneng Susanti
8 jam ago

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Add Islampos to your Homescreen!

Add