• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 7 Juli 2022
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar

Gendong Ibunya dari Yaman ke Makkah, Inilah Sosok Uwais Al-Qarni

Oleh Yudi
4 tahun lalu
in Syi'ar
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
uwais al-qarni

Ilustrasi Mekah. Foto: The Atlantic

31.9k
BAGIKAN

DIALAH Uwais Al-Qarni, seorang pemuda yang sangat miskin dan menderita penyakit sopak hingga kulitnya belang-belang. Pakainnya kumal dan compang-camping, hingga tak jarang orang mengiranya pemuda tidak waras.
Uwais ini hidup bersama dengan ibunya yang sudah tua dan lumpuh.

Suatu hari ibunya berkata, “Anakku, hidup ibu mungkin tidak lama lagi akan diminta oleh Allah SWT, sebelum ibu meninggal, ibu ingin pergi berhaji.” Uwais tersentak. Ia tahu ibunya sudah lama memendam keinginannya itu.

Uwais terus berpikir bagaimana caranya bisa membawa ibunya berangkat haji. Sedangkan, ia bukan orang yang banyak harta, perlu unta untuk perbekalan sedangkan ia tak memiliki semua itu.

BACA JUGA: Menakjubkannya Air Susu Ibu

ArtikelTerkait

Ini 3 Tata Cara Menyembelih Hewan Sesuai Tuntunan Islam

4 Cara Mengelola Keuangan untuk Naik Haji

Inilah 8 Tata Cara Mandi Wajib, Panduan Urutan dan Bacaannya

Larangan Memotong Kuku ketika Hendak Berkurban dan 2 Hikmahnya

Uwais akhirnya memutuskan untuk membeli seekor anak sapi. Sapi tersebut memiliki bobot sekitar 20 Kg. Lalu ia membuat kandangnya di bukit. Orang-orang melihat Uwais dengan tatapan mengejek.

“Dasar Uwais gila, aneh sekali membuat kandang sapi di atas bukit!” kata mereka.

Mendengar cemoohan tersebut, Uwais hanya diam tak melawan atau membalas. Bahkan tidak ada rasa sakit hati sedikitpun. Cemoohan masyarakat semakin menjadi tatkala Uwais setiap pagi menggendong sapinya turun menuju lereng dan sore harinya menggendong sapinya menaiki bukit. Sungguh bukan perjalanan yang mudah bahkan ini merupakan perjalanan yang begitu berat.  Ketika ia harus melewati batu-batu terjal dengan harus menggendong sapi.

Berbulan-bulan kemudian anak sapi tersebut telah menjelma menjadi sapi yang besar. Tubuh Uwais pun jauh lebih kuat dari sebelumnya, tangannya kekar dan berotot.

Musim haji pun tiba Uwais sampaikan kepada ibunya, “Ibu, Mari kita berangkat ke Makkah!”

“Dengan apa kita kesana? Ibumu ini lumpuh dan kita tidak punya kendaraan,” ucap ibunya dengan sedih.

“Aku akan menggendong ibu,” jawab Uwais.

Maka pada hari itu Uwais pergi ke makkah dengan menggendong ibunya. Di punggungnya, Uwais menggantungkan perbekalan makanan berupa roti dan air minum. Orang-orang yang sebelumnya engejek Uwais kali ini mereka tertegun. Akhirnya mereka tahu maksud Uwais menggendong sapi naik turun bukit setiap hari tidak lain adalah untuk menggendong ibunya yang sudah lumpuh.

Uwais menggendong ibunya dari Yaman ke Makkah yang jaraknya ratusan kilometer. Berkat Uwais sang ibu berhasil melihat Baitullah dan dapat beribadah haji.

Setelah kembali ke Yaman, sang ibu bertanya, “Uwais, doa apa yang engkau panjatkan di Makkah?”

Uwais menjawab, “Aku berdoa agar Allah mengampuni dosa-dosa ibu.”

Advertisements

“Lalu bagaimana dengan dosa-dosamu sendiri?” tanya ibunya.

“Jika dosa ibu diampuni, ibu akan masuk surga. Jika ibu ridha terhadap saya maka saya juga akan masuk surga.”

“Berdoalah agar Allah menyembuhkan penyakitmu,” pinta sang ibu.

BACA JUGA: Bersahabat dengan Al-Quran adalah Bukti Iman

“Biarlah aku jalani apa yang sudah Allah tetapkan bu,” jawab Uwais yang sedikit keberatan dengan permintaan ibunya.

“Kalau ingin masuk surga maka taatilah ibumu.”

Akhirnya Uwais menaati ibunya dengan berdoa untuk kesembuhan penyakitnya. Setelah berdoa penyakit sopak uwais seketika hilang kecuali tanda yang ada di tengkuk. Tanda ini kelak akan dikenali oleh Umar bin Khathab untuk meyakinkan bahwa mereka bertemu dengan Uwais.

Uwais Al-Qarni meninggal pada 675 M. Ketika meninggal begitu bnayak peziarah yang datang untuk menyalatkan dan mengurus jenazahnya. Padahal dalam hidupnya Uwais tak banyak dikenal dan sering kali tak dihiraukan. []

Sumber: 77 Cahaya Cinta di Madinah/ Penulis: Ummu Rumaisha/Penerbit: Al-Qudwah/ Februari, 2015

Tags: ibuUwais Al Qarni
Share31867SendShareTweetShare
Advertisements



ADVERTISEMENT
Previous Post

Menristekdikti Dianggap Intervensi Pemilihan Rektor Unpad

Next Post

Sandiaga Uno Instruksikan 7 Ribu Relawan PRIDE Menangkan Sosial Media Saat Debat Pertama

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Kedzoliman Ibu-ibu pada Tukang Sayur, Tata Cara Menyembelih Hewan

Ini 3 Tata Cara Menyembelih Hewan Sesuai Tuntunan Islam

6 Juli 2022
Cara mengelola keuangan untuk naik haji

4 Cara Mengelola Keuangan untuk Naik Haji

6 Juli 2022
mandi junub mandi wajib manfaat mandi air dingin, Bahaya Bangun Tidur Langsung Mandi!, Tempat yang Dilarang untuk Buang Hajat, Tempat Terlarang untuk Buang Hajat, yang Dibolehkan ketika Puasa, Tata Cara Mandi Wajib

Inilah 8 Tata Cara Mandi Wajib, Panduan Urutan dan Bacaannya

6 Juli 2022
Hari Kiamat, memotong kuku

Larangan Memotong Kuku ketika Hendak Berkurban dan 2 Hikmahnya

6 Juli 2022
Please login to join discussion
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Go to mobile version