AUSTRALIA–Virus Corona (Covid-19) masih menjadi mimpi buruk dunia lantaran penyebarannya sangat cepat. Sejauh ini menurut data John Hopkins saat ini ada 244 ribu lebih orang di seluruh dunia terinfeksi Corona. Setiap warga di negara yang terpapar virus ini dianjurkan melakukan langkah-langkah pencegaan penyebaran virus.
Sebuah kisah nyata penyebaran virus Corona yang cepat terjadi pada pernikahan sepasang pengantin baru di Australia. Pasangan pengantin bernama Scott Maggs dan Emma Metcalf itu tak menyangka pesta pernikahan mereka yang digelar pada 6 Maret 2020 berubah jadi malapetaka.
BACA JUGA:Â Baik dan Sehat, 4 Kebiasaan Sederhana Orang Asia Ini Bisa Cegah Penyebaran Virus Corona
Seperti dikutip dari Sydney Morning Herald, sampai saat ini kata Mags ada 37 tamu undangan yang terkonfirmasi terinfeksi virus Corona.
Pengantin baru ini mengaku mendapatkan kabar mengejutkan saat mereka tengah berbulan madu di Maldives. Sebuah pesan yang sampai ke ponsel mereka dari dua orang tamu yang membuat pernikahan mereka berubah jadi malapetaka. Dua orang tamu tersebut mengaku mereka positif terinfeksi COVID-19.
Mags pun langsung mengonfirmasikan pada 120 tamu undangan pernikahannya. Dan 120 orang itu menjalani tes. Hasilnya 37 orang terinfeksi Corona.
Dari 37 orang yang terkena Corona itu, dua di antaranya adalah senator di New South Wals, Andrew Bragg, dan putri dari pakar advertising John Singleton, Sally Hawach. Menyedihkannya Sally saat ini tengah hamil 30 minggu dan memiliki dua anak yang masih kecil.
Sally dan suaminya saat ini menjalani karantina di rumah mereka di Sdyney. Tidak lama setelah menghadiri pernikahan Maggs dan Metcalf, Sally mengaku merasa sakit. Dia pun kini khawatir menularkan anak-anaknya yang masih kecil.
BACA JUGA:Â Antisipasi Wabah Virus Corona, Hotel Syariah Ini Sediakan Welcome Drink Herbal
“Anakku yang setahun menunjukkan tanda-tanda terkena COVID dan dia sangat sakit,” tulis Sally di Instagramnya.
Maggs dan Metcalf sang pengantin pastinya merasa sangat sedih dengan apa yang menimpa para tamu undangan pernikahan mereka. Kesedihan mereka semakin bertambah karena kini keduanya dituduh orang-orang sebagai pihak yang tak bertanggungjawab karena tetap menggelar pernikahan saat ada virus Corona.
“Kami merencanakan pernikahan berbulan-bulan sebelumnya. Tidak ada histeria atau pelarangan pada 6 Maret, itu tidak ada di radar,” kata mereka. []