• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Senin, 25 Januari 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Faktor-faktor Penyebab Kematian yang Buruk (2-Habis)

Redaktur Yudi
2 bulan ago
in Tsaqofah
Reading Time: 3min read
0
Takut terhadap Hantu Termasuk Perbuatan Syirik?

Ilustrasi: Unsplash

Iman yang lemah

IMAN yang lemah dapat melemahkan cinta kepada Allah dan menguatkan cinta dunia dalam hatinya, dan bahkan lemahnya iman itu dapat menguasai dan mendominasi dirinya sehingga tidak tersisa dalam hatinya tempat untuk cinta kepada Allah kecuali sedikit bisikan jiwa, sehingga pengaruhnya tidak nampak dalam melawan jiwa dan menahan maksiat serta menganjurkan berbuat baik.

Akibatnya ia terperosok ke dalam lembah nafsu syahwat dan perbuatan maksiat, sehingga noda hitam dosa menumpuk di dalam hati dan akhirnya memadamkan cahaya iman yang lemah dalam hati. Dan ketka sakaratul maut datang, cinta Allah semakin melemah manakala ia melihat ia akan berpisah dengan dunia yang dicintainya.

Kecintaannya pada dunia sangat kuat, sehingga ia tak rela meninggalkannya dan tak kuasa berpisah dengannya. Pada saat yang sama, timbul rasa khawatir dalam dirinya bahwa Allah murka dan tidak mencitainya.

Cinta Allah yang sudah lemah itu berbalik menjadi benci. Akhirnya bila ia mati dalam kondisi iman seperti ini, maka ia mendapat su’ul khatimah dan sengsara selamanya.

BACA JUGA: Perkataan Dua Orang Shalih saat Menghadapi Kematian

Sebab yang melahirkan su’ul khatimah ini adalah cinta dan cenderung kepada dunia disertai iman yang lemah yang pada gilirannya mengakibatkan lemahnya cinta kepada Allah. Cinta dunia adalah penyakit yang umumnya menimpa kebanyakan manusia.

Jadi, orang yang pada saat mati, hatinya didominasi oleh urusan-urusan dunia, maka hal itu mengisi seluruh ruangan dalam hatinya. Selanjutnya, bila dalam kondisi seperti itu roh keluar dari jasadnya maka hatinya tunduk pada dunia, dan ia terhijab dari Tuhannya.

Dihikayatkan bahwa Sulaiman ibn Abdul Malik, saat memasuki kota Madinah untuk berziarah, berkata, “Apakah di Madinah masih ada tokoh yang pernah bertemu sahabat?” Mereka menjawab, “Ya, masih. Namanya Abu Hazim.” Lalu ia minta diantar ke tempat Abu Hazim.

Sesampainya di depan Abu Hazim, Sulaiman berkata, “Hai Abu Hazim, kenapa kami tak suka mati?” Abu Hazim menjawab, “Kalian memakmurkan dunia dan menghancurkan akhirat. Maka kalian tak sudi keluar dari kemakmuran menuju kehancuran.”

Sulaiman berkata, “Benar engkau! Lalu bagaimana posisi kami di sisi Allah?”

Abu Hazim menjawab, “Cocokkan amalmu dengan Kitabullah.”

Sulaiman bertanya, “Di mana hal itu kutemukan?”

Jawab Abu Hazim, “Dalam firman Allah, ‘Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka’.”

Sulaiman bertanya lagi, “Di mana rahmat Allah?” Abu Hazim menjawab, “Rahmat Allah dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.”

Loading...

Sulaiman berkata, “Lalu bagaimana pengadilan di depan Allah?”

Abu Hazim menjawab, “Orang yang berbuat baik adalah seperti orang yang telah lama hilang kembali ke keluarganya, sedangkan orang yang berbuat jahat seperti budak yang melarikan diri lalu dihadapkan kepada majikannya.”

Lalu Sulaiman menangis sampai-sampai suaranya meninggi dan tangisannya menyayat hati. Kemudian ia berkata, “Berilah aku wasiat!”

Abu Hazim menjawab, “Awas! Jangan sampai Allah melihatmu pada saat Ia melarangmu atau Ia luput darimu pada saat ia memerintahkanmu.”

Shidiq Hasan Khan menukil pandangan al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin bahwa su’ul khatimah ada dua tingkatan dan salah satunya lebih besar dari yang lain. Tingkatan yang sangat besar adalah bila yang mendominasi hati pada saar sakaratul maut adalah syak (keraguan) atau pengingkaran.

Apabila seseorang wafat dalam kondisi seperti itu maka selamanya ia akan terhijab dari Allah. Hal ini akan membuatnya jauh dari rahmat Allah dan memperoleh azab yang abadi.

Kedua, yang setingkat di bawahya, yaitu bila yang mendominasi hatinya adalah cinta pada dunia sehingga hal itu memenuhi ruangan dalam hatinya dan tidak menyisakan tempat untuk yang lain. Bila rohnya melayang dalam kondisi seperti itu, maka itu sangat mmbahayakan, sebab seseorang mati tergantung atas kebiasaannya selama ia hidup.

BACA JUGA: Jika dari Hasil Evolusi, Manusia Bakal Mati karena Lambungnya Sendiri

Pada saat itu kerugian yang dideritanya sangat besar. Kecuali memang jika akar iman dan cinta kepada Allah telah tertanam di dalam hati cukup lama dan diperkuat oleh amal shaleh, maka hal itu dapat menghapus kondisi seperti di atas.

Selanjutnya, bila kualitas imannya mencapai kadar yang dapat mengeluarkannya dari neraka, maka ia akan keluar dari neraka. Bila kualitas imannya lebih rendah, maka ia masuk neraka dalam waktu lama. Bila iman itu hanya sebesar biji sawi, maka ia pasti akan keluar dari neraka walaupun setelah beribu-ribu tahun.

Selanjutnya setiap yang meyakini Allah berikut sifat-sifat dan perbuatan-Nya dengan keliru, baik karena taklid atau dengan pikiran sendiri, maka ia berada dalam bahaya, dan zuhud serta keshalehan sekalipun tidak dapat menolak bahaya ini. Bahkan ia tidak akan selamat kecuali dengan akidah yang benar sesuai dengan al-Qur’an dan sunah. []

Sumber: Ensiklopedia Kiamat/ Karya: Dr. Umar Sulayman al-Asykar/Penerbit: Serambi

Tags: Husnul KhatimahMatisu'ul khatimah
Yudi

Yudi

Related Posts

Dampak Micin Terhadap Perilaku Masyarakat Menurut Ibnu Khaldun

Dampak Micin Terhadap Perilaku Masyarakat Menurut Ibnu Khaldun

25 Januari 2021
Diet Sehat dengan 4 Buah Ini

Diet Sehat dengan 4 Buah Ini

25 Januari 2021
Shaf Shalat Utama bagi Perempuan

Nasib Perempuan di Zaman Jahiliyah

24 Januari 2021
Tanda Akhir Zaman; Umat Islam ‘Jiplak’ Budaya Barat

Ternyata, Semua Nikmat yang Allah Anugerahkan adalah Ujian

24 Januari 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
5 Tahun setelah Tragedi, Charlie Hebdo Tampilkan lagi Kartun Nabi

Baper Baca Adegan Percintaan di Novel Romantis, Bagaimana Hukumnya?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Ngidam Harus Dituruti, Benarkah?
Dunia Wanita

Sujud Jadi Tips dan Solusi bagi Ibu Hamil untuk Mengatasi Bayi Sungsang

Redaktur Eneng Susanti
27 menit ago
Tidak Jenius atau Pintar? Jadilah Orang Beruntung!
Syi'ar

Tidak Jenius atau Pintar? Jadilah Orang Beruntung!

Redaktur Yudi
57 menit ago
Fakta Malaikat Mikail; Tak Pernah Tertawa dan Kerap Dampingi Malaikat Jibril Bertugas
Miracle of Quran

Langit Punya Kemampuan untuk ‘Mengembalikan’

Redaktur Sodikin
2 jam ago
Menikahi Wanita yang Sudah tak Perawan
Islam 4 Beginner

Agar Bidadari Cemburu Padamu

Redaktur Laras Setiani
2 jam ago

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Add Islampos to your Homescreen!

Add