ADA sebuah pelajaran dari teman saya tentang doa.
Satu kali, saya berkesempatan mendatangi kediaman seorang sahabat. Hari Jumat. Penuh berkah. InsyaAllah. Ga sendirian. Ada tiga orang anak yatim di situ.
Sahabat saya ini, kaya secara materi-lah. Punya mobil beberapa. Rumah sana dan situ. Saya sering banget mendengar, membaca dan menyimak soal bersama anak-anak yatim. Tapi, jujur aja, baru kali itulah punya pengalaman begitu personal dengan anak-anak yatim.
Sama anak-anak yatim itu, saya ngobrol. Mereka jawab ini itu. Kadang-kadang mereka menggelendot ke saya.
BACA JUGA: Percakapan Seorang Ayah dan Anak Perempuan tentang Orang-orang Julid
Usia mereka antara 4 sampai 6 tahun. Lagi banyak nanya ini itu emang. MasyaAllah, saya baru tau dan merasakan banget, bener apa kata Nabi, jika engkau ingin melembutkan hatimu, sering-seringlah bersama anak-anak yatim.
Setelah ngobrol sana ke mari, tuan rumah, sahabat saya itu, ngajak doa bersama. Waktu dia doa, saya terdiam.
Saya masih inget banget, dia doa melulu meminta ampunan atas dosa dan khilaf. Yang telah lalu, ataupun yang akan datang. Yang tersembunyi ataupun yang terang-terangan. Yang ini atau yang itu.
BACA JUGA: Apa Hubungan Baca Al-Quran dan Pekerjaanmu?
Ya Allah, saya jadi malu, sungguh. Kebanyakan doa saya sepertinya lebih banyak minta materi. Minta dicukupkan kehidupan.
Demikianlah, doa orang-orang kaya, sering tak terduga. Bisa jadi terlihat sangat sederhana namun justru itulah, salah satu doa yang paling banyak dipanjatkan oleh Nabi. Bukankah Nabi tak kurang 70 kali dalam sehari meminta ampunan kepada Rabb-nya? Astagfirullah… []