DUNIA barat mengenal Roger Bacon sebagai orang pertama yang menemukan mesiu. Ada pula ilmuwan Jerman, Albert Magnus yang dikenal juga menguasai pengetahuan tentang mesiu.
Namun nyatanya, penemuan Bacon yang dibangga-banggakan Barat itu merupakan hasil jiplakan dari buku-buku kimia yang berasal dari Arab. Begitu juga Magnus yang menguasai mesiu dari ‘Liber Ignium‘. Ternyata buku itu berasal dari kitab bahasa Arab yang diterjemahkan ke bahasa Spanyol.
Dalam peradaban Islam, pengetahuan tentang mesiu dikenal berkat penemuan luar biasa seorang ilmuwan muslim, Hasan Al-Rammah. Dalam bukunya berjudul Al-Furusiyyah wa Al-Manasib Al-Harbiyyah, ilmuwan Muslim kelahiran Suriah itu berhasil menulis sebanyak 107 rumus atau resep penggunaan mesiu.
BACA JUGA:Â 5 Dasar Teknologi Kecantikan yang Ditemukan Ilmuwan Muslim
Sebanyak 22 resep mesiu yang diraciknya khusus digunakan untuk roket. Menurut Al-Rammah, komposisi bahan untuk meluncurkan sebuah roket terdiri dari 75 persen potasium nitrat, 9,06 persen sulfur dan 15,94 persennya karbon. Perhitungan yang dilakukan Al-rammah pada abad ke-13 M itu sudah mampu mendekati komposisi ideal, yakni 75 persen potasium nitrat, 10 persen sulfur, dan 15 persen karbon.
Sisa rumus atau komposisi racikan mesiu lainnya yang dibuat Al-Rammah untuk kepentingan militer dan sisanya untuk membuat mercon.
Ia menulis buku yang penting dan mengguncangkan itu antara tahun 1270 M hingga 1280 M. buku tersebut secara khusus ditulis atas permintaan seorang guru yang terkenal bernama Najm al-Din Hasan Al-Rammah.
Para sejarawan berpendapat, begitu banyaknya jumlah rumus penggunaan mesiu untuk beragam tipe persenjataan mengindikasikan bahwa Al-rammah tak menemukannya seorang diri. Dalam lembar pertama bukunya, Al-Rammah menyebut pengetahuan yang ditulisnya sebagai warisan pengetahuan.
Bisa jadi semua pengetahuannya itu menurun dari sang kakek. Sebab, pada akhir abad ke-12 M atau awal abad ke-13 M bubuk mesiu sudah dikenal di Suriah dan Mesir.
Pencapaian Al-Rammah itu mendapat pengakuan dari peradaban Barat. Johnson mengatakan, dunia Islam merupakan peradaban yang pertama kali kali mengembangkan senjata yang sesungguhnya. Ia juga mampu menjelaskan saltpetre melalui proses kimia dan kristalisasi.
BACA JUGA:Â 3 Warisan Ilmuwan Muslim yang Bermanfaat Bagi Dunia
Al-Rammah juga tercatat sebagai seorang insinyur Muslim pertama yang mencetuskan dan menjelaskan tentang torpedo pada 1270 M. Dalam bukunya, ia juga menggambarkan sebuah torpedo melesat dengan sebuah sistem roket yang diisi dengan bahan peledak dan memiliki tiga titik api.
Al-Rammah memang bukanlah ilmuwan Muslim pertama yang mengenal potasium nitrat. Insinyur Muslim sebelumnya seperti Al-Razi, Al-Hamdani, dan risalah berbahasa Arab-Suriah pada abad ke-10 M itu sudah menjelaskan tentang potasium nitrat dan rumus-rumus tentang mesiu. Ibnu Al-Baitar juga telah mengungkapkan tentang potasium nitrat pada tahun 1240 M.
Namun, warisan pengetahuan yang dikembangkan oleh ilmuwan muslim tersebut telah menjadi pelopor penemuan-penemuan baru terkait mesiu di dunia modern. []
SUMBER: KHAZANAH REPUBLIKA