• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Sabtu, 20 Agustus 2022
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Sirah

Detik Terakhir Kehidupan Nabi, Tatkala Kabar dari Langit Telah Terputus

Oleh Dini Koswarini
2 tahun lalu
in Sirah
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
Nabi dan orang badui, Ali bin Abi Thalib, Amr bin Luhai, Fakta Nabi Dzulkifli

Foto: Pinterest

0
BAGIKAN

PADA hari Senin, ketika kaum muslim mendirikan shalat Subuh di belakang Abu Bakar r.a., mereka terkejut melihat Rasulullah ﷺ menyibakkan tirai kamar Aisyah, lalu memandangi mereka yang sudah berbaris rapi untuk shalat.

Rasulullah ﷺ tersenyum dan tertawa sekilas. Abu Bakar r.a. mundur dari tempat imam, karena mengira bahwa Rasulullah akan shalat bersama mereka. Hampir saja kaum muslim membatalkan shalat karena gembira melihat Rasulullah keluar dari kamarnya.

Namun, Nabi memberi isyarat agar mereka menyelesaikan shalat. Selanjutnya Rasulullah kembali memasuki kamar dan menutup tirainya.

Saat waktu duha pada hari yang sama telah berlalu, Rasulullah ﷺ memanggil istri-istri dan keluarganya.

ArtikelTerkait

Sebelum Hijrah, Rasulullah Perintahkan Ali bin Abi Thalib untuk Kembalikan Barang-barang Titipan

Kaab bin Malik dan Taubatnya

Inilah 7 Fakta Ali bin Abi Thalib yang Menarik

Hafalan Hadits Abu Hurairah

Fatimah al-Zahra r.a. yang segera menemui Rasulullah terlihat sangat berduka melihat ayahandanya yang sangat menderita dan berusaha menahan rasa sakit yang teramat berat.

BACA JUGA: Bumbu Cinta dari Dua Kubu Istri Rasulullah

Ia bertanya kepada Rasulullah ﷺ, “Teramat sakitkah, duhai Ayah?”

Rasulullah ﷺ menjawab, “Setelah hari ini, ayahmu tidak akan lagi merasakan derita, wahai Fatimah.”

Kemudian Rasulullah ﷺ memanggil Hasan dan Husain, mencium keduanya, lalu mewasiatkan kebaikan kepada mereka. Setelah itu Rasulullah memanggil istri-istrinya, menasihati, dan mengingatkan mereka.

Rasulullah ﷺ akhirnya berwasiat kepada seluruh manusia, “Dirikanlah shalat, dirikanlah shalat, dan perlakukanlah budak-budak kalian dengan baik.”

Rasulullah ﷺ mengulangi wasiatnya itu berulang kali. Terdengar tarikan napas Rasulullah ﷺ semakin pendek-pendek sehingga Aisyah r.a. segera menyandarkan kepala beliau di atas pangkuannya.

Aisyah r.a. menuturkan saat-saat terakhir perjumpaannya dengan Rasulullah ﷺ, “Nikmat terbesar sepanjang hidupku adalah bahwa Rasulullah wafat di rumahku, di hariku, di antara waktu pagi dan siangku; dan sesungguhnya Allah menghimpun air ludahku dan air ludahnya di saat kematiannya.

“Abdurahman ibn Abu Bakar memasuki kamar dengan siwak di tangannya. Rasulullah bersandar di pangkuanku dan aku melihatnya me-mandangi siwak yang dibawa Abdurrahman sehingga aku men-duga beliau ingin bersiwak.

Aku bertanya, ‘Maukah kuambilkan untukmu?’

Rasulullah menganggukkan kepalanya. Lalu kuambil siwak itu. Namun, Rasulullah tampak semakin payah. Aku bertanya lagi, ‘Kulembutkan untukmu?’

Advertisements

Rasulullah ﷺ mengangguk sekali lagi. Lalu aku melembutkan siwak itu—atau meminta seseorang untuk melembutkannya.”

Usai bersiwak, Rasulullah ﷺ mengangkat tangannya atau jari-jarinya, sementara pandangannya menembus atap rumah. Kedua bibirnya tampak bergerak-gerak.

Aisyah mendengarnya berkata lirih, “Bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat di antara para nabi, shiddiqin, syuhada, dan shalihin. Ya Allah ampunilah aku, sayangilah aku, dan pertemukan aku dengan Kekasih Yang Mahatinggi. Ya Allah, Engkaulah kekasih Yang Mahatinggi.”

Rasulullah ﷺ wafat di ujung waktu duha hari Senin 12 Rabiul Awal 11 Hijriah, ketika genap berusia 63 tahun lebih empat hari menurut hitungan tahun qamariah.

BACA JUGA: Kisah Wanita Penghuni Surga Bersama Rasulullah

Ummu Ayman r.a. pengasuh Nabi menangis keras sehingga seseorang bertanya kepadanya, “Wahai Ummu Ayman, apakah kau menangis karena kepergian Rasulullah?”

Ummu Ayman menjawab, temi Allah, aku menangis bukan karena aku tahu bahwa Rasulullah pergi ke tempat yang lebih baik dari dunia. Aku menangis karena kabar dari langit telah terputus!”

Para sahabat menangis keras seakan mereka tak pernah menangis sebelumnya. Para wanita menangis sejadinya. Semua orang yang mendengar kabar duka itu menangis keras seakan-akan mereka tak pernah menangis sebelumnya.

Kota suci Madinah berkabung, bahkan seluruh semesta berduka. []

Sumber: Kisah Hidup Abu Bakar Al-Shiddiq/Karya: Mustafa Murrad/Penerbit: Zaman/2007

Tags: kabar dari langitkisah kematian Nabi Muhammad
ShareSendShareTweetShare
Advertisements



ADVERTISEMENT
Previous Post

Menyoal Shalawat Nariyah

Next Post

Aku Gajah, Bukan Badak!

Dini Koswarini

Dini Koswarini

Terkait Posts

Nabi Yusuf Abu Bakar Siddiq, Nabi Sulaiman. ali bin abi thalib

Sebelum Hijrah, Rasulullah Perintahkan Ali bin Abi Thalib untuk Kembalikan Barang-barang Titipan

19 Agustus 2022
Imam Hasan Al-Bashri Pekerjaan adalah Ibadah, Nabi Isa AS. Nabi Ilyas, kaab bin malik

Kaab bin Malik dan Taubatnya

19 Agustus 2022
Fakta Ali bin Abi Thalib

Inilah 7 Fakta Ali bin Abi Thalib yang Menarik

18 Agustus 2022
Fakta Abdurrahman bin Auf:, Utsman bin Affan, Al-Qamah, Nabi Khidir, Uzair, Umar bin Khattab, ﷺ, Abu Hurairah

Hafalan Hadits Abu Hurairah

16 Agustus 2022
Please login to join discussion
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist