• Redaksi
  • Iklan
  • Disclaimer
  • Copyright
Minggu, 29 Mei 2022
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Ramadhan
  • Cari
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Ramadhan
  • Cari
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result
Home Dari Anda Info Umat

Demi Kemajuan, Indonesia Harus Lakukan Revolusi Pendidikan 4.0

by Rifki M Firdaus
4 tahun ago
in Info Umat
Reading Time: 3 mins read
0
NGOPI (Ngobrol Pendidikan Indonesia) bertema "Revolusi Industri 4.0, Sarjana: Lahirnya Kaum Intelektual atau Hanya Menambah Pasar Manusia Terdidik?". Foto: Istimewa

NGOPI (Ngobrol Pendidikan Indonesia) bertema "Revolusi Industri 4.0, Sarjana: Lahirnya Kaum Intelektual atau Hanya Menambah Pasar Manusia Terdidik?". Foto: Istimewa

JAKARTA—Revolusi Industri 4.0 memaksa sebuah bangsa untuk melakukan revolusi, salah satunya dalam bidang pendidikan. Apabila Indonesia ingin menjadi negara maju maka Indonesia harus melakukan revolusi pendidikan 4.0.

Pernyataan ini disampaikan oleh salah satu pembicara dalam acara NGOPI (Ngobrol Pendidikan Indonesia) bertema “Revolusi Industri 4.0, Sarjana: Lahirnya Kaum Intelektual atau Hanya Menambah Pasar Manusia Terdidik?”

BACA JUGA: Orang Tua, Ini Saran Ustaz Abdul Somad soal Pendidikan Anak

Acara yang diinisiasi oleh DD Pendidikan, Sabtu (19/10/2018) ini bertempat di Warunkomando Tebet Jakarta Selatan. Hadir sebagai pembicara yaitu Drajat Martianto, Wakil Rektor 1 Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan; Fadli Hari Purnomo, Plant and Engineering General Manager PT. Astra Otoparts Tbk; serta Purwa Udiutomo, General Manager Sekolah Kepemimpinan Bangsa.

Para pembicara menyampaikan berbagai perspektif terkait tema yang diangkat. Dari perspektif akademisi, Drajat menyampaikan bahwa Revolusi Industri 4.0 menjadi tantangan tersendiri bagi dunia akademisi.

“Institusi pendidikan dituntut untuk mampu menjawab tantangan perubahan zaman yang sangat cepat. Tidak hanya sekedar menghasilkan lulusan yang memiliki ijazah, namun kampus harus mampu menghasilkan pembelajar yang tangguh dan kreatif. Perubahan zaman yang semakin distruptif, menjadikan kampus harus mencetak mahasiwa yang lincah dalam belajar,” kata Drajat dalam paparan awalnya.

“Selain itu institusi pendidikan ditantang untuk menganalisis dimensi profesi kedepan. Profesi apa saja yang mungkin muncul dan akan hilang sehingga kampus bisa menyiapkan pembelajaran yang tepat untuk menjawab tantangan zaman,” jelas Drajat lebih lanjut.

Sementara itu dari perspektif industri, Fadli Hari Purnomo yang kini menjabat General Manager Plant and Engineering PT. Astra Otoparts Tbk menyampaikan bahwa Revolusi Industri 4.0 membawa perubahan besar karena 2 hal.

BACA JUGA: Pendidikan Akhlak Jadi Solusi Dampak Negatif Generasi Milineal

“Pertama, terkait teknologi digitalisasi manufacturing sedangkan yang kedua adalah tekanan pasar yang semakin melek teknologi. Untuk menjawab tantangan pertama, maka Industri dituntut menerapkan teknologi yang mampu merespon era revolusi industri 4.0. Dampak selanjutnya, industri ditantang untuk mencari SDM yang siap menjawab kebutuhan industri berbasis ICT dan pasar yang melek teknologi” kata Fadli dalam paparan singkatnya.

Sedangkan Purwo Udi Utomo, General Manager Sekolah Kepemimpinan Bangsa Dompet Dhuafa Pendidikan menyampaikan bahwa Revolusi Industri 4.0 menjadikan maraknya mahasiswa yang menjadi entrepreneur. Kondisi ini bisa mengubah status ekonomi mahasiswa dengan cepat. Selain itu beliau menyampaikan tentang pengaruh teknologi terhadap gerakan mahasiswa.

“Sebuah gerakan sosial yang digalang oleh aktivis BAKTI NUSA, salah satu program beasiswa yang dikelola Dompet Dhuafa Pendidikan ketika tergerakkan untuk memperbaiki sekolah rusak dapat berjalan secara mengagumkan. Bermodal sosial media, dalam waktu 2 bulan sudah ada tindak lanjut perbaikan dari pemerintah. Bandingkan dengan beberapa tahun lalu, dimana ratusan aktivis melakukan aspirasi dijalan-jalan namun tidak ada perubahan sama sekali,” jelas Purwo.

Purwo kemudian menjelaskan lebih lanjut tentang tantangan di era revolusi industri 4.0.

“Pertama, paradigma SDM pengelola pendidikan dimana ada gap usia antara pemegang kebijakan dengan mahasiswa. Kedua, harus dipastikan ada hal penting yang tetap dipegang teguh meskipun ditengah perubahan, yaitu integritas,” jelas Purwo.

Loading...

Dalam sesi tanya jawab salah seorang peserta bertanya tentang urgensi pendidikan formal di masa depan. Masing-masing pembicara kemudian memberikan pandangannya. Drajat Martianto, Wakil Rektor 1 Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan menjawab, kedepan memang institusi formal bukan satu-satunya pilihan.

“Saat ini saja tidak sedikit mahasiswa putus kuliah, namun mereka dapat sukses besar menjadi seorang rentrepreneur. Tapi hal yang perlu diingat bahwa tidak semua hal bisa dipelajari sendiri secara informal. Kampus merupakan tempat berkembangnya ilmu pengetahuan serta tempat mengajarkan mahasiswanya menemukan pola pikir,” pesan Drajat.

Sedangkan Purwo menyoroti dari 2 hal. Pertama dari sisi pragmatis, harus diakui pendidikan formal masih dibutuhkan. Bagaimanapun ijazah masih menjadi sesuatu hal yang diperhatikan di masyarakat. Tingkat pendidikan seseorang mencerminkan status sosial ditengah-tengah masyarakat. Kedua, secara strategis pendidikan formal harus tetap dijaga. Tak sedikit entrepreneur yang sudah sukses melanjutkan studi S2. Alasannya bukan untuk mencari ijazah, namun untuk menemukan jejaring,” jelas Purwo.

Data dari Kemenristek setiap tahun hampir satu juta sarjana diluluskan dari 3.243 Perguruan Tinggi di Indonesia dan 600 ribu diantaranya menjadi pengangguran. Kondisi ini menjadi masalah yang harus diselesaikan oleh dunia pendidikan Indonesia. Era 4.0 menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pendidikan indonesia. Sudah selayaknya pendidikan Indonesia melakukan terobosan-terobosan revolusioner agar mampu menghasilkan lulusan yang tangguh menghadapi perkembangan zaman. []

Tags: 4.0IndustripendidikanRevolusi
ShareSendShareTweet



loading...
loading...
Previous Post

Bersahabat dengan Anak

Next Post

Ketika Suami “Berkhianat”

Rifki M Firdaus

Rifki M Firdaus

Related Posts

IBF 2022, buku, Selandia baru,

Pameran Buku Islam Hadir Kembali, IBF 2022 akan Digelar Offline pada Bulan Agustus

27 April 2022
Mushola Al Muhajirin Gadingkulon Dau Malang

Sambut Ramadhan, Mushola Al Muhajirin Gadingkulon Dau Malang Gelar Pasar Bahagia

2 April 2022
sepeda santai

Semarakkan Ramadhan, Pondok Modern Teknik Ibnu Rusyd Gelar Acara Sepeda Santai

28 Maret 2022
Forum Zakat

Gelar HRD OPZ Forum 2022, Forum Zakat Dorong Tiga Hal

24 Maret 2022
Please login to join discussion
Advertisements

Ramadhan

Hukum Rokok kematian, Dajjal

Mengapa Rokok Membatalkan Puasa dan Inhaler Tidak Membatalkan Puasa?

by Adam
4:09 pm
0

...

Foto: Aldi/Islampos

3 Tingkatan Puasa

by Adam
6:14 am
0

...

Foto: Unsplash

Puasa di Wilayah yang Siangnya Mencapai 19 Jam

by Yudi
9:00 pm
0

...

Manfaat Wudhu Sebelum Tidur, Apakah Mazi Membatalkan Wudhu

Apa Hukum Jika Air Tertelan Akibat Berkumur saat Berpuasa?

by Adam
8:45 am
0

...

julukan untuk para sahabat

Bekal Ilmu sebelum Ramadhan

by Eva F Hasan
8:19 am
0

...

ADVERTISEMENT
Facebook Twitter Youtube Pinterest

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Ramadhan
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.