SENYAWA hasil metabolisme sekunder yang lazim dikenal sebagai metabolit sekunder diproduksi sebagai benteng pertahanan tumbuhan dari pengaruh buruk lingkungan atau serangan hama penyakit. Metabolit sekunder tidak memiliki fungsi khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Berdasarkan asal mula biosintesisnya, metabolit sekunder terbagi menjadi 3 kelompok besar: terpenoid dan steroid, alkaloid dan senyawa nitrogen terkait, serta fenilpronaoid dan senyawa fenolat lainnya.
BACA JUGA:Â Dari mana Senyawa Berkhasiat Muncul? (1)
[bs_smart_list_pack_start][/bs_smart_list_pack_start]
Terpenoid dan Steroid
Berdasarkan jumlah atom karbonnya, terpenoid bisa digolongkan ke dalam kelompok: hemiterpenoid (C5), monoterpenoid (C10), seskuiterpenoid (C15), diterpenoid (C20), sesterterpenoid (25), triterpenodi (C30), tetraterpenoid (C40) dan politerpenoid (C>40). Triterpenoid (C30) sendiri terdiri dari steroid, saponin, dan glikosida jantung.
Monoterpene (C10) berperan aktif dalam mekanisme pertahanan tumbuhan, contohnya resin pada keluarga coniferae Monoterpene juga berfungsi sebagai penarik serangga (repellent). Contoh senyawa golongan monoterpene yang terkenal di dunia pengobatan adalah menthol, limonene, dan geraniol.
Sesquiterpen (C-15) bertekstur rasa pahit, berperan besar dalam mekanisme pertahanan pertumbuhan, dan merupakan kelompok dengan keragaman senyawa terbesar, mencapai 200 jenis. Contoh sesquiterpen adalah artemisinin, senyawa aktif dari tanaman Artemisia annua.
Diterpenoid (C-20) bersifat racun dan sanggup mengiritasi. Taxol, salah satu senyawa diterpen berhasil diisolasi dari tanaman yang di Barat terkenal sebagai Passific Yew dan digunakan sebagai obat kanker.
Triterpenoid (C30) memiliki aktivitas psikologi yang sangat berarti dalam dunia pengobatan tradisional. Komponen aktifnya bekerja untuk mengobati penyakit diabetes, berefek sitotoksik sehingga dipakai sebagai antitumor, mengatasi malaria dan gangguan menstruasi. Contohnya azadirachtin dari tanaman nimba Azadirachta indica, andrographolide dari sambiloto Androghrapis paniculata, dan digitoxin asal tanaman Digitalis purpurea.
BACA JUGA:Â Hasil Penelitian: Zat Ini Bisa Atasi Insomnia
Sterol atau steroid adalah senyawa yang banyak ditemukan di hewan dan tumbuhan, merupakan triterpena yang memiliki cincin siklopentana perhidrofenantrena sebagai kerangka dasarnya. Saponin merupakan perpaduan glikosida triterpene dan sterol yang ada di kurang lebih 90 marga tanaman. Saponin memiliki kemampuan menghemolisis sel darah, menurunkan kadar kolesterol, mencegah penyempitan pembuluh darah jantung (arterosklresosis). Saponin sanggup menembus dinding sel dan pada beberapa organisme bisa bersifat racun.
Alkaloid
Ini adalah golongan senyawa organik yang paling banyak ditemukan dalam tumbuhan. Alkaloid merupakan senyawa yang menyerupai basa, terbukti dari asal namanya Alkali (basa) dan oid (menyerupai). Dalam struktur dasarnya alkaloid banyak mengandung gugus atom N.
Sebagian besar terbentuk dari gugusan asam amino. Alkaloid memiliki aktifitas yang menonjol dalam dunia pengobatan. Beberapa senyawanya yang kondang adalah nikotin, kafein, kokain, morfin, opium, kolkisin (Cholchium autumnale) dan codein.
Senyawa Fenolat
Hasil metabolisme sekunder yang termasuk dalam senyawa fenolat terdiri dari beragam senyawa dengan struktur molekul yang heterogen. Yang terkenal dalam dunia pengobatan dan farmasi adalah kelompok flavonoid dan tanin.
Sudah ada kurang lebih 2.000 macam flavonoid yang berhasil diidentifikasi. Falvonoid bertanggung jawab melindungi tanaman dari pengaruh buruk sinar ultra violet dan berpedan sebagai pemberi warna pada tanaman. Contoh flavonoid antosianin dan isoflavon. Flavonoid dapat bekerja sebagai antioksidan untuk mengendalikan radikal bebas, antivirus, antimikroorganisme, mengurangi pembekuan darah, melancarkan aliran darah, anti radang, memulihkan sel-sel liver, antihipertensi, pereda sakit (analgesik), antialergi, dan merangsang pembentukan estrogen.
Kelompok senyawa fenolat kedua adalah tanin. Senyawa ini kerap digunakan sebagai obat diare, penawar racun, antivirus, antikanker, dan antiHIV. Ciri khas herba yang mengandung tanin adalah berasa sepat seperti daun jambu biji dan teh. Tanin menghalangi penyerapan senyawa aktif codein dan ephedrine. []
[bs_smart_list_pack_end][/bs_smart_list_pack_end]