• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 22 Maret 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Konsultasi

Bolehkah Mengutuk Makanan?

Oleh Adam
4 tahun lalu
in Konsultasi
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
sengaja tinggalkan puasa ramadhan

Foto: Aldi/Islampos

102
BAGIKAN

 

Assalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Ustadz,  saya ingin bertanya  apa ada hubungan antara perkataan dan perasaan dengan  kenyataan dalam hidup? Contohnya kita  sering mengutuk dan menghina makanan. Bagaimana Islam memandang hal ini? Jazakallah.

BAPAK MUH. CANDRA/HP.0821117861XXX

Wa’alaikumsalam  Warahmatullahi Wabarakatuh. Bapak Candra yang dirahmati Allah SWT, Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan apapun. Beliau akan memakannya jika menyukainya dan membiarkannya jika tidak menyukainya. (HR Bukhari dari Abu Hurairah).

ArtikelTerkait

Tak Kuat Ingin Menikah, tapi Harus Tunggu Ibu Pulang dari Luar Negeri, Bagaimana?

Hukum Suami Tidak Mau Menggauli Istrinya

Hukum Merokok untuk Redakan Batuk, Bagaimana?

Janda Ingin Menikah tapi Tak Disetujui Orang Tua Calon Suami, Bagaimana?

Pernahkah kita merenungkan bagaimana sepiring nasi dan lauk pauknya terhidang di hadapan kita? Ternyata di situ ada sebuah proses panjang untuk mendatangkannya. Sebuah proses yang menggambarkan betapa luar biasanya cinta dan kasih sayang Allah Azza wa Jalla kepada manusia.

BACA JUGA: Wudhu bisa Bikin Makanan Bertambah Berkah

Saat terhidang sepiring nasi putih hangat dan wangi saja, ada jutaan proses yang terjadi dengan ribuan orang yang terlibat di dalamnya. Ada pedagang yang menjual bibit dan pupuk. Ada petani yang membajak sawah, mengairi, dan menanamkan benih-benih padi. Ada anak-anak sawah yang menjaga agar di siang hari padi yang menguning tidak dimakan burung. Ada para buruh yang memetik dan memanen padi. Ada orang-orang yang mengumpulkan dan menggiling padi menjadi beras. Ada yang mengemas beras-beras tersebut ke dalam karung.

Tak hanya itu, ada pula kuli yang mengangkut karung-karung tadi ke mobil truk. Sejumlah sopir dan kernet yang membawa beras tersebut ke pasar. Ada para montir dan tukang bensin yang membantu mobil tersebut bisa sampai ke tempat tujuan. Ada para kuli yang menurunkan beras tersebut dan mengangkutnya ke tempat penampungan atau toko-toko beras. Ada para pedagang yang menjual beras-beras tersebut dengan segala pelayanannya.

Lalu ada seseorang yang membeli beras tersebut ke pasar, membawanya ke rumah dengan bantuan tukang ojek, menyimpannya di tempat penyimpanan beras buatan pabrik yang mempekerjakan ribuan orang, kemudian dia membersihkannya dengan air ledeng, menanaknya dengan gas elpiji (proses mendapatkan dan mengemas gas elpiji sendiri sangat rumit dan kompleks), mendinginkannya, lalu menghidangkannya di hadapan kita.

Subhanallah, ada banyak tahapan dan perjalanan panjang yang harus dilalui agar sepiring nasi bisa sampai ke mulut kita.

Itu baru nasi, belum lagi lauk pauknya. Ada ikan dan garam dari laut. Ada asam dan sayuran dari gunung. Ada bahan pangan yang di impor dari luar negeri dan sebagainya. Bagaimana bisa seekor ikan cucut dengan susah payah ditangkap para nelayan di samudera Hindia misalnya, bisa sampai ke rumah kita di Purwakarta, Bandung, Jakarta, Solo, padang, dan tempat lainnya. Bagaimana bisa tomat atau susu segar dari Lembang, Tawangmangu, Brastagi yang merupakan wilayah pegunungan bisa hadir dan dinikmati di daerah pesisir.

Bagaimana bisa sebutir atau dua butir kurma nan manis dari sebuah perkebunan di Arab sana, yang berjarak ribuan kilometer, melintasi samudra, gunung, gurun pasir nan tandus, bisa nyangkut dengan mudahnya si perut kita saat bulan puasa!

Ada berjuta keajaiban di sini yang jarang disadari oleh manusia. Ada banyak mekanisme yang teramat rumit namun indah yang memungkinkan setiap manusia mendapatkan jatah rezekinya dengan cara yang unik. Padahal, di muka bumi ini, makhluk Allah bukan hanya manusia. Ada jutaan spesies hewan dan tumbuhan yang tersebar di daratan dan lautan. Namun, semuanya mendapatkan rezekinya sesuai kadar dan kepastiannya tanpa tertukar antara satu dan lainnya. Allah adalah Ar-Razzaq; Dzat Yang Maha Memberi rezeki dan hanya Dia yang mampu mengatur itu semua.

BACA JUGA: Membungkus Makanan Sisa

Jadi alangkah naïf dan bodohnya, jika kita yang tidak punya kuasa apa-apa mengutuk atau mencela hasil akhir dari sebuah proses seindah dan sehebat itu. Mencela makanan, apapun jenis makanan itu, pada hakikatnya menggambarkan ketiadaan adab dan penghormatan kepada dia yang memberi kita makan.

Mencela atau menghinanya sama artinya dengan merendahkan perbuatan Yang Maha Kuasa dan menjerumuskan kita ke dalam sikap kufur nikmat. Padahal, pada saaat bersamaan ada orang-orang yang tengah merintih kelaparan. Sesuap nasi atau segenggam makanan yang kita cela dalam bayangan mereka bagaikan segenggam berlian, saking berharganya.

Itulah sebabnya, dengan sangat indahnya, Rasulullah SAW memberi teladan dalam hal memperlakukan makanan. Jika suka, maka Beliau makan namun jika tidak menyukai Beliau tinggalkan, tanpa membuat celaan. Semoga jawaban yang saya sampaikan bermafaat untuk semua pembaca. Wallahualam. []

 

Tags: mencela makanan
Share102SendShareTweetShare
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Tidak Iri dan Dengki Atas Nikmat Orang Lain, Orang Ini Jadi Ahli Surga

Next Post

UAS Jelaskan 3 Konsekuensi Seorang Muslim Ucapkan Selamat Natal

Adam

Adam

Dengan Ilmu, engkau berani bertindak dan dapat menahan diri untuk diam

Terkait Posts

Tanda Calon Suami Penyayang, Tak Kuat Ingin Menikah, Buya Hamka, Hukum Nikah dengan Mualaf tapi Belum Disunat,, Alasan Allah SWT Benci Perceraian

Tak Kuat Ingin Menikah, tapi Harus Tunggu Ibu Pulang dari Luar Negeri, Bagaimana?

12 Januari 2022
Hukum Suami Tidak Mau Menggauli Istrinya, Adab Berhubungan Suami Istri, Manfaat Wudhu Sebelum Tidur, yang Dibolehkan ketika Puasa, jima suami istri, manfaat hubungan badan, Waktu Terbaik untuk Berjima, Pantangan Seksual

Hukum Suami Tidak Mau Menggauli Istrinya

12 Desember 2021
Hukum merokok

Hukum Merokok untuk Redakan Batuk, Bagaimana?

6 Desember 2021
Nama-nama Putra Putri Nabi

Janda Ingin Menikah tapi Tak Disetujui Orang Tua Calon Suami, Bagaimana?

7 Februari 2021
Please login to join discussion

Terbaru

Anak Yatim

Jelang Ramadhan, Balai Asuh Yatim dan Dhuafa (BAYD) Hunian Purwakarta Santuni 15 Anak Yatim

Oleh Amang Dede
21 Maret 2023
0

Para anak yatim juga tampak senang mendapatkan santunan ini. "Alhamdulillah, senang banget," ujar salah satu dari mereka.

Waktu Gangguan Jin

6 Waktu Gangguan Jin

Oleh Haura Nurbani
21 Maret 2023
0

Seorang mukmin harus mempunyai "senjata" khusus dalam menghadapi  mereka. Seorang mukmin juga harus mengetahui waktu gangguan jin. 

Ramadhan

Tarbiah Ramadhan: Rebutlah kelebihan yang dijanjikan!

Oleh Amang Dede
21 Maret 2023
0

Justeru, betapa Ramadan ini menjadi bukti, betapa pengasih dan penyayangnya Allah Subhanahuwataala kepada kita semua.

Ramadhan

Nikmatnya Bersedekah di Ramadhan, Bulan yang Penuh Berkah

Oleh Amang Dede
21 Maret 2023
0

Salah satu yang juga ditunggu oleh umat Islam adalah keberkahan bersedekah di bulan yang berkah ini, bulan suci Ramadhan.

Terpopuler

Puasa Tidak Diterima Jika Belum Maaf-maafan Sebelum Ramadhan?

Oleh Eppi Permana Sari
2 Mei 2017
1
Puasa Tidak Diterima Jika Belum Maaf-maafan Sebelum Ramadhan? 1

Akan tetapi, mengatakan bahwa bermaaf-maafan adalah syarat agar puasa diterima tidaklah benar.

Lihat Lebih

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Amang Dede
30 September 2020
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat Lebih

Berpuasa Sunnah Seminggu sebelum Ramadan, Bolehkah?

Oleh Eva F Hasan
2 Maret 2023
0
Foto: Sahabat Penaku

BANYAK di antara kita yang tidak sempat memperbanyak puasa di bulan sya’ban ini. Sehingga ia menyempatkan berpuasa seminggu sebelum Ramadhan....

Lihat Lebih
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Update Contents
Islampos We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications