• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Senin, 8 Maret 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Berkat Doa Ibu: Dulu Dianggap Pengemis Sekarang Jadi Bos

Redaktur Eppi Permana Sari
4 tahun ago
in Renungan
Reading Time: 2min read
0
Berkat Doa Ibu: Dulu Dianggap Pengemis Sekarang Jadi Bos

Foto: Channel Sahabat

KETERBATASAN fisik bukan penghalang meraih kesuksesan. Paling tidak itulah yang tercermin pada Sugimun yang lahir tahun 1970, di dusun Mojopuro, Magetan, Jawa Timur, pemilik tiga unit toko elektronik Cahaya Baru.

Ketika Sugimun pergi ke solo untuk membeli mobil. Saat masuk ke sebuah shoowroom mobil, seorang karyawan menghampirinya dan mengulurkan uang recehan kepadanya. Diperlakukan seperti itu Sugimun segera menukas.

“Oh, saya bukan pengemis, Mas. Saya cari mobil,” Ujarnya.

Menurut Sugimun, sang karyawan mengira dirinya seorang pengemis karena menggunakan kursi roda.

Cahaya Baru dikenal sebagai toko elektronik yang cukup besar. Omsetnya sudah mencapai 150 juta per bulan.

Keberhasilan Sugimun seperti sekarang tidak lepas dari usaha dan doa ibunya. Maklum, selain sejak kecil cacat, Sugimun juga lahir dari keluarga miskin. Saking miskinnya, ia tidak sempat mengenyam pendidikan formal. “Sekolah TK saja tidak pernah,” kenangnya.

Perubahan kehidupan Sugimun berawal pada usia 19 tahun. Ketika itu, seorang aparat desa beberapa orang dari Dinas Sosial datang ke rumahnya.

Mereka mengajak Sugimun mengikuti program penyantunan dan rehabilitasi sosial dan penyandang cacat di Panti Sosial Bina Daksa (PSDB) “Suryatama” di kota Bangil, Jawa Timur.

“Pada awalnya, saya merasa rendah diri karena semua teman saya penyandang cacat memiliki pendidikan formal mulai dari SD, SMP bahkan ada yang lulusan SMA,” kenangnya. Sedangkan dirinya belum mengenal baca tulis.

Namun karena tekadnya untuk bangkit dan tidak ingin bergantung pada orang lain, rasa rendah diri itu dibuangnya jauh-jauh.

Setelah dua tahun mengikuti program pelatihan, Sugimun kembali pulang kampung. Namun ia tidak punya aktivitas di desanya.

Akhirnya ia mencoba mencari kerja di tempat usaha servis elektronik. Sayangnya, kebanyakan berujung pada penolakan.

“Mungkin mereka menilai saya tidak cukup mampu bekerja dengan baik karena kondisi fisik seperti ini,” kenangnya,

Yang menyedihkan, seringkali ia disangka pengemis saat melamar pekerjaan.

Loading...

Berbekal restu dan doa sang ibu, tahun 1992 ia menjual perhiasan emas milik ibunya senilai Rp. 15.000,-. Uang tersebut sebagian ia pakai untuk menyewa lapak emperan pasar sayur Magetan.

Di tempat yang kecil itu, ia membuka usaha jasa servis elektronik dan menjual isi korek api. Dengan perlengkapan seadanya, setiap hari ia melayani pelanggannya.

Dengan penuh ketelatenan dan kesungguhan, Sugimun berusaha meraih kepercayaan para pelanggan, terutama dalam menepati janji. Ia berusaha keras untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

Ia juga tidak pelit menjelaskan kepada pelanggannya tentang kerusakan dan onderdil yang harus dibutuhkan, termasuk harga dan kualitas onderdil yang bervariasi.

“Ternyata dengan cara seperti itu kepercayaan bisa didapatkan,” katanya.

Satu hal yang ia syukuri, ia hanya cacat fisik, bukan cacat rohani. Cacat fisik yang ia alami tidak membuatnya jatuh terpuruk mengharap belas kasih orang lain, melainkan sebagai pelecut semangat untuk menggapai cita-cita mandiri. []

Tags: doa yang di ijabahibuip renungan
Eppi Permana Sari

Eppi Permana Sari

Related Posts

Ketika Surga Tak Bisa Dilihat

Ketika Surga Tak Bisa Dilihat

8 Maret 2021
Tak Ada Gunanya Meratapi Masa Lalu

Belum Cukupkah Kita Menyia-nyiakan Waktu?

8 Maret 2021
Kunci Bahagia adalah Bersyukur

Jangan Menggantungkan Bahagia pada Manusia

7 Maret 2021
Pohon Nangka pun Mendengar

Pohon Nangka pun Mendengar

6 Maret 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
Hanya 4 Batang Sehari Kok, Tidak Banyak

Bapak Kami Perokok Berat, Kami Harus Bagaimana?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Seruan Padati Al-Aqsha dengan Sejuta Jemaah
Palestina

Peringatan Isra Mi’raj, Syekh Shabri Ajak Umat Ramaikan Al Aqsha

Redaktur Sodikin
26 menit ago
Disebutkan dalam Alquran, Ini 4 Janji Allah bagi Hambanya
Islam 4 Beginner

Ini 22 Kesalahan dalam Membaca QS Al Fatihah (1)

Redaktur Eneng Susanti
1 jam ago
Apa Itu Rukyat, Hilal dan Hisab?
Tahukah Anda

Apa Itu Rukyat, Hilal dan Hisab?

Redaktur Yudi
2 jam ago
Ketika Surga Tak Bisa Dilihat
Renungan

Ketika Surga Tak Bisa Dilihat

Redaktur Ari Cahya Pujianto
2 jam ago

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Add Islampos to your Homescreen!

Add