• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 24 Maret 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Berkaca dari Kisah Heroik Muhammad Al-Fatih

Oleh Dini Koswarini
4 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Ilustrasi. Foto: Panjimas.com

Ilustrasi. Foto: Panjimas.com

148
BAGIKAN

Oleh: Tarmizi Ihza, [email protected]

Pemuda muslim adalah generasi penerus umat ini. Di pundaknyalah estafet perjuangan Nabi Muhammad SAW dibebankan. Dahulu, ada seorang tokoh yang begitu inspiratif. Tokoh yang bahkan sudah dijanjikan di dalam Al-Qur’an kejayaannya. Siapakah beliau? Dapatkah kita berkaca pada kisah inspiratif beliau?

Pemuda muslim sangat diharapkan perjuangannya untuk mencapai kejayaan umat, untuk bisa meraih kembali kejayaan islam terdahulu. Islam sangat memperhatikan kaum pemuda, karena masa muda adalah masa keemasan, masa yang penuh dengan aktifitas-aktifitas yang bisa mendatangkan kebaikan, bisa meraih kemuliaan dan kejayaan untuk umat.

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Ali Imran: 110).

ArtikelTerkait

2 Persiapan Menyambut Ramadhan

Bekal-bekal Para Pengemban Dakwah

Mengubah Stroberi Parents Menjadi Powerful Parents

Mengapa Allah Menamakan Dirinya Allah?

Bagaimana dalam ayat tersebut Allah SWT menuntut kita menjadi umat terbaik diantara umat-umat lainnya. Berkaca kembali kepada masa kejayaan umat islam pada masa lampau. Pada zaman Bani Utsmaniah ada sosok pemuda muslim yang begitu fenomenal, yang mampu menaklukkan kerajaan Romawi Timur yang telah berkuasa selama 11 abad. Beliau adalah Sultan Mehmed II atau yang biasa dikenal dengan nama Sultan Muhammad Al-Fatih. Muhammad al-Fatih adalah salah seorang raja atau sultan Kerajaan Utsmani yang paling terkenal. Beliau merupakan sultan ketujuh dalam sejarah Bani Utsmaniah. Sejarah mencatat Sultan Muhammad Al-Fatih menaklukkan Konstantinopel saat masih berusia 21 tahun.

Sejak kecil beliau telah ditempa oleh ayahnya, Sultan Murad II untuk menjadi seorang pemimipin yang baik dan tangguh melalui bimbingan para ulama. Menghafalkan Al- Qur’an 30 juz, mempelajari hadits-hadits, memahami ilmu fikih, belajar matematika, ilmu falak dan strategi perang adalah makanan sehari-hari beliau semenjak kecil. Selain itu, beliau juga menguasai bahasa Arab, Turki, Persia, Ibrani, Latin dan Yunani pada usia 21 tahun. Pencapaian prestatif inilah yang menjadikan beliau begitu terkenal dan menjadi sosok pemimpin yang membawa kejayaan islam pada masanya. Kita sebagai pemuda muslim seharusnya berkaca pada pencapaian sosok Sultan Muhammad Al-Fatih.

Pertanyaannya, bagaimana dengan kondisi pemuda muslim saat ini? Sudahkah pemuda muslim merefleksikan dirinya sebagai muslim sejati? Mampukah pemuda muslim memainkan peran dan menciptakan pencapaian prestatif untuk menjawab tantangan pada era globalisasi? Kembali lagi kita melihat lebih dalam mempelajari apa yang telah di lakukan oleh sosok Muhammad Al-Fatih untuk mencapai masa kejayaannya. Diceritakan bahwa keberhasilan Muhammad Al-Fatih tak luput dari keshalehan, keberanian dan kemuliaan akhlaknya. Beliau tidak pernah meninggalkan shalat wajib, tahajud dan rawatib sejak baligh hingga saat kematiannya. Hampir seluruh tentara Muhammad Al-Fatih pun seperti itu. Karena semangat jihad, kepentingan memuliakan niat dan harapan kemenangan di hadapan Allah SWT menjadikan beliau dan para tentaranya akhirnya berjaya mengantarkan cita-cita mereka.

Lalu, Bagaimana dengan Pemuda Muslim sekarang? Kita mulai dari yang paling dasar yaitu pola hidup kebanyakan pemuda muslim yang sangat memprihatinkan di zaman sekarang. Berapa banyak pemuda muslim yang memiliki kebiasaan mengunjungi masjid untuk menunaikan sholat fardhu dan kegiatan spiritual bermanfaat lainnya? Berapa banyak pemuda muslim yang menggunakan waktunya untuk mempelajari kitab Allah? Berapa banyak pemuda muslim yang peduli terkait hal-hal aqidah yang telah di ajarkan oleh Rasulullah SAW?

Mirisnya, kebanyakan pemuda muslim justru lebih senang menghabiskan waktunya di tempat-tempat hiburan meski harus mengeluarkan biaya, padahal tidak menimbulkan manfaat apapun. Bila dibandingkan dengan manfaat yang bisa kita dapatkan dari sebuah Masjid, tentu sangat drastis. Padahal masjid sama sekali tidak meminta uang kita sepeserpun. Kondisi pola hidup yang sangat memprihatinkan inilah yang membawa ke pola pergaulan yang tidak menyehatkan. Pemuda muslim banyak yang terjerumus ke dalam pergaulan seks bebas, narkoba, dan pergaulan yang tidak menyehatkan lainnya. Pada zaman ini, benteng pertahanan terakhir berada pada diri sendiri. Jangan sampai kita terlena dan terjerumus kepada hal-hal yang merugikan diri kita beserta umat islam lainnya. Kembali lagi merujuk surah Al-Imran ayat 110, bagaimana umat islam yang sebenarnya, seorang pemuda muslim sejati.

Pemuda muslim memang sewajarnya memiliki nilai-nilai aqidah islam yang menuntun kehidupan dan menjiwai seluruh perbuatan dan tindakan yang dilakukan. Dengan membawa nilai aqidah ini seharusnya seorang pemuda muslim sudah bisa mencapai pencapaian prestatif. Untuk mencapai sebuah prestasi bukanlah perkara yang mudah. Dan bahkan jika kita lihat dominansi pemuda muslim dalam mencapai prestasi di dunia ini lebih sedikit dibandingkan yang beragama selain muslim. Sesungguhnya prestasi akan dapat diraih jika seorang pemuda muslim tersebut memenuhi syarat pertama yaitu cerdas. Cerdas disini dalam artian memiliki kapasitas intelektual yang memumpuni, cerdas dalam membaca peluang dan menyusun strategi yang aplikatif. Sudah sewajarnya pemuda muslim mendalami pengetahuan terhadap islam.

Dengan memiliki basis intelektual dan moral islam yang kuat, pemuda muslim tidak akan terbawa arus global yang didominasi oleh liberalisme dan hedonisme. Lalu sudah sewajarnya juga setiap pemuda muslim ini memiliki kemampuan dan menjadi ahli dalam suatu bidang. Seperti contoh Muhammad Al-Fatih yang memiliki kemampuan dalam strategi perang. Sudah sewajarnya pemuda muslim juga memiliki wawasan yang luas yang mencakup aspek kehidupan, dengan memiliki wawasan yang luas, sangatlah mudah dalam membangun hubungan sosial dan juga memiliki modal yang sangatlah cukup untuk meraih prestasi.

Selain itu, nuansa lingkungan kompetisi untuk saling berprestasi akan menjaga dan terus memacu gelora kita untuk berprestasi. Inilah motivasi eksternal. Ini sama pentingnya dengan motivasi internal. Tanpa motivasi eksternal dari lingkungan maka motivasi internal kita akan mudah melemah dan juga tanpa lingkungan yang mendukung, gelora berprestasi kita pasti akan hilang.

Kepekaan sosial juga akan membawa naluri berprestasi kita untuk berkarya sesuai dengan kebutuhan zaman. Tanpa kepekaan, kita tidak akan mampu mengetahui apa sebenarnya apa yang dibutuhkan zaman dan juga umat islam. Prestasi kita akan sia-sia. Prestasi hanya akan menjadi semuan belaka jika justru menimbulkan kerugian. Maka dari itu awali niat berprestasi dengan memberikan manfaat untuk kehidupan.Selain itu prestasi bukanlah sekedar kata-kata yang hanya tertulis rapi di buku impian kita atau hanya menjadi imajinasi belaka, Prestasi membutuhkan aksi dan aksi butuh strategi. Sebagaimana Sultan Al-Fatih yang pandai meracik strategi, begitu pula kita seharusnya. Kita harus menentukan bidang spesifik apa yang akan menjadi medan prestasi kita. Lalu, kita tentukan karya apa yang dapat kita ciptakan dengan langkah-langkah realistis serta ikhtiar sebaik mungkin. Dalam menjawab tantangan global ini, dengan prestasi pemuda muslim akan menjawabnya.

Dengan dia menjadi muslim sejati.

Tags: Muhammad Al FatihMuslim Sejatipemuda
Share148SendShareTweetShare
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Muslimah Perindu Surga

Next Post

Hukum Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW

Dini Koswarini

Dini Koswarini

Terkait Posts

Target Amalan Harian Ramadhan, Ramadhan bulan syukur, Amalan di Akhir Ramadhan, Hari Raya,

2 Persiapan Menyambut Ramadhan

14 Maret 2023
Pengemban Dakwah

Bekal-bekal Para Pengemban Dakwah

14 Maret 2023
Hikmah Rasa Lapar, Stroberi Parents

Mengubah Stroberi Parents Menjadi Powerful Parents

12 Maret 2023
Allah

Mengapa Allah Menamakan Dirinya Allah?

9 Maret 2023
Please login to join discussion

Terbaru

Jenis Munafik

3 Jenis Munafik

Oleh Dini Koswarini
24 Maret 2023
0

Berhati-hatilah akan nifak. Ada tiga jenis munafik yang harus diwaspadai oleh seorang Muslim.

Batal Puasa karena Bekerja di Panas Terik

Hukum Orang yang Batal Puasa karena Bekerja di Panas Terik

Oleh Amang Dede
24 Maret 2023
0

Apa hukum orang yang batal puasa karena bekerja di panas terik?

Waktu Utama Membaca Surat Al-Ikhlas, Adab Berhubungan Suami Istri, Puasa Batal

Bercumbu dengan Istri di Siang Hari Ramadhan Sampai Keluar (Mani), Apakah Puasa Batal?

Oleh Amang Dede
24 Maret 2023
0

Apakah ini termasuk dosa? Kalau memang ya, apa tebusannya? Dan bagaimana apakah batal puasa?

Foto: Unsplash

Yuk, Nulis Bareng dan Punya Buku Karya di Islampos!

Oleh Amang Dede
24 Maret 2023
0

Yuk nulis bareng di Islampos. Dibimbing sampai punya karya lho!

Terpopuler

Onani Tidak Keluar Mani, Bagaimana Hukum Puasa Saya?

Oleh Amang Dede
5 Juni 2017
0
Foto: Amber Freda

Boleh jadi, mani akan keluar setelah beberapa lama Anda berupaya menahannya.

Lihat Lebih

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Amang Dede
30 September 2020
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat Lebih

Siksa Kubur Dihentikan di Bulan Ramadhan, Benarkah?

Oleh Eppi Permana Sari
20 Maret 2019
0
Bulan Haram

Ramdaha adalah bulan penuh ampunan,maka benarkah siksa kubur dihentikan di bulan ramadhan?

Lihat Lebih
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Update Contents
Islampos We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications