• Redaksi
  • Iklan
  • Disclaimer
  • Copyright
Rabu, 25 Mei 2022
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Ramadhan
  • Cari
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Ramadhan
  • Cari
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result
Home Kolom

Berharap Keturunan jadi Pemakmur Baitullah

by Mila
3 tahun ago
in Kolom
Reading Time: 2 mins read
0
hajar aswad

Ilustrasi: Islam Is Logic

Oleh: Salim A Fillah

SEJAK dulu, banyak orang Amerika sendiri yang mencibir proyek-proyek antariksa NASA. Berpuluh tahun milyaran dolar dibuang ke luar angkasa tanpa hasil nyata yang bisa dinikmati manusia, kata mereka.

Tapi seorang profesor terkemuka dari Carnegie-Melon University yang mati muda karena kanker pankreas, Randy Pausch, memberi catatan menarik dalam kuliah terakhir menjelang wafatnya yang dibukukan dan difilmkan dengan tajuk “The Last Lecture.”

“Yang telah diberikan NASA kepada anak kecil seusiaku saat itu adalah sebuah WOW,” ujarnya. “Kita bisa ke bulan. Kita bisa menjelajahi langit yang penuh bintang. Inspirasi seperti itu telah menggerakkan berjuta anak Amerika, bahkan seluruh dunia untuk mencapai apa yang mereka capai sekarang. Ya, harganya milyaran dolar. Tapi itu sangat sebanding dengan jutaan anak yang bisa bermimpi dan berjuang mewujudkan mimpi mereka.”

BACA JUGA: Kisah Pria yang Meninggal saat Sujud di Baitullah

Yang mercusuar diperlukan untuk memandu masa depan.

Agaknya saya punya harapan serupa bagi anak Indonesia, dalam bentuk yang lebih sederhana. Ada beberapa tentu, tapi poin kali ini adalah Imam Masjidil Haram.

‘Ulama Nusantara punya sejarah kedudukan terhormat di Tanah Suci. Syaikh Muhammad Nawawi Al Bantani, Syaikh Ahmad Khathib Al Minankabawy, dan Syaikh Junaid Al Batawy yang menjadi Imam Masjidil Haram, hingga para khathib, pengajar, dan penulisnya yang penuh dedikasi seperti Syaikh Mahfuzh At Tarmasy, Syaikh ‘Abdush Shamad Al Falimbani, Syaikh Khathib Sambas, Syaikh Muhammad Arsyad Al Banjari, Syaikh Baqir ibn Nur Al Juqjawi, Syaikh Abdul Ghani Bima, Syaikh Nahrawi Al Banyumasi, dan puluhan nama lain hingga masa akhir Syaikh Muhammad Yasin Al Fadani.

Tentu memang saat ini Kerajaan Arab Saudi mengatur agar yang menjadi Imam di Haramain hanya yang berstatus warga negaranya sahaja. Tetapi di masa depan, kita dapat berharap ada perubahan. Selain Arab, komunitas muslim dunia yang terbesar kini justru berbahasa Urdu dan Indonesia-Melayu.

Alkisah, beberapa dasawarsa lalu seorang pemuda Arab diusir keluarga besarnya karena menikahi seorang perempuan Pakistan yang dianggap tak sepadan. Lelaki ini bersama istrinya lalu mendidik putra mereka menjadi seorang ‘Alim yang Hafizh lagi merdu suaranya. Kini, sang putra diangkat menjadi salah satu Imam Masjidil Haram paling favorit. Maher Al Mu’aiqly namanya. Kebanggaan bagi kakek yang dulu pernah menundung ayahnya.

Barangkali cita saya agar akan ada lagi Imam Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan bahkan Masjidil Aqsha yang berasal dari Nusantara belum tampak fajarnya. Tapi saya pernah menitipkan ini pada Menteri Agama kita untuk disampaikan pada Kerajaan melalui Pengetua Para Imam Haramain Syaikh ‘Abdurrahman As Sudais. Saya yakin, ini bukan hanya soal kebanggaan sebagai bangsa, tapi inspirasi penuh cahaya bagi anak-anak kita.

BACA JUGA; Pelajaran Berharga dari Kisah Ibrahim dan Hajar

Para ayah dan para ibu, setidaknya citakanlah anak-anak kita menjadi pemakmur rumah Allah. Karena satu-satunya ambisi seorang ibu bagi anaknya yang saya temukan sampai dinadzarkan dan dipuji dalam Al Quran, adalah agar bayi dalam kandungan menjadi pemimpin keshalihan dan pelayan ibadah di rumahNya.

“Ingatlah ketika istri ‘Imran berkata, ‘Duhai Rabbku, sungguh aku nadzarkan padaMu janin dalam kandunganku untuk menjadi muharrar, orang yang shalih lagi berkhidmah di Baitul Maqdis, maka terimalah nadzar dariku. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Ali ‘Imran: 35)

Loading...

Tiga hari yang lalu, menerima kenang-kenangan dari salah satu Imam Masjidil Haram, Syaikh Faishal Ghazzawy, saya berdoa bahwa kelak Nawwaf Muharrik Fillah atau adik-adik dan kawan seangkatannya menjadi bagian dari muharrar, para Imam yang beribadah dan melayani ibadah di ketiga Masjid Suci. Allaahumma Aamiin. []

Tags: BaitullahKeturunanSalim A Fillah
ShareSendShareTweet



loading...
loading...
Previous Post

Mulai April, UEA Izinkan Penjualan Rokok Elektronik

Next Post

Masih Pantaskah Menganggap Diri Kita Suci?

Mila

Mila

Related Posts

buku

Bukumu adalah Dirimu

21 Mei 2022
kitab turats, Mahasiswa

Mahasiswa Timteng cuma Seputar Kitab Turats?

21 Mei 2022
ibu tua

Ibu Tua yang Duduk Menangis di Tangga

15 Mei 2022
Apa Kabar Ramadhan, Keutamaan Ramadhan, Amalan di Akhir Ramadhan

8 Cara Meraih Keutamaan Ramadhan

27 April 2022
Please login to join discussion
Advertisements

Ramadhan

Ilustrasi. Foto: 
Makkah

Tradisi Sufrah, Kebiasaan Unik saat Buka Puasa Selama Ramadhan di Masjidil Haram

by Eneng Susanti
11:30 am
0

...

Wanita yang Istihadah Tidak Boleh Berpuasa? 1

Wanita yang Istihadah Tidak Boleh Berpuasa?

by Eppi Permana Sari
2:39 pm
0

...

Foto: 4-Designer

Inilah Tanda-tanda Datangnya Malam 1000 Bulan

by Adam
8:45 am
0

...

Foto: Aldi/Islampos

Ini 8 Golongan Orang yang Berhak Menerima Zakat

by Ari Cahya Pujianto
12:15 pm
0

...

Foto: Unsplash

Apa Saja Tanda-tanda Lailatul Qadar? Ini Penjelasannya

by Yudi
8:30 am
0

...

ADVERTISEMENT
Facebook Twitter Youtube Pinterest

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Ramadhan
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.