DOA adalah senjata kaum muslimin. Doa juga merupakan ciri orang-orang beriman. Selain itu, doa juga sebagai tanda mengakui kekurangan dan kelemahan di hadapan Allah. Doa pada umumnya berbahasa arab. Lalu bolehkah berdoa selain bahasa arab?
Berdoa selain bahasa arab seringkali disebabkan karena orang kesulitan dalam mengingat atau menghafal doa-doa berbahasa Arab sebagaimana dicontohkan Rasul.
Pendakwah yang juga Ketua Pengurus Wilayah Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU), ustaz Rakhmad Zailani Kiki menjelaskan bahwa doa merupakan ibadah. Ini sebagaimana menukil hadits yang diriwayatkan An Nu’man bin Basyir. Karena itu menurutnya ibadah tidak lepas dari doa itu sendiri.
BACA JUGA:Â 7 Doa agar Allah SWT Mengampuni Kesalahan dan Dosa
Bolehkah Berdoa Selain Bahasa Arab
Seperti shalat yang isinya penuh dengan doa. Menurut jumhur ulama lafaz-lafaz doa dalam shalat tidak boleh diganti dengan bahasa lain karena sudah ditentukan.
Sedangkan berdoa selain bahasa arab di luar shalat, menurut ustaz Rakhmad Zailani Kiki boleh, meski lebih utama berdoa dengan bahasa Arab
“Untuk doa di luar ibadah shalat, misalnya berdoa setelah shalat atau doa untuk melakukan aktivitas tertentu dan doa untuk keperluan tertentu, maka lebih utama menggunakan bahasa Arab dengan redaksi doa dalam bahasa Arab,” kata ustaz Kiki.
Ustaz Kiki menjelaskan di antara alasan keutaman berdoa dengan bahasa Arab adalah sebagai itiba’ atau mengikuti sunah Rasulullah, mengikuti para ulama dan pewaris nabi yang berdoa dengan menggunakan bahasa Arab.
Sebab Rasulullah telah memberikan bacaan doa dalam bahasa Arab pada setiap aktivitas harian umat Islam seperti doa bangun tidur, doa makan, doa belajar, doa berpakaian, doa bepergian dan lainnya.
Selain itu jelas ustaz Kiki para ulama pun telah menyusun doa yang sangat rinci yang bersumber dari Alquran maupun hadits agar para santri dan umat Muslim bisa mengikutinya. Bahkan tak sedikit ulama yang mengumpulkan doa-doa menjadi sebuah kitab seperti al adzkar an nawawiyah yang ditulis Imam Nawawi.
Bolehkah Berdoa Selain Bahasa Arab
Selain itu menurut ustaz Kiki berdoa dengan bahasa Arab merupakan wujud cinta kepada bahasa Arab. Sebab dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas Rasulullah meminta umatnya untuk mencintai bahasa Arab karena Rasulullah berasal dari bangsa Arab, Alquran diturunkan dalam bahasa Arab, dan perbincangan penduduk surga dengan bahasa Arab.
Selain itu ustaz Kiki juga mengingatkan yang juga penting dalam berdoa adalah memperhatikan adab berdoa. Menukil keterangan Imam Nawawi dalam Al Adzkarul Muntakhabah min Kalami Sayyidil Abrar di antara adab seorang hamba ketika berdoa adalah menantikan waktu-waktu mulia, seperti hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jumat, sepertiga terakhir dalam setiap malam, dan waktu sahur.
Selain itu seorang hamba dapat memanfaatkan kondisi-kondisi istimewa untuk berdoa seperti saat sujud, ketika turun hujan, dan ketika iqamah shalat dan sesudahnya. Orang yang berdoa juga hendaknya menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, dan mengusap wajah sesudah berdoa. Selain itu mengatur volume suara agar tidak terlalu keras tetapi juga tidak terlalu rendah.
Bolehkah Berdoa Selain Bahasa Arab
BACA JUGA:Â Belum Tahu Cara dan Doa Shalat Hajat? Ini Penjelasannya
Orang yang berdoa menurut Imam Nawawi penting untuk menghindari kalimat bersajak dalam doa karena dikhawatirkan justru melewati batas dalam berdoa. Selain itu berdoa dengan penuh ketundukkan, kekhusyukan, dan ketakutan kepada Allah SWT, mantap hati dalam berdoa, meyakini pengabulan doa, dan menaruh harapan besar dalam berdoa.
Orang yang berdoa tidak boleh berputus asa artinya untuk terus menerus memanjatkan doanya. Maka agar doa dapat cepat terkabul, seorang hamba dapat membuka doa dengan zikir, pujian pada Allah dan shalawat pada nabi. Seorang hamba juga diajarkan untuk bertaubat dan mengembalikan hak-hak orang yang teraniaya, serta memenuhi aturan agama agar doanya mustajab. []
SUMBER: REPUBLIKA