• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Sabtu, 24 April 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Home Dari Anda Renungan

Belajar Luasnya Santun dan Maaf dari Buya Hamka

Redaktur Ralda Rizmainun Farlina
4 tahun ago
in Renungan
Reading Time: 3 mins read
0
dakwah buya hamka

Foto: Radar Pekanbaru

  • Bagikan Yuk :

Oleh: Rohmat Saputra

 

HAJI Abdul malik Karim Amrullah, atau dikenal dengan Buya Hamka, adalah sosok tokoh Indonesia yang memiliki semangat dakwah. Baik dakwah diatas mimbar ataupun diatas kertas. Beliau yang terlahir dari keluarga berpendidikan, memiliki sifat yang sangat terpuji. Khususnya tatkala fitnah menyerang beliau.

Pernah Buya Hamka di fitnah sebagai pengkhianat bangsa yang kemudian menyebabkan beliau tinggal dibalik jeruji besi.

“Hai Hamka, pengkhianat negara. Menjual NKRI ke Malaysia,” caci orang yang menginterogasi Buya Hamka dengan telapak sepatunya menginjak meja sambil menunjuk-nunjuk ke muka Buya.

Kala itu psikologis Buya, datuk dari Maninjau bergelar doktor (gelar honoris causa) dari Al-Azhar Mesir, di uji dengan sangat berat.

Ditengah menahan amarah, muncul godaan syetan yang seolah membisiki beliau, “Itu lihatlah, ada silet dipinggiran jeruji. Potong saja urat nadimu. Apa gunanya hidup bila kehormatanmu direndahkan.”

Namun Beliau tidak menanggapi godaan syetan tersebut.

Kisah ini ditulis dalam buku beliau berjudul “Tasawuf modern”. Menjelang akhir-akhir hidupnya, beliau membaca buku tersebut untuk mengenang betapa sakitnya perlakuan ketika di penjara.

Pernah Buya sakitnya makin parah ketika berada di rumah sakit, akhirnya beliau dipindahkan ke rumah sakit hadiah dari Rusia di Jakarta. Namanya rumah sakit “persahabatan”.

Setelah beliau sehat dan sedang duduk di rumah, ada seseorang datang membawa surat dari pemerintah.

Isi suratnya “Kalau aku mati nanti, tolong yang menyolatkan jenazahku adalah Hamka.”

Ternyata orang yang menyiksa dan memenjarakan Buya hamka selama 4 tahun itu, akhirnya mati. Dan setelah mati justru ia ingin disholati oleh orang yang telah disiksanya. Namun Buya tetap mensholatinya. Alangkah lembutnya hati Buya Hamka. Begitu mudah meredam amarah dan memilih untuk memaafkan orang yang menyakitinya.

Muncul fitnah lain yang tersebar diseluruh Indonesia, bahwa Buya Hamka seorang plagiator. Dituduh novel karyanya (Tenggelamnya Kapal Vander Wich)  diambil dari sastrawan Mesir, Manfaluthi.  Fitnah itu menjadi headline dan disebar oleh Harian Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat). Hamka difitnah oleh seorang bernama Pramoedya Ananta Toer.

Loading...

Kata salah seorang sastrawan Indonesia, Taufik Ismail, buku-buku Buya Hamka dibakar oleh Lekra.

Sikap Sang Buya terhadap fitnah murahan itu ditanggapi dengan diam. Tidak ada pembelaan dari beliau. Justru pembelaan muncul dari para sastrawan saat itu.

Seiring berjalannya waktu fitnah itu hilang. Selanjutnya PKI tumbang dan NKRI tetap utuh. Tak lama kemudian datang seorang wanita bermata sipit bersama sang suami yang diketahui merupakan seorang mualaf kepada Buya Hamka.

Melihat kedatangan orang yang cukup asing, beliau bertanya, “Kamu siapa?”

Wanita itu menjawab, “Saya datang disuruh ayah saya kemari, supaya suami saya bisa belajar Islam kepada Buya”.

“Siapa nama ayah kamu?” Tanya Buya lagi.

“Pramoedya Ananta Toer” Jawab wanita itu.

Buya tidak menaruh dendam terhadap keluarganya. Beliau kemudian bersedia mengajar mantu Pramoedya sampai betul-betul paham Islam. Seorang yang dulunya memfitnah Hamka, malah saat itu anak mantunya belajar Islam kepada Buya. Bisa jadi hal itu sebagai bentuk permohonan maaf, karena dulu telah membuat isu dan fitnah yang tidak jelas kebenarannya.

Dua kisah Buya Hamka diatas adalah cerminan hati seorang Ahli ilmu. Allah telah satukan dalam diri beliau antara ilmu dan hilm (adab). Dua anugerah tersebut jarang bersatu dalam seseorang. Kadang orang memiliki banyak ilmu tapi tidak berakhlak. Dan kadang ada orang yang memiliki akhlak baik tapi tidak berilmu.

Hati manusia biasa tentu memberontak bila menghadapi dua fitnah diatas. Bila fitnah itu menimpa kita, tentu tidak mau mensholati mayit dari orang yang menyiksa dan memenjara kita hingga 4 tahun. Dan bisa jadi kita juga memutus komunikasi bagi keluarga orang yang sudah memfitnah dengan keji.

Tapi itulah cerminan akhlak sang Buya. Sikap lembut dan pemaaf yang dicontohkan Nabi, beliau aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selama itu bukan menghina Islam dan menginjak kehormatan kaum muslimin, pintu maaf selalu terbuka dari beliau. []

(Kisahnya sebagaimana yang dituturkan oleh Ust. Abdussomad Lc. MA.)

  • Bagikan Yuk :
Tags: BuyahamkaMaafUlama
Ralda Rizmainun Farlina

Ralda Rizmainun Farlina

Related Posts

Foto: Freepik

Syaikh Ahmad Ibrahim Abdul Al-Jawad

23 April 2021
Foto: Pinterest

Jika Rencanamu Tidak Berjalan Sesuai Harapanmu

21 April 2021
Foto: Freepik

Jangan Lewatkan Kesempatan untuk Berbuat Baik

20 April 2021
Foto: Freepik

Menunda Kebaikan Merugikan Waktumu

19 April 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
unta menangis kepanasan

Siapakah Dzulqarnain?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Foto: Smithsonian Magazine
Ramadhan

7 Kesibukan Para Salaf di Bulan Ramadan

Redaktur Ari Cahya Pujianto
3 jam ago
Parenting

Penyembuhan diri Setelah Perceraian

Redaktur Laras Setiani
3 jam ago
Ilustrasi. Foto: Pexel
Sirah

Bukan di Medan Perang, Ini Kata-Kata Khalid bin Walid Menjelang Wafatnya di Bulan Ramadhan

Redaktur Eneng Susanti
4 jam ago
Ilustrasi: Unsplash
Tsaqofah

Taubatnya Tukang Sihir Suruhan Firaun

Redaktur Yudi
4 jam ago
ADVERTISEMENT

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Share via
  • Bagikan Yuk :
  • Twitter
  • Pinterest
  • LinkedIn
  • Digg
  • Email
  • Buffer
  • Pocket
  • Gmail
  • Comments
  • Subscribe
  • Facebook Messenger
  • LiveJournal
  • Bagikan Yuk :
We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications
Send this to a friend