• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 26 September 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Uncategorized

Belajar dari Kisah Narcissus dan Telaganya

Oleh Saad Saefullah
2 tahun lalu
in Uncategorized
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Kisah Narcissus

Foto: Wikipedia

0
BAGIKAN

Oleh: M. Agus Salim
Mahasiswa Eksyar, UIN Raden Intan Lampung
[email protected]

TELAGA itu konon pernah ada dalam cekungan sebuah hutan di Yunani. Dan setiap pagi ke Telaga itu seorang pemuda berlutut untuk mengagumi bayangan yang terpantul di Permukaan. Dia memang tampan. Garis dan lekuk parasnya terlihat sempurna. Matanya berkilau. Alis hitam dan cambang diwajahnya berbaris rapi, menjadi kontras yang menegaskan kulit putihnya.

Lelaki itu kita tahu adalah Narcissus. Dia tak pernah berani menyentuh atau menjamah air telaga. Karem dia takut cintra indahnya hilang dan memudar ditelan riak air. Konon, dia dikutuk oleh Echo, peri wanita yang telah dia tolak cintanya.

Dia terkutuk untuk mencintai tapi tanpa bisamenyentuh, tanpa bisa menrasakan dan tanpa bisa amemiliki. Echo meneriakkan laknatnya disebuah lembah, menjadi gema dan agung yang kemudian hingga sekarang diistilahkan dengan namanya.

ArtikelTerkait

Abdullah bin Amr dan Seorang Lelaki Calon Penghuni Surga

2 Sifat Umar bin Khattab

Adik Mendiang Vannesa Angel Mayang Lucyana Dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Buntut Tertawakan Upacara HUT ke-78 RI

Ortu Murid yang Katapel Mata Guru hingga Buta Menyerahkan Diri

BACA JUGA: Selfie Julurkan Lidah, Ternyata…

Maka di tepi telaga itu Narcissus selalu terpana dan terpesona. Wajah dalam air megalihkan dunianya. Dan melupakan segala hajat hidupnya. Kian hari tubuhnya makin melemah, hingga suatu hari ia jatuh dan tenggelam.

Alkisah, di tempat dia terbenam, tumbuh sekuntum bunga. Orang-orang menyebutnya kembang itu, narcissus.
Konon pasca kematian Narcissus airnya telah berubah dari semula jernih dan tawar menjadi seasin air mata.

“Mengapa engkau menangis ?” tanya peri.

Narcissus
Foto: Pinterest

Telaga itu berkaca-kaca, ”Aku menangisi Narcissus,” katanya.

“Oh, tak heran kau tangisi dia. Sebab semua penjuru hutan mengaguminya, dan hanya engkau yang dapat menakjubinya dengan dekat.”

“Oh indahkah Narcissus?” jawab telaga.

Para peri hutan saling memandang “Siapa yang mengetahuinya lebih darimu?”

Sejenak hening menyergap mereka “Aku menangisi Narcisssus,” kata telaga kemudian, “tapi tak pernah ku perhatikan bahwa dia indah. Aku menagisi karena, kini aku tak bisa lagi memandang keindahanku sendiri yang terpantul di bola matanya tiap kali dia berlutut di dekatku.”

Setiap kita pasti memiliki kecenderungan untuk menjadi Narcissus atau telaganya. Kita mencintai diri ini, untuk menjadikannya pusat bagi segala yang kita perbuat dan semua yang ingin kita dapat.

Kita berpayah-payah agar semua manusiaa menaruhkan perhatiannya kepada kita dan agar terlihat mempesona pastinya. Kita mengerahkan segala upaya agar semua orang yang melihat kita terkagum seolah melihat manusia paling sempura di jagat raya.

Kisah Narcissus dan telaganya menyadarkan kita bahwa setiap insan yang ingin menunjukkan kebesaran dirinya.

Maka sebenarnya hanyalah sia belaka, karena setinggi apapun nilai diri sesorang adalah hanyalah sebuah ketidakmengertian yang jauh dan abainya orang dekat.

BACA JUGA:  Ini 6 Perilaku Orang Narsistik, Salah Satunya Tak Mau Kalah

Layaknya kisah para peri di atas yang tak bisa menikmati nilai kekaguman pada Narcissus karena sebuah jarak dan telaga yang dekat namun sejatinya dia tak mengaguminya melainkan dirinyalah yang dikagumi sendiri melalui banyangannya.

Begitu manusia, pada dasarnya adalah hanya kagum pada masing-masing dirinya sendiri.

Melihat cerita di atas rasanya sangat menyentuh dengan mental generasi muda dan remaja saat ini. Apalagi ditambah dengan kondisi zaman yang sangat canggih sekarang.

Narcissus
Foto: Daily Mail

Sangat memudahkan sekali pemuda atau remaja untuk dapat mengekspresikan dirinya di semua tempat (baca: media sosial). Hingga terkadang ia tak sadar bahwa apa yang dilakukannya itu adalah sebuah hal yang tak layak diperlihatkan dikhalayak ramai. Yap betul, apalagi kalau bukan aktifitas memamerkan ketenaran, kehebatan, kecantikan atau ketampanan dll. Hal ini seperti menjadi kebiasaan yang tak bisa lepas, khususnya dikalangan kaum hawa.

Aktivitas narsis berupa; pamer foto diri atau pamer foto lainnya, ketika semua diniatkan hanya untuk mnunjukkan kehebatan diri, maka akan berpotensi menimbulkan penyakit hati. Seperti ajang pamer aurat, ujub (bangga diri), riya’.

Sebagaimana diungkapkan sebuah hadis Rasulullah SAW yakni; “Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan, 1) tamak lagi kikir, 2) mengikuti hawa nafsu, dan 3) ujub (takjub pada diri sendiri).” (Hr. Ath-Thabrani).

Hadis di atas menginsyafkan kita bahwa begitu bahayanya penyakit ujub pada diri muslim. Hingga akan membawa pada jurang kebinasaan.

Saudaraku, sebagai manusia biasa pasti sifat-sifat diatas sangat melekati diri kita, bak noda hitam yang menempel pada baju. Noda hitam tersebut akan hilang ketika bisa pela-pelan menguranginya atau menghindar dan selalu mebersihkannya.

BACA JUGA: Diberi Ini Itu, Diitu-Iniin

Yaitu dengan mengurangi aktivitas bersosmed, menghindari upload foto tidak penting dan yang terutama adalah selalu mengiringi niat ikhlas dalam aktifitas kita.

Pastilah, noda hitam pada baju akan perlahan meluntur hingga bersih, seperti sedia kala.

 

Oleh karena itu, aktivitas meg-upload foto bukan berarti dilarang ya!. Namun, sebagai muslim dan muslimah yang bijak, kita harus paham apa niat dan esensi foto itu dipublikasikan, ketika maksudnya adalah untuk mendapat ridhonya dengan memberi motivasi atau sarana dakwah maka hal tersebut adalah nilai pahala bagi kita, dan memanag seharusnya begitu.

Ingat tak ada yang pantas untuk kita besar-besarkan dalam diri ini.. Hanya Allah yang berhak atas itu. Karena Dia-lah sang Al-azhim (Maha Agung). []

Tags: Kisah NarcissusNarcissus
ShareSendShareTweetShare
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

5 Karakter Muslim yang Harus Ada dalam Dirimu

Next Post

2 Perkara yang Menjadi Landasan Ibadah

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak Terkenal.

Terkait Posts

Cara Agar Terhindar dari Pikiran Kotor, Hukum Berdoa Agar Panjang Umur, Syarat Terkabulnya Doa, Berdoa, Dzikir

Abdullah bin Amr dan Seorang Lelaki Calon Penghuni Surga

8 September 2023
Keteladanan Umar bin Khattab

2 Sifat Umar bin Khattab

6 September 2023
Mayang Lucyana

Adik Mendiang Vannesa Angel Mayang Lucyana Dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Buntut Tertawakan Upacara HUT ke-78 RI

29 Agustus 2023
guru

Ortu Murid yang Katapel Mata Guru hingga Buta Menyerahkan Diri

7 Agustus 2023
Please login to join discussion

Terbaru

Level Shalat, Syarat Imam Shalat Berjamaah, Fikih Shalat Dhuha, Waktu Terlarang Shalat Dhuha, Tata Cara Shalat Hajat, keutamaan shalat hajat, Sholat Dhuha 4 Rakaat, Syarat Amal Ibadah Diterima Allah, rukun shalat, Keutamaan Doa Iftitah, Ikhlas, Perkara yang Disukai dan Dibenci Allah, tahajud, Shalat Witir, iman, Imam Shalat di Akhir Zaman, Amalan Ringan Berpahala Besar, Shalat Dhuha, Keutamaan Shalat Tahajud, Hukum Doa Iftitah dalam shalat, Ustadz Adi Hidayat, Tingkatan Khusyuk dalam Shalat, Hukum Shalat tanpa Peci, Waktu Terlarang Shalat Dhuha, Shalat Sunnah Qabliyah Shubuh,, Tempat Dilarang Shalat, Hukum Lelaki Shalat tanpa Peci, shalat dhuha, Adab Sebelum Shalat, Batas Waktu Shalat Dhuha, Jumlah Rakaat Shalat Witir, Keutamaan Shalat Sunnah, shalat dhuha,,Rukun Islam, Hukum Muslim Meninggalkan Shalat Fardhu, Cara Menenangkan Hati, Sedang Shalat Dipanggil Orang Tua,, Hukum Tahajud setelah Witir, Keutamaan Shalat Sunnah, Prasangka Baik pada Allah, Hukumnya Hanya Membaca Surat Al-Ikhlas dalam Shalat Tahajud, Cara Membersihkan Jiwa, Shalat Tahajud

Hukum Hanya Baca Surat Al-Ikhlas setelah Fatihah Ketika Shalat Tahajud

Oleh Haura Nurbani
25 September 2023
0

Apa hukum shalat tahajud hanya membaca Surat Al-Ikhlas saja setelah membaca Al-Fatihah?

Foto: Unsplash

Hukum Makan dan Minum di Kamar Mandi

Oleh Haura Nurbani
25 September 2023
0

Apa hukum makan dan minum di kamar mandi?

Kelebihan Sekolah Alam

5 Kelebihan Sekolah Alam Purwakarta

Oleh Dini Koswarini
25 September 2023
0

Di sini, aku akan membahas kelebihan bersekolah di Sekolah Alam Purwakarta, tempat aku belajar.

6 Musuh Anak Milenial yang Berbahaya 1 Narcissus

6 Musuh Anak Milenial yang Berbahaya

Oleh Dini Koswarini
25 September 2023
0

Di balik kemudahan yang ada di zaman sekarang, sesungguhnya ada musuh anak milenial yang mengincar.

Terpopuler

Tidak ada konter tersedia
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.