TENGAH malam hari, ibu terbangun. Ada suara ketukan di pintu kamar.
“Siapa itu?”
Tidak ada jawaban.
Ibu turun dari tempat tidur, dan membuka pintu. Aski berdiri di depan pintu kamar. Wajahnya kusut.
“Kamu haus?” tanya ibu.
Aski menggeleng.
BACA JUGA: Rambutan dari Pak Gandewa
“Ngompol?”
Aski menggeleng lagi.
Ibu mengerutkan kening.
“Aski ingin tidur dengan Ibu…” ujar Aski pelan.
Ibu tersenyum. Meraih tangan Aski dan mengajaknya ke tempat tidur.
Ibu membangunkan ayah. “Ayah tidur di ruang tengah ya…” ujar Ibu.
Ayah bangun dan tersenyum pada Aski. Bergegas pindah ke ruang tengah di depan televisi.
BACA JUGA: Umar Dikunci dalam Kamar
Aski meringkuk di perut ibu. Punggungnya menempel pada badan ibu. Matanya terbuka. Di luar sepi. Hanya suara jangkrik terdengar.
Ibu mengelus-elus punggung Aski. Sesekali mengusap rambutnya yang ikal. Ibu mengucapkan doa-doa. Diulang-ulangnya beberapa kali.
Mata Aski tampak layu. Aski tertidur. Di pangkuan ibu. Sambil masih terdengar samar doa-doa yang diucapkan ibu. []
Purwakarta, 23 September 2013
Discussion about this post