• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Jumat, 26 Februari 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Antara Aku dan Ahli Ibadah

Redaktur TIa
4 tahun ago
in Renungan
Reading Time: 1min read
0
Berdoa Itu Wajib?

Foto: Rubernews.com

KU lihat laki-laki itu berpakaian putih rapih, bersih, memakai sandal, dan lekas melangkahkan kaki pergi ke rumah kekasihnya. Fenomena ini sering ku lihat, bahkan semua orang. Tidak hanya lelaki itu, tapi beberapa lelaki pun melakukan hal yang sama. Sandal-sandal mereka berbaris rapih di depan rumah kekasih mereka.

Sedangkan aku? Aku hanya menatap mereka dalam keheranan. Aku berada di tempat dimana orang bisa datang dengan pakaian yang seadanya. Bersih atau rapih itu pilihan. Bahkan tampilan kami di sini bisa melampaui tampilan yang mereka kenakan untuk mengunjungi rumah-Nya.

Saat kami berada di tempat yang sama, di rumah-Nya. Ku perhatikan ahli ibadah; lelah dan menangis. Tetapi pancaran ketenangannya tak habis-habis. Lalu kuperhatikan diriku sendiri; berburu senang dalam dosa, mencari tawa dalam sia. Tetapi pedih dan gelisah yang ku rasa.

Bisa jadi saat aku berteriak membela dosa, diam-diam kebaikan telah pergi meninggalkanku, karena malu melihat diriku kehilangan akhlak mulia. Sedangkan saat aku mengutuk dan mencaci kebenaran, bisa jadi kejahatan sedang tersenyum merasuki diriku.

Jika hanya dunia yang jadi tujuan, agama bisa jadi peralatan. Jika sekedar karya yang jadi impian, surga bisa jadi agunan.

Tetapi saat diri menolong agama Allah yang jadi kegelisahan dan tekad membara, maka diri ini akan siap berletih-letih berjuang dalam nama-Nya. Biarlah yang besar itu karya ku, bukan diriku. Biarlah yang tinggi itu capaianku, bukan hatiku. []

Sumber: Menyimak Kicau Merajut Makna/Salim A. Fillah/Pro-U Media

Tags: ibadahRenungan
TIa

TIa

Related Posts

Dari Tanah kembali ke Tanah

Pesan Kematian

22 Februari 2021
Lenyapnya Ilmu dari Muka Bumi Saat Kiamat

Anda Budak Dunia atau Hamba Allah?

18 Februari 2021
Rezeki

Usaha Bisa Ditiru Namun Kadar Rezeki Tidak Bisa Ditiru

17 Februari 2021
8 Destinasi Wisata yang Asik di Lembang, Bandung (1)

Hal Terbaik dari Mengikhlaskan

16 Februari 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
Sadarkan Warga Kanada soal Krisis Air, Hasan Syed Lari Maraton

Berhenti Lari dari Kenyataan Hidup

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

3 Hal di Pagi Hari yang Nabi Ibaratkan ‘Seluruh Dunia Dikumpulkan’
Ibrah

Taubatnya Fudhail bin Iyadh

Redaktur Sodikin
52 menit ago
Mengingat Mati dan Konsekuensinya
Tsaqofah

Mengingat Mati dan Konsekuensinya

Redaktur Yudi
2 jam ago
Penyerahan Kunci Masjidil Haram pada Utsman bin Thalhah
Kisah Nabi

13 Hikmah Dibalik Pahit Getirnya Kehidupan Nabi Yusuf

Redaktur Ari Cahya Pujianto
3 jam ago
Balasan Pedih bagi Orang yang Suka Mengolok-olok Agama
Khutbah

Khutbah Jumat – Yang Terputus dari Pencela Nabi

Redaktur Sodikin
3 jam ago

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Add Islampos to your Homescreen!

Add