• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 26 September 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Islam 4 Beginner

Al-Muttaqiin, Siapa Saja Mereka?

Oleh Ari Cahya Pujianto
3 tahun lalu
in Islam 4 Beginner
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Dzikir Pagi Keutamaan Membaca Al-Quran Saat Shubuh Renunga, taubat, hikmah, Cinta pada Allah, Cara Kendalikan Nafsu Syahwat,, Amalan yang Menghindarkan dari Neraka, Waktu Mengucapkan Subhanallah,Syarat Taubat Diterima, api neraka,, Sifat Lelaki Sejati, Manfaat Dzikir, , Dzikir Pagi Hari, Manusia yang Tidak akan Pernah Merugi, Kecerdasan Orang Bertakwa, Amalan Ringan Berpahala Besar, Obat Hati Gelisah, Keutamaan Istighfar setelah Shalat, Keutamaan Berdzikir Laa Ilaaha Illaallah, manfaat dzikir, Keutamaan Istighfar, Manisnya Iman, Keutamaan Zikir, Jenis Orang Muslim di Bulan Ramadhan, istighfar, Amalan setelah Shalat

Foto: Freepik

0
BAGIKAN

Oleh: Rissa Septiani Mulyana, S.Psi
[email protected]

TULISAN ini saya buat sebagai rangkuman dari kajian subuh @muslimunited.official pada 12 Januari 2021, pembaca bisa mengikuti akun Instagram-nya, ya!

Wasiat tentang takwa adalah wasiat yang tak pernah usang dan selalu dibahas berulang. Pengulangan ini bukan tanpa alasan, tidak juga untuk dijadikan layaknya dongeng atau kisah pengantar tidur.

Dalam Al-Quran, Allah menerangkan berbagai nasihat tentang agama menggunakan kata “wasshoo’u”, yang mengindikasikan bahwa nasihat tentang akhirat harus disampaikan berulang kali dan terus menerus.

ArtikelTerkait

Hukum Hanya Baca Surat Al-Ikhlas setelah Fatihah Ketika Shalat Tahajud

Hukum Makan dan Minum di Kamar Mandi

4 Doa Nabi Sulaiman

Hutang, yang Menggantung Jiwa Seorang Mukmin

BACA JUGA: Taqwa Adalah Master Key

Berbeda dengan nasihat tentang dunia yang disampaikan dengan kata “ashhoo’u” yangmengindikasikan bahwa wasiat tentang dunia cukup satu kali. Mengapa demikian? Karena manusia cenderung akan selalu ingat wasiat tentang dunia meskipun hanya diberi tahu sekali seumur hidup.

“Aku wasiatkan kepadamu rumah senilai Rp5M setelah aku wafat nanti.” Bukankah manusia sangat mudah mengingat ini meskipun hanya terucap satu kali dari pemberi wasiat?

Berbeda dengan wasiat tentang akhirat. Ada yang harus menasihati orang lain dalam perkara akhirat sebanyak ribuan kali, namun tak diingat juga oleh mad’u. Maka dari itu, nasihat tentang takwa pun harus selalu disampaikan.

Definisi Takwa

Definisi taqwa menurut jumhur ulama adalah mentaati apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang Allah larang. Sahabat Rasulullah, Ali ibn Abi Thalib pernah menjabarkan ciri-ciri orang bertakwa, yaitu:

Pertama, al-khaufuu minal jaliil, adalah manusia yang merasa takut kepada Allah Yang Maha Agung.

Kedua, al-‘amalu bi at-tanziil, adalah manusia yang beramal dengan apa yang Allah turunkan/perintahkan.

Ketiga, ar-ridha bil qaliil, adalah manusia yang ridha dengan apa pun pemberian Allah meskipun hanya sedikit.

Keempat, al-isti’dadu li yaumir-rahiil, adalah manusia yang senantiasa mempersiapkan bekal untuk menghadapi kematian.

Umar bin Khattab bertanya kepada Ubay bin Ka’ab, “Wahai Ubay, apa itu takwa?”

Ubay lalu balik bertanya, “Wahai Umar, ketika engkau berjalan di jalanan yang penuh duri, apa yang kau lakukan?”

BACA JUGA:  Belajar Taqwa dari Ummi Nurdjani Djaja

Umar lalu menjawab, “Tentu berhati-hati.”

Ubay berkata, “Itulah takwa.”

Dari kisah tersebut kita dapat memahami bahwa orang bertakwa akan senantiasa berhati-hati dalam melakukan setiap perbuatan karena dia mempertimbangkan bagaimana kedudukan perbuatan tersebut di hadapan hukum syara’.

Sepenggal Kisah tentang Al-Muttaqiin

Ada kisah lain, kisah Tsabit bin Marzaban yang menemukan apel di jalan. Pada hakikatnya, apel tersebut halal, karena sudah menjadi hak pejalan kaki. Karena sikap wara’-nya, Tsabit menelusuri sungai dan mencari siapakah pemilik apel tersebut untuk meminta keihklasan pemilik apel.

Berhari-hari berjalan, Tsabit menemukan pemilik apel tersebut. Pemilik apel mengikhlaskan apel tersebut dengan satu syarat, yakni menikahi putrinya.

Tsabit menerima syarat itu, namun beliau menjelaskan bahwa anaknya itu buta, tuli dan bisu. Tsabit menyanggupi konsekuensi tersebut meskipun merasa cukup berat. Saat malam dzafaf, Tsabit ingin memasuki kamar mempelainya, namun dia bingung bagaimana memasukinya mengingat istrinya tersebut buta, tuli dan bisu.

Namun alangkah kagetnya ketika dia mengetuk pintu dan mengucap salam, istrinya menyahut dan membukakan pintu. Tsabit kaget dan termenung beberapa saat, hingga akhirnya mundur dan mengatakan bahwa dia salah kamar.

Tsabit bertanya, “Bukankah kata ayahmu engkau buta, tuli dan bisu?”

“Betul, ayahku mengatakan bahwa aku buta karena mataku tidak kugunakan untuk melihat kemaksiatan. Telingaku tuli karena terjaga dari mendengar satu kalimat pun kecuali ada ridha Allah di dalamnya, mulutku bisu karena tak pernah mengucapkan satu kalimat pun yang Allah murkai, tubuhku lumpuh karena aku tidak pernah berjalan menuju tempat maksiat. Sesungguhnya Ayahku tidak berdusta.”

Tsabit mengucap syukur atas karunia yang baru saja ia dapatkan. Dari pernikahan ini lahirlah sosok ulama termasyur, yakni Imam Abu Hanifah. Kita dapat mengambil ibrah bahwa ketakwaan selalu mendatangkan kebaikan yang tak terduga.

Siapakah Al-Muttaqiin?

Allah SWT berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat 2,

ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ

“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,”

Petunjuk dalam Al-Quran dapat berupa petunjuk umum, yang tertuju bagi siapa saja, bahkan orang kafir pun bisa. Namun ada juga petunjuk khusus, yang hanya ditujukan bagi orang-orang yang bertakwa alias al-muttaqiin.

Siapakah mereka? Ada lima ciri al-muttaqiin yang dijelaskan di ayat berikutnya pada QS Al-Baqarah ayat 3-4.

Pertama, di ayat ke-3: “Mereka yang beriman kepada yang ghaib”. Dalam rukun iman, hampir semua aspek adalah al-ghaib, tak bisa diindera mata, namun al-muttaqiin mengimani semua itu karena Allah yang membenarkan perkara tersebut.

BACA JUGA: Berani Kaya Berani Taqwa

Kedua, masih berada di ayat ke-3, “Mereka yang menegakkan shalat”. Menegakkan shalat adalah melaksanakan shalat dengan benar, tanpa lalai dari segi waktu, gerakan, maupun bacaan.

Ketiga, masih pada ayat ke-3,“…dan menginfaqkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepadanya”. Mereka berinfaq setiap hari, yakni mengeluarkan sebagian rizki yang Allah berikan, berapa pun besarnya. Tidak terbatas pada nominal maupun bentuknya, tetapi mereka membiasakan untuk menyisihkan rezeki.

Keempat, “Mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau…” Semua kitab yang turun kepada para nabi sebelum Rasulullah SAW diringkas dalam Al-Quran. Maka seorang yang bertakwa akan senantiasa dekat dengan Al-Quran, menghadiri majelis tadarus, mempelajari dan mengamalkan AL-Quran.

Kelima, “..mereka yakin akan adanya akhirat”. Al-muttaqiin meyakini datangnya hari akhir, maka mereka senantiasa mempersiapkan diri berbekal untuk menghadapi hari kiamat.

Perbekalan terbaik menuju hari akhir adalah ketakwaan. Semoga kita semua termasuk dalam barisan al-muttaqiin. Wallahu’alam bishawab. []

Tags: Al-Muttaqiinorang bertaqwa
ShareSendShareTweetShare
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Pilihan Allah adalah yang Terbaik

Next Post

Efektivitas Zakat dalam Ekonomi Islam di Masa Resesi

Ari Cahya Pujianto

Ari Cahya Pujianto

Hanya Pemuda Akhir Zaman yang Berharap Ridha dan Ampunan Allah Swt

Terkait Posts

Level Shalat, Syarat Imam Shalat Berjamaah, Fikih Shalat Dhuha, Waktu Terlarang Shalat Dhuha, Tata Cara Shalat Hajat, keutamaan shalat hajat, Sholat Dhuha 4 Rakaat, Syarat Amal Ibadah Diterima Allah, rukun shalat, Keutamaan Doa Iftitah, Ikhlas, Perkara yang Disukai dan Dibenci Allah, tahajud, Shalat Witir, iman, Imam Shalat di Akhir Zaman, Amalan Ringan Berpahala Besar, Shalat Dhuha, Keutamaan Shalat Tahajud, Hukum Doa Iftitah dalam shalat, Ustadz Adi Hidayat, Tingkatan Khusyuk dalam Shalat, Hukum Shalat tanpa Peci, Waktu Terlarang Shalat Dhuha, Shalat Sunnah Qabliyah Shubuh,, Tempat Dilarang Shalat, Hukum Lelaki Shalat tanpa Peci, shalat dhuha, Adab Sebelum Shalat, Batas Waktu Shalat Dhuha, Jumlah Rakaat Shalat Witir, Keutamaan Shalat Sunnah, shalat dhuha,,Rukun Islam, Hukum Muslim Meninggalkan Shalat Fardhu, Cara Menenangkan Hati, Sedang Shalat Dipanggil Orang Tua,, Hukum Tahajud setelah Witir, Keutamaan Shalat Sunnah, Prasangka Baik pada Allah, Hukumnya Hanya Membaca Surat Al-Ikhlas dalam Shalat Tahajud, Cara Membersihkan Jiwa, Shalat Tahajud

Hukum Hanya Baca Surat Al-Ikhlas setelah Fatihah Ketika Shalat Tahajud

25 September 2023
Foto: Unsplash

Hukum Makan dan Minum di Kamar Mandi

25 September 2023
Keutamaan Berdoa, doa Nabi Musa, Waktu Doa yang Mustajab, Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat, Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri, Doa yang Dibaca ketika Sujud dalam Shalat,, Adab Berdoa, adab berdoa, Hukum Ulang Tahun bagi Seorang Muslim, ihsan, Doa Agar Terhindar dari Fitnah Dajjal, ittiba, Adab Berdoa, Doa, Berdoa, Doa Nabi Sulaiman

4 Doa Nabi Sulaiman

23 September 2023
Pelancar Rezeki, jalan rezeki, utang, Kaidah Menagih Utang, Hukum Tukar Uang Receh Menjelang Lebaran,Rahasia Rezeki Lancar, Bertahan Hidup, Jenis Hutang, Amalan untuk Mendatangkan Rezeki, Hukum Istri Ambil Uang Suami untuk Menabung, hutang

Hutang, yang Menggantung Jiwa Seorang Mukmin

23 September 2023
Please login to join discussion

Terbaru

Level Shalat, Syarat Imam Shalat Berjamaah, Fikih Shalat Dhuha, Waktu Terlarang Shalat Dhuha, Tata Cara Shalat Hajat, keutamaan shalat hajat, Sholat Dhuha 4 Rakaat, Syarat Amal Ibadah Diterima Allah, rukun shalat, Keutamaan Doa Iftitah, Ikhlas, Perkara yang Disukai dan Dibenci Allah, tahajud, Shalat Witir, iman, Imam Shalat di Akhir Zaman, Amalan Ringan Berpahala Besar, Shalat Dhuha, Keutamaan Shalat Tahajud, Hukum Doa Iftitah dalam shalat, Ustadz Adi Hidayat, Tingkatan Khusyuk dalam Shalat, Hukum Shalat tanpa Peci, Waktu Terlarang Shalat Dhuha, Shalat Sunnah Qabliyah Shubuh,, Tempat Dilarang Shalat, Hukum Lelaki Shalat tanpa Peci, shalat dhuha, Adab Sebelum Shalat, Batas Waktu Shalat Dhuha, Jumlah Rakaat Shalat Witir, Keutamaan Shalat Sunnah, shalat dhuha,,Rukun Islam, Hukum Muslim Meninggalkan Shalat Fardhu, Cara Menenangkan Hati, Sedang Shalat Dipanggil Orang Tua,, Hukum Tahajud setelah Witir, Keutamaan Shalat Sunnah, Prasangka Baik pada Allah, Hukumnya Hanya Membaca Surat Al-Ikhlas dalam Shalat Tahajud, Cara Membersihkan Jiwa, Shalat Tahajud

Hukum Hanya Baca Surat Al-Ikhlas setelah Fatihah Ketika Shalat Tahajud

Oleh Haura Nurbani
25 September 2023
0

Apa hukum shalat tahajud hanya membaca Surat Al-Ikhlas saja setelah membaca Al-Fatihah?

Foto: Unsplash

Hukum Makan dan Minum di Kamar Mandi

Oleh Haura Nurbani
25 September 2023
0

Apa hukum makan dan minum di kamar mandi?

Kelebihan Sekolah Alam

5 Kelebihan Sekolah Alam Purwakarta

Oleh Dini Koswarini
25 September 2023
0

Di sini, aku akan membahas kelebihan bersekolah di Sekolah Alam Purwakarta, tempat aku belajar.

6 Musuh Anak Milenial yang Berbahaya 1

6 Musuh Anak Milenial yang Berbahaya

Oleh Dini Koswarini
25 September 2023
0

Di balik kemudahan yang ada di zaman sekarang, sesungguhnya ada musuh anak milenial yang mengincar.

Terpopuler

Tidak ada konter tersedia
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.