• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Minggu, 7 Maret 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Akhir Hidup Malcom X

Redaktur Eva F Hasan
4 tahun ago
in Renungan
Reading Time: 3min read
0
Akhir Hidup Malcom X

Foto: NBC News

وإنما الأعمال بالخواتيم

“Dan sesungguhnya ‘amal-‘amal itu ditentukan oleh penutupnya.” (HR Ahmad)

Malcolm X adalah nama yang menyejarah tentang kelamnya hidup di alam zhalim rasisme, nistanya diri yang kehilangan arah, berlikunya jalan menuju cahaya, panjangnya masa ketertipuan oleh lentera palsu, dan singkatnya manis iman bersama kebenaran sejati.

Tapi sependek apapun, itulah penutup indah, husnul khatimah, yang membuat nama Hajj Malik Al Syabaz abadi sebagai da’i Amerika yang membawakan hidayah Islam dan berjuta orangpun mendoakannya.

Lahir di Omaha Nebraska pada 19 Mei 1925, saat dia masih kecil ayahnya dinyatakan mati kecelakaan, dengan kesaksian beberapa orang menyebut kelompok rasis kulit putihlah yang mendorongnya hingga tertabrak trem. Tunjangan tak dibayarkan, hidup berpindah-pindah dalam ancaman Ku Klux Klan, ibunya mengalami gangguan jiwa, lalu dia dan saudara-saudaranya harus pindah dari satu panti asuhan ke rumah yatim yang lain.

Menjadi peraih nilai terbaik di sekolahnya, sang guru berkata padanya, “Cita-citamu menjadi pengacara, mustahil untuk seorang kulit hitam.” Diapun keluar dan memulai berbagai kejahatan terhadap kulit putih, pencurian, kekerasan, bahkan menurut biografi terbarunya jatuh pula dalam kenistaan hubungan sejenis karena kesulitan ekonomi.

Fase terkelam hidup ini diakhiri dengan vonis 10 tahun penjara. Dan dari penjara itu, dia mengenal Nation of Islam.
Begitu keluar, dia bergabung dengan organisasi yang dipimpin oleh Elijah Muhammad itu dan menjadi juru bicara utamanya yang begitu karismatik. Ajaran Nation of Islam selain ‘diwarnai sedikit’ nilai Islam, justru meliputi pula supremasi kulit hitam yang adalah insan asli bumi, kulit putih itu iblis, dan bahwa Elijah adalah Nabi yang diutus sebagai Juru Selamat. Selama 12 tahun, Malcolm mendakwahkan hal batil ini, dan interaksinya yang kian luas membuat dia diajak berdiskusi oleh para muslim sunni dari Timur Tengah dan Afrika.

“Pada usiaku yang ke-39”, ujar Malcolm seperti ditulis dalam Autobiografinya yang disunting Alex Haley, “Aku berada di kota suci Makkah. Saat itulah, untuk pertamakali dalam hidupku, aku berdiri di hadapan Yang Mahakuasa dan merasa menjadi manusia utuh.”

“Perjalanan haji telah membuka cakrawala berpikirku. Allah menganugerahkan cara pandang baru selama 2 pekan di Tanah Suci. Aku melihat hal yang tak pernah kulihat selama 39 tahun hidup di Amerika Serikat. Aku melihat semua ras dan warna kulit bersaudara, beribadah kepada satu Tuhan tanpa menyekutukanNya. Benar pada masa lalu aku bersikap benci pada semua orang kulit putih namun itu karena ketidaktahuan. Sekarang aku tahu bahwa ada orang kulit putih yang ikhlas dan mau bersaudara dengan orang negro. Kebenaran Islam telah menunjukkan kepadaku bahwa kebencian membabi buta kepada semua orang putih adalah sikap salah sepertihalnya jika sikap itu dilakukan orang kulit putih terhadap orang negro.”

Pangeran Mahkota -kelak Raja- Faisal ibn ‘Abdil ‘Aziz Al Sa’ud menerima Malcolm yang mengganti namanya menjadi Malik Al Syabaz sebagai tamu negara. Seperti penghormatan yang diterimanya dari pemimpin berbagai negara di Asia dan Afrika ketika masih menjadi pemimpin Nation of Islam, seusai haji dia diminta berkeliling mengunjungi Mesir, Ethiopia, Tanganyika, Nigeria, Ghana, Guinea, Sudan, Senegal, Liberia, Aljazair, dan Maroko untuk berbicara di forum-forum yang dihadiri ribuan orang. Dalam perjalanan pulang dia mampir di Perancis dan Inggris di mana pidatonya tentang Islam dan perjuangan kesetaraan disambut riuh.

Malcolm X akhirnya mendirikan Muslim Mosque Inc., dan Organization of Afro-American Unity pada 28 Juni 1964. Pada 21 Februari 1965, pada saat akan memberi ceramah di sebuah hotel di New York, Malcolm X tewas diujung peluru tiga orang Afrika-Amerika yang ironisnya dia perjuangkan nilai-nilai dan hak-haknya. Para fanatis Nation of Islam diduga berada di balik pembunuhannya.

Meski dia wafat di usia yang baru 39 tahun dan baru amat sebentar membaktikan diri bagi dakwah, gaung perjuangan Malcolm terus bergema. Atas pengaruh Malcolm, Warith Deen Muhammad yang menggantikan Ayahnya memimpin Nation of Islam pada 1975 membubarkan perkumpulan itu, lalu pada 1978 memimpin ratusan ribu anggotanya hijrah menjadi muslim sunni sejati, menjadikan tahun itu sebagai “tahun muallaf” terbesar sepanjang sejarah dakwah di Amerika.

Sesungguhnya ‘amal-‘amal kita dilihat di penghujungnya; dan saya merasa begitu kerdil ketika menziarahi makam Malcom X hari ini. Ya Allah, kurniakan pada kami husnul khatimah. []

Tags: ip renunganMalcom X
Eva F Hasan

Eva F Hasan

Related Posts

Pohon Nangka pun Mendengar

Pohon Nangka pun Mendengar

6 Maret 2021
Wabah dan Depresi Massal

Wolak Walik

1 Maret 2021

Tidak Usah Mengeluh karena Rezeki yang Sedikit

28 Februari 2021
Akhlak Nabi ﷺ terhadap Munafik

Tentang Benar dan Salah

26 Februari 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
Kesedihan sang Kaisar

Kesedihan sang Kaisar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

kurus saat hamil
Dunia Wanita

4 Hal ini Harus Dilakukan Ibu Hamil

Redaktur Dini Koswarini
13 menit ago
Israel Hancurkan 35 Bangunan Palestina dalam 2 Pekan
Palestina

Israel Hancurkan 35 Bangunan Palestina dalam 2 Pekan

Redaktur Sodikin
43 menit ago
10 Manfaat Tomat agar Wajah Cantik Alami
Dunia Wanita

Pakai Tomat untuk Perawatan Wajah

Redaktur Laras Setiani
1 jam ago
Dubai Larang Kafe Isi Kopi atau Minuman ke dalam Botol Bayi
Dunia

Dubai Larang Kafe Isi Kopi atau Minuman ke dalam Botol Bayi

Redaktur Eneng Susanti
2 jam ago

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Add Islampos to your Homescreen!

Add