• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 22 Maret 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Islam 4 Beginner

Muslim, Ini 4 Adab Terhadap Diri Sendiri Guna Menjaga dan Menyucikan Hati

Oleh Eneng Susanti
1 tahun lalu
in Islam 4 Beginner
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
jenis zikir, Waktu terbaik untuk berzikir, Waktu terbaik untuk berzikir, doa di bulan Ramadhan, adab terhadap diri sendiri, cara agar kaya amal dampak meninggalkan perbuatan dosa, tasbih doa manusia yang didoakan malaikat

Ilustrasi. Foto: mehbooba

0
BAGIKAN

ISLAM mengatur semua sendi kehidupan. Muslim dituntun menjalani hidup dengan menerapkan adab Islam. Bukan hanya kepada sesama, melainkan juga kepada diri sendiri.  Ya, muslim juga harus menerapkan adab terhadap diri sendiri. Hal itu akan sangat mempengaruhi kebahagiaannya di dunia dan akhirat.

Dalilnya adalah firman Allah SWT:

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Asy-Syams: 9-10)

Begitu pula sabda Rasulullah ﷺ:

ArtikelTerkait

Sedang Shalat Dipanggil Orang Tua, Lanjut Terus ataukah Batalkan?

Doa agar Dimudahkan Bayar Utang

Dicontohkan Rasulullah ﷺ, Inilah 5 Cara Redam Amarah

Fatwa-Fatwa Harian Modern (2) yang Menarik dan Bisa Jadi Ingin Kita Ketahui Sejak Dulu

“Kalian semua masuk surga , kecuali orang yang enggan.”

Para sahabat bertanya, “Siapa orang yang enggan itu, wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Orang yang menaatiku pasti masuk surga. Orang yang mendurhakaiku, berarti dia enggan.”

Beliau ﷺ juga bersabda, “Bertakwalah pada Allah di mana pun kalian berada; susul lah perbuatan buruk dengan melakukan perbuatan baik, niscaya itu akan menghapuskannya; dan pergaulillah sesama manusia dengan akhlak yang baik.” (HR Ahmad)

Jelas, seorang muslim harus senantiasa mendidik, menyucikan dan membersihkan jiwanya. Dirinya harus menjaga jiwanya dengan mengajarkan adab-adab yang dapat menyucikan dan membersihkan noda-noda dalam jiwanya. Menjauhkan jiwanya dari segala keyakinan yang salah, ucapan dan perbuatan keliru yang mengotori dan merusak jiwanya.

BACA JUGA: 5 Adab Senyum agar Bernilai Ibadah

Dia harus sungguh-sungguh memperbaiki jiwanya sepanjang siang dan malam, serta menghisab (mengevaluasi) setiap waktu. Mendorong jiwanya melakukan kebaikan dan ibadah serta memalingkannya dari kejahatan dan kerusakan sekaligus melindunginya dari keburukan tersebut.

Lantas, apa yang harus dilakukan seorang muslim agar mampu menerapkan adab terhadap diri sendiri tersebut?

Guna memperbaiki dan mendidik jiwa agar senantiasa bersih dan suci, berikut langkah atau adab terhadap diri sendiri yang harus dilakukan seorang muslim:

Adab terhadap diri sendiri: Taubat

Maksud taubat disini adalah mengosongkan diri dari segala dosa dan maksiat, menyesali semua dosa yang telah lalu dan bertekad tidakmengulanginya kembali.

Allah SWT berfirman:

“Dan bertaubatlah kalian kepada Allah, hai orang-orang beriman supaya klaian beruntung.” (QS An Nur: 31)

Rasulullah ﷺ pun bersabda, “Sesungguhnya Allah azza wa jalla membuka tangan-Nya pada malam hari agar pelaku dosa di siang hari bertaubat, dan mengulurkan tangan-Nya pada siang hari agar pelaku dosa di malam hari bertaubat, hingga matahari terbit dari barat.” (HR Muslim)

Adab terhadap diri sendiri: Al Muraqabah

Muraqabah bermakna bahwa seorang muslimmerasa dirinya selalu berada di bawah pengawasan Allah. Dia senantiasa yakin bahwa Allah memperhatikannya, mengetahui segala rahasianya, mengawasi segala perbuatannya, dan melakukan semua itu terhadap setiap perbuatan yang dilakukan manusia.

Dengan demikian dia menyadari keagungan Allah, merasa dekat dalam zikir kepada-Nya, menemukan kenyamanan dalam ibadah, ingin selalu dekat dengan Allah, menghadap kepada-Nya dan berpaling dari selain-Nya. Dengan kata lain, dia menyerahkan dirinya kepada Allah sebagaimana ‘penyerahan diri’ yang disebutkan dalam firman-Nya:

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedangkan dia pun mengerjakan kebaikan.” (An Nisa: 125)

Begitu pula sabda nabi ﷺ, “Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya; jika pun engkau tidak melihatnya maka Dia melihatmu.” (HR Al Bukhari)

Inilah tingkatan adab terhadap diri sendiri yang diterapkan oleh para salaf. Mereka pun mencapai taraf Al Muqarrabin (orang-orang yang didekatkan kepada Allah).

BACA JUGA: 5 Adab Buang Hajat dalam Islam

Adab terhadap diri sendiri: Al Muhasabah

Muhasabah itu sebagaimana seorang muslim yang beramal pada siang dan malam dalam hidupnya demi memperoleh kesenangan akhiratnya dan agar meraih kemuliaan serta ridha Allah SWT. Sementara dia juga menyadari bahwa dunia adalah masanya untuk beramal. Maka, dia memandang amal-amal wajibnya laksana seorang pedagang memandang modalnya, amal-amal sunah laksana labanya, dan maksiat serta dosa sebagai kerugiannya.

Dengan kesadaran itu dia menyendiri sesaat guna menghisab dirinya atas amal perbuatannya hari itu. Jika dia melihat kekurangan dalam amal wajib, maka dia mencela dirinya. Lantas, dia menutupi kekurangan tersebut seketika itu juga. Jika bisa diganti, maka dia mengqadhanya. Jika tidak bisa diganti, maka dia menutupinya dengan banyak melakukan amalan sunah.

Jika dia menemukan amalan sunah yang kurang, maka dia pun menggantinya. Jika dia melihat suatu kerugian akibat melakukan perbuatan yang dilarang, maka dia memohon ampunan, menyesal, bertaubat dan kemudian beramal saleh.

Itulah yang dimaksud dengan muhasabahli an-nafs (menghisab diri) sebagaimana Firman Allah:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Hasyr: 18)

Umar bin Khattan pun pernah berkata, “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab.”

BACA JUGA: 11 Adab Utang Piutang dalam Islam

Adab terhadap diri sendiri: Al Mujahadah

Mujahadah artinya seorang muslim mengetahui bahwa musuh utamanya adalah hawa nafsunya sendiri. Tabiat hawa nafsu itu selalu condong kepada kejahatan, dan seruan kepada keburukan.

Waspadalah jika jiwa telah banyak meninggalkan amal dan menyukai istirahat yang terus-terusan, senang menganggur, hingga terkikis bersama hawa nafsu yang digoda berbagai syahwat. Jika itu terdeteksi ada dalam diri, maka seorang muslim harus menugaskan jiwanya agar melawan hawa nafsu tersebut.

Ketika seorang muslim melawan hawa nafsunya karena Allah, agar jiwanya menjadi baik, bersih, suci, dan tenang serta layak mendapatkan rahmat juga ridha Allah, dia akan mengetahui bahwa itulah jalan yang ditempuh seorang mukmin sejati dan orang-orang saleh.

Allah SWT berfirman:

“Dan orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan seseungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al Ankabut: 69)

Rasulullah ﷺ pun bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan bagus amalnya.” (HR Abu Dawud)

Demikianlah adab terhadap diri sendiri yang harus dilakukan seorang muslim untuk menjaga, mendidik, dan menyucikan jiwanya. []

Referensi: Minhajul Muslim/Karya: Syaikh Abu Bakar Jabar Al-Jazairi/Penerbit: Pustaka Al-Kautsar/Tahun: 2015

 

 

Tags: adabadab muslimadab terhadap diri sendiri
ShareSendShareTweetShare
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Berikut 4 Langkah untuk Tadabbur Al-Quran

Next Post

Meluruskan Makna Sabar

Eneng Susanti

Eneng Susanti

Terkait Posts

Sedang Shalat Dipanggil Orang Tua

Sedang Shalat Dipanggil Orang Tua, Lanjut Terus ataukah Batalkan?

21 Maret 2023
Doa agar Dimudahkan Bayar Utang

Doa agar Dimudahkan Bayar Utang

21 Maret 2023
Cara Redam Amarah

Dicontohkan Rasulullah ﷺ, Inilah 5 Cara Redam Amarah

21 Maret 2023
Imam Shalat di Akhir Zaman, Keutamaan Shalat Tahajud, Tingkatan Khusyuk dalam Shalat, Umur 40 tahun, Waktu Shalat Fajar, Waktu Terlarang Shalat Dhuha, Doa yang Dibaca ketika Sujud dalam Shalat, Cara Sujud yang Benar, Tempat Dilarang Shalat, Jumlah Rakaat Shalat Witir, Cara Sujud yang Benar dalam Shalat, Keutamaan Shalat Tahajud, Fatwa Harian Modern

Fatwa-Fatwa Harian Modern (2) yang Menarik dan Bisa Jadi Ingin Kita Ketahui Sejak Dulu

20 Maret 2023
Please login to join discussion

Terbaru

Anak Yatim

Jelang Ramadhan, Balai Asuh Yatim dan Dhuafa (BAYD) Hunian Purwakarta Santuni 15 Anak Yatim

Oleh Amang Dede
21 Maret 2023
0

Para anak yatim juga tampak senang mendapatkan santunan ini. "Alhamdulillah, senang banget," ujar salah satu dari mereka.

Waktu Gangguan Jin

6 Waktu Gangguan Jin

Oleh Haura Nurbani
21 Maret 2023
0

Seorang mukmin harus mempunyai "senjata" khusus dalam menghadapi  mereka. Seorang mukmin juga harus mengetahui waktu gangguan jin. 

Ramadhan

Tarbiah Ramadhan: Rebutlah kelebihan yang dijanjikan!

Oleh Amang Dede
21 Maret 2023
0

Justeru, betapa Ramadan ini menjadi bukti, betapa pengasih dan penyayangnya Allah Subhanahuwataala kepada kita semua.

Ramadhan

Nikmatnya Bersedekah di Ramadhan, Bulan yang Penuh Berkah

Oleh Amang Dede
21 Maret 2023
0

Salah satu yang juga ditunggu oleh umat Islam adalah keberkahan bersedekah di bulan yang berkah ini, bulan suci Ramadhan.

Terpopuler

Puasa Tidak Diterima Jika Belum Maaf-maafan Sebelum Ramadhan?

Oleh Eppi Permana Sari
2 Mei 2017
1
Puasa Tidak Diterima Jika Belum Maaf-maafan Sebelum Ramadhan? 1 adab terhadap diri sendiri

Akan tetapi, mengatakan bahwa bermaaf-maafan adalah syarat agar puasa diterima tidaklah benar.

Lihat Lebih

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Amang Dede
30 September 2020
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat Lebih

Berpuasa Sunnah Seminggu sebelum Ramadan, Bolehkah?

Oleh Eva F Hasan
2 Maret 2023
0
Foto: Sahabat Penaku

BANYAK di antara kita yang tidak sempat memperbanyak puasa di bulan sya’ban ini. Sehingga ia menyempatkan berpuasa seminggu sebelum Ramadhan....

Lihat Lebih
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Update Contents
Islampos We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications