• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 12 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tsaqofah Ekonomi

Bekerja, Bagian dari Keuangan Keluarga Syariah

Oleh Adam
8 tahun lalu
in Ekonomi
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Etika Bisnis, Wahdah Islamiyah, perbankan syariah,, Ekonomi Sirkular

Foto: Dreamstime

1
BAGIKAN

Bekerja, Bagian dari Keuangan Keluarga Syariah 1Dr. Murniati Mukhlisin M.Acc
Konsultan Sakinah Finance/Ketua STEI Tazkia

KALI ini Sakinah Finance belajar membuka kitab – kitab klasik karangan ulama Muslim di zaman dahulu. Walaupun saat ini kita berada di dalam kehidupan modern namun pandangan klasik ini masih sangat relevan. Latar belakang penulis kitab-kitab klasik ini bukan main luar biasa, kebanyakannya penghafal Al-Qur’an yang mendukung kebaikan dan memerangi kemaksiatan yang tercermin jelas dari karya – karyanya.

Salah satu rujukan kita kali ini adalah Kitab Al-Kasb yang didefinisikan sebagai kegiatan bekerja karangan Abu Abdullah Muhammad bin Al-Hasan bin Farqad Jazariya Asy-Syaibani (132H/748M – 189H/804M). Ulama yang dikenal dengan sebutan Imam Asy-Syaibani ini hidup di akhir masa Bani Umawiyyah dan di awal masa Bani Abbasiyah. Beliau yang sudah menghafal Al-Qur’an sejak kecil ini berguru langsung dengan ulama besar, Abu Hanifah penggagas Mazhab Hanafi yang dianut sebagian ummat Islam hingga saat ini, juga menjadi muridnya Abu Yusuf seorang ahli fiqih dan ekonomi.

Konsep bekerja

ArtikelTerkait

5 Negara Ini Berikan Gaji kepada Warganya yang Menganggur

7 Cara Mengatur Keuangan agar Gaji Tidak Habis Sebelum Akhir Bulan

10 Kebiasaan Buruk yang Bisa Bikin Dompet Cepat Kosong!

Strategi Efektif Mengelola Kas untuk Pertumbuhan Bisnis yang Berkelanjutan

Konsep bekerja dalam konteks Islam harus selalu berorientasi ibadah. Hal ini telah diperintahkan Allah SWT yaitu: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-zariyat (51): 56). Maka dari itu penting sekali bagi kita untuk menanamkan niat sebelum menjalankan sebuah pekerjaan dengan niat ibadah, yaitu mengharap ridho Allah.

Tentu saja kita harus yakin bahwa hasil bekerja itu akan mendatangkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Anjuran ini ada dalam Al-Qur’an yang menjadi salah satu doa yang kerap dibaca ummat Islam: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Al-Baqarah (2): 201).

Alasan, jenis dan tujuan bekerja

Dalam kitab Al-Kasb dijelaskan mengapa kita perlu bekerja adalah karena perintah Allah SWT supaya kita bertebar di muka bumi untuk mencari karunia Allah (QS Al-Jumuah (62): 10 dan agar kita membantu orang lain dari hasil kita yang baik-baik (QS Al-Baqarah (2): 267. Bekerja untuk memperoleh harta yang halal (kasb) adalah juga bertujuan agar dapat membedakan mana yang halal dan yang haram.

Sedangkan jenis – jenis pekerjaan yang baik adalah pertanian, manufaktur dan jasa yang mana bidang pertanian ditegaskan oleh Asy-Syaibani sebagai jenis pekerjaan yang paling penting. Hal ini karena menentukan penyediaan makanan dimana sudah menjadi hajat hidup orang banyak dan pendorong roda ekonomi secara umum.

Adapun tujuan bekerja ada beberapa level yaitu; untuk mencukupi kebutuhan diri sendiri, melunasi utang, memberi nafkah istri dan anak, memenuhi kebutuhan dasar orangtua, membantu sanak saudara, dan memperhatikan lingkungan sekitar.

As-Syaibani juga menekankan bahwa dalam memenuhi tujuan bekerja itu kita harus bersikap zuhud atau tidak haus kepada kebutuhan dunia, tidak isyraf atau berlebih-lebihan dan menjauhi sifat tabdzir atau pemboros atas hal – hal yang tidak perlu.

Lesson learnt

Pelajaran kita hari ini adalah bekerja adalah ibadah dan merupakan kewajiban baik itu sebagai seorang individu untuk menghidupi dirinya sendiri, kepala rumah tangga bagi istri dan anak – anaknya, anak yang berbakti kepada orangtua dan keluarga serta anggota sosial kemasyarakatan.

Ternyata bekerja dalam konteks Islam tidak bertujuan akhir agar harta bertumpuk melainkan hanya sebagai media (wasilah) untuk senantiasa berbuat amal sholeh dan dekat kepada Allah.

Dalam konteks negara, bidang pertanian perlu dijadikan fokus utama secara berkesinambungan. Hingga saat ini Indonesia sudah berada di jalur yang tepat dengan dibuktikan bahwa sebanyak 39,68 juta penduduk Indonesia bekerja di bidang pertanian. Artinya ada 31,86 persen dari jumlah penduduk bekerja yang jumlahnya 124,54 juta orang seperti yang disampaikan oleh Kepala BPS Suhariyanto, 5 Mei 2017 yang lalu (bisnis.tempo.co).

Diharapkan upah buru tani makin baik dari yang sebelumnya, misalnya bulan Oktober 2017, upah nominal harian buruh tani nasional adalah sebesar Rp. 50.339 naik dari Rp. 50.213 di bulan Oktober (Badan Pusat Statistik, 2018). Begitu juga lulusan Institut Pertanian Bogor agar dapat lebih banyak berkiprah sebagai ahli dalam bidang pertanian dan lebih bagus lagi jika mampu mengaitkannya dengan akselarasi sektor keuangan syariah.

Dengan kemajuan e-commerce dan FinTech, beberapa komunitas sudah merespon supaya sektor pertanian Indonesia ini dibangun lebih baik lagi. Misalnya sudah tumbuh startup seperti iGrow, Eragano, 8Villages, SayurBox, Simbah, Pantau Harga, Karsa, Kecipir, TaniHub, Limakilo, Sikumis, Crowde, CI-Agriculture, Habibi Garden, PanenID, Nyayur, RegoPantes, Kandagin, Tumbasin, TaniFund, Vestifarm, Angon, Karapan.

Tentu saja sangat tepat sekali jika Kementerian Pertanian Republik Indonesia bersama-sama dengan Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia bersama-sama membina para startup ini. Hal ini adalah supaya dapat menjangkau para petani dan hasil tani di daerah terpencil dengan tata kelola yang baik yang pada akhrinya dapat meningkatkan swasembada pangan dan ekspor hasil pertanian.

Ada banyak lagi kitab – kitab klasik yang dapat dipelajari oleh para keluarga untuk memastikan manajemen keuangan keluarganya menjadi lebih berorientasi syariah. Tentu saja para pembuat kebijakan dapat merujuk kitab – kitab klasik ini untuk meluruskan kebijakan negara supaya senantiasa berpihak kepada seluruh rakyat Indonesia dengan sistem berkeadilan.

Demikian pesan As-Syaibani ini disampaikan, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bis-shawaab. Salam Sakinah! []

Tags: BekerjakeluargaKeuangan
ShareSendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Rahasia Buku Harian Seorang Suami

Next Post

Abbas Minta UE Akui Negara Palestina

Adam

Adam

Dengan Ilmu, engkau berani bertindak dan dapat menahan diri untuk diam

Terkait Posts

gaji, menganggur

5 Negara Ini Berikan Gaji kepada Warganya yang Menganggur

7 Januari 2025
riba, gaji, uang

7 Cara Mengatur Keuangan agar Gaji Tidak Habis Sebelum Akhir Bulan

3 Januari 2025
Kebiasaan Buruk yang Bisa Bikin Dompet Cepat Kosong, Uang

10 Kebiasaan Buruk yang Bisa Bikin Dompet Cepat Kosong!

5 Desember 2024
Bisnis

Strategi Efektif Mengelola Kas untuk Pertumbuhan Bisnis yang Berkelanjutan

7 September 2024
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 2

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

Jangan Penuhi Hidupmu dengan Keluhan

Oleh Haura Nurbani
7 Juli 2025
0
Keluhan

Jangan jadikan keluhan sebagai bahasa utama dalam hidupmu.

Lihat LebihDetails

MasyaAllah, Inilah 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan beserta Artinya

Oleh Haura Nurbani
24 Agustus 2023
0
Hukum Mengubur Ari-ari Bayi, Fakta Bayi Baru Lahir, ASI, ciri bayi cerdas, nama, Nama Anak Perempuan, Hukum Bayi Tabung dalam Islam, Doa ketika Melahirkan

Nama Sahabiyat adalah nama wanita-wanita agung yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam bersamanya.

Lihat LebihDetails

Berikut 7 Hadist tentang Muamalah

Oleh Sufyan Jawas
25 Oktober 2021
0
Hadist tentang muamalah

Dikutip dari halaman Swm, berikut hadist-hadist tentang muamalah.

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

Khutbah Jumat – 3 Nikmat dari Allah yang Sering Diabaikan

Oleh Sodikin
4 September 2020
0
hujan, dajjal

Rasa aman adalah salah satu nikmat Allah SWT yang paling besar yang dikaruniakan kepada hamba-Nya setelah nikmat Iman dan Islam.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.