• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 16 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tsaqofah Ekonomi

Bekerja, Bagian dari Keuangan Keluarga Syariah

Oleh Adam
7 tahun lalu
in Ekonomi
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Etika Bisnis, Wahdah Islamiyah, perbankan syariah,, Ekonomi Sirkular

Foto: Dreamstime

1
BAGIKAN

Bekerja, Bagian dari Keuangan Keluarga Syariah 1Dr. Murniati Mukhlisin M.Acc
Konsultan Sakinah Finance/Ketua STEI Tazkia

KALI ini Sakinah Finance belajar membuka kitab – kitab klasik karangan ulama Muslim di zaman dahulu. Walaupun saat ini kita berada di dalam kehidupan modern namun pandangan klasik ini masih sangat relevan. Latar belakang penulis kitab-kitab klasik ini bukan main luar biasa, kebanyakannya penghafal Al-Qur’an yang mendukung kebaikan dan memerangi kemaksiatan yang tercermin jelas dari karya – karyanya.

Salah satu rujukan kita kali ini adalah Kitab Al-Kasb yang didefinisikan sebagai kegiatan bekerja karangan Abu Abdullah Muhammad bin Al-Hasan bin Farqad Jazariya Asy-Syaibani (132H/748M – 189H/804M). Ulama yang dikenal dengan sebutan Imam Asy-Syaibani ini hidup di akhir masa Bani Umawiyyah dan di awal masa Bani Abbasiyah. Beliau yang sudah menghafal Al-Qur’an sejak kecil ini berguru langsung dengan ulama besar, Abu Hanifah penggagas Mazhab Hanafi yang dianut sebagian ummat Islam hingga saat ini, juga menjadi muridnya Abu Yusuf seorang ahli fiqih dan ekonomi.

Konsep bekerja

ArtikelTerkait

5 Negara Ini Berikan Gaji kepada Warganya yang Menganggur

7 Cara Mengatur Keuangan agar Gaji Tidak Habis Sebelum Akhir Bulan

10 Kebiasaan Buruk yang Bisa Bikin Dompet Cepat Kosong!

Strategi Efektif Mengelola Kas untuk Pertumbuhan Bisnis yang Berkelanjutan

Konsep bekerja dalam konteks Islam harus selalu berorientasi ibadah. Hal ini telah diperintahkan Allah SWT yaitu: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-zariyat (51): 56). Maka dari itu penting sekali bagi kita untuk menanamkan niat sebelum menjalankan sebuah pekerjaan dengan niat ibadah, yaitu mengharap ridho Allah.

Tentu saja kita harus yakin bahwa hasil bekerja itu akan mendatangkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Anjuran ini ada dalam Al-Qur’an yang menjadi salah satu doa yang kerap dibaca ummat Islam: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Al-Baqarah (2): 201).

Alasan, jenis dan tujuan bekerja

Dalam kitab Al-Kasb dijelaskan mengapa kita perlu bekerja adalah karena perintah Allah SWT supaya kita bertebar di muka bumi untuk mencari karunia Allah (QS Al-Jumuah (62): 10 dan agar kita membantu orang lain dari hasil kita yang baik-baik (QS Al-Baqarah (2): 267. Bekerja untuk memperoleh harta yang halal (kasb) adalah juga bertujuan agar dapat membedakan mana yang halal dan yang haram.

Sedangkan jenis – jenis pekerjaan yang baik adalah pertanian, manufaktur dan jasa yang mana bidang pertanian ditegaskan oleh Asy-Syaibani sebagai jenis pekerjaan yang paling penting. Hal ini karena menentukan penyediaan makanan dimana sudah menjadi hajat hidup orang banyak dan pendorong roda ekonomi secara umum.

Adapun tujuan bekerja ada beberapa level yaitu; untuk mencukupi kebutuhan diri sendiri, melunasi utang, memberi nafkah istri dan anak, memenuhi kebutuhan dasar orangtua, membantu sanak saudara, dan memperhatikan lingkungan sekitar.

As-Syaibani juga menekankan bahwa dalam memenuhi tujuan bekerja itu kita harus bersikap zuhud atau tidak haus kepada kebutuhan dunia, tidak isyraf atau berlebih-lebihan dan menjauhi sifat tabdzir atau pemboros atas hal – hal yang tidak perlu.

Lesson learnt

Advertisements

Pelajaran kita hari ini adalah bekerja adalah ibadah dan merupakan kewajiban baik itu sebagai seorang individu untuk menghidupi dirinya sendiri, kepala rumah tangga bagi istri dan anak – anaknya, anak yang berbakti kepada orangtua dan keluarga serta anggota sosial kemasyarakatan.

Ternyata bekerja dalam konteks Islam tidak bertujuan akhir agar harta bertumpuk melainkan hanya sebagai media (wasilah) untuk senantiasa berbuat amal sholeh dan dekat kepada Allah.

Dalam konteks negara, bidang pertanian perlu dijadikan fokus utama secara berkesinambungan. Hingga saat ini Indonesia sudah berada di jalur yang tepat dengan dibuktikan bahwa sebanyak 39,68 juta penduduk Indonesia bekerja di bidang pertanian. Artinya ada 31,86 persen dari jumlah penduduk bekerja yang jumlahnya 124,54 juta orang seperti yang disampaikan oleh Kepala BPS Suhariyanto, 5 Mei 2017 yang lalu (bisnis.tempo.co).

Diharapkan upah buru tani makin baik dari yang sebelumnya, misalnya bulan Oktober 2017, upah nominal harian buruh tani nasional adalah sebesar Rp. 50.339 naik dari Rp. 50.213 di bulan Oktober (Badan Pusat Statistik, 2018). Begitu juga lulusan Institut Pertanian Bogor agar dapat lebih banyak berkiprah sebagai ahli dalam bidang pertanian dan lebih bagus lagi jika mampu mengaitkannya dengan akselarasi sektor keuangan syariah.

Dengan kemajuan e-commerce dan FinTech, beberapa komunitas sudah merespon supaya sektor pertanian Indonesia ini dibangun lebih baik lagi. Misalnya sudah tumbuh startup seperti iGrow, Eragano, 8Villages, SayurBox, Simbah, Pantau Harga, Karsa, Kecipir, TaniHub, Limakilo, Sikumis, Crowde, CI-Agriculture, Habibi Garden, PanenID, Nyayur, RegoPantes, Kandagin, Tumbasin, TaniFund, Vestifarm, Angon, Karapan.

Tentu saja sangat tepat sekali jika Kementerian Pertanian Republik Indonesia bersama-sama dengan Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia bersama-sama membina para startup ini. Hal ini adalah supaya dapat menjangkau para petani dan hasil tani di daerah terpencil dengan tata kelola yang baik yang pada akhrinya dapat meningkatkan swasembada pangan dan ekspor hasil pertanian.

Ada banyak lagi kitab – kitab klasik yang dapat dipelajari oleh para keluarga untuk memastikan manajemen keuangan keluarganya menjadi lebih berorientasi syariah. Tentu saja para pembuat kebijakan dapat merujuk kitab – kitab klasik ini untuk meluruskan kebijakan negara supaya senantiasa berpihak kepada seluruh rakyat Indonesia dengan sistem berkeadilan.

Demikian pesan As-Syaibani ini disampaikan, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bis-shawaab. Salam Sakinah! []

Tags: BekerjakeluargaKeuangan
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Rahasia Buku Harian Seorang Suami

Next Post

Abbas Minta UE Akui Negara Palestina

Adam

Adam

Dengan Ilmu, engkau berani bertindak dan dapat menahan diri untuk diam

Terkait Posts

gaji, menganggur

5 Negara Ini Berikan Gaji kepada Warganya yang Menganggur

7 Januari 2025
riba, gaji, uang

7 Cara Mengatur Keuangan agar Gaji Tidak Habis Sebelum Akhir Bulan

3 Januari 2025
Kebiasaan Buruk yang Bisa Bikin Dompet Cepat Kosong, Uang

10 Kebiasaan Buruk yang Bisa Bikin Dompet Cepat Kosong!

5 Desember 2024
Bisnis

Strategi Efektif Mengelola Kas untuk Pertumbuhan Bisnis yang Berkelanjutan

7 September 2024
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

junub, kamar mandi, adzan, mandi junub

Mengapa Jatuh di Kamar Mandi Itu Berbahaya untuk Keselamatan Jiwa?

Oleh Yudi
16 Juni 2025
0

jariyah, media sosial, ghibah

Bahaya Terlalu Lama Main Media Sosial Setiap Hari, Berapa Waktu Ideal?

Oleh Yudi
16 Juni 2025
0

Penyebab Suami Selingkuh, Ciri Lelaki Pengumbar Janji, Marriage

A Happy Marriage Needs A Very Hard Work

Oleh Haura Nurbani
16 Juni 2025
0

Yahudi, Iran

Menyerang Iran: Analisis Sejarah, Karakter, dan Daya Tempur

Oleh Saad Saefullah
16 Juni 2025
0

Kencing Batu, Poligami

Apa Ciri-ciri Suami yang Ingin Poligami tapi Tidak Mampu namun Selalu Ngomong ke Sana ke Mari?

Oleh Saad Saefullah
15 Juni 2025
0

Terpopuler

7 Kalimat yang Jangan Diucapkan Sembarangan oleh Suami kepada Istri!

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0
hak dan kewajiban suami istri, NAFKAH, talak, rumah tangga, suami, aurat

Mengurus anak, rumah, dan mendukung suami secara emosional adalah kontribusi besar yang tak bisa diukur dengan uang.

Lihat LebihDetails

7 Alasan Mengapa Banyak Penderita Sakit Jantung Tidak Sadar

Oleh Yudi
15 Juni 2025
0
jantung, nyeri dada

Beberapa orang mengalami silent ischemia, yaitu kondisi saat aliran darah ke otot jantung terganggu tanpa menyebabkan rasa sakit.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Mengapa Childfree Dilarang dalam Islam?

Oleh Dini Koswarini
14 Juni 2025
0
Ibrahim bin Rasulullah, childfree

Dalam perspektif Islam, keputusan childfree sebagai gaya hidup permanen dan disengaja tanpa alasan syar’i tidak dibenarkan dan bahkan dilarang.

Lihat LebihDetails

8 Perbedaan Mencolok antara Orang Kaya dan Orang Miskin di Indonesia

Oleh Yudi
15 Juni 2025
0
kemiskinan ekstrem, masyarakat miskin, kaya, miskin

Orang kaya punya akses ke pengacara, asuransi, bahkan kadang bisa "membeli" perlindungan hukum.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.