SAAT
dompet menipis, ga punya duit, hati pun ikut miris,
Niat beli nasi padang, ujungnya cuma ngelirik dari pinggir gerobak nangis.
Waduh rasanya… kayak mie instan disiram air mata,
Ngecek saldo rekening? Cuma bikin dada bergetar dan hati berkata: “Ya Allah, sabarkan hamba!”
Ibnu Qayyim rahimahullah pernah bilang,
“Tak ada yang lebih menenangkan hati kecuali tawakkal dan ridha pada ketentuan Tuhan.”
Tapi lidah ini masih komat-kamit: “Ya Rabb, kalau bisa disegerakan transferan!”
Dompet kempes, semangat pun nyaris tipis, tapi iman harus selalu manis.
Ketika dompet kosong, logika pun lonjong,
Niat ngopi di kafe, akhirnya nyeduh ampas kemarin sore.
Rasanya? Hmm… kayak hati habis digantungin gebetan: pahit, getir, tapi tetap bikin ketagihan.
Ibnul Mubarak rahimahullah berkata, “Cukuplah dengan qana’ah, maka engkau jadi paling kaya di dunia.”
Tapi qana’ah ini, ya Allah… kadang suka kabur saat lihat diskon di marketplace tiba-tiba.
Kadang mikir, “Kenapa ya uang cepat banget pergi?”
Padahal ngasih kode promo pun tak pernah ada yang peduli.
Listrik minta diisi, perut minta diisi,
Dan hati? Minta ditenangkan, walau saldo sisa recehan.
Tapi tetap, lucunya hidup itu di situ,
Biarpun kere, kita tetep nyengir, sok tabah ngadepin debu.
Imam Ahmad rahimahullah bilang, “Sabar itu bagian dari iman.”
Maka kita sabar sambil harap ada transferan tak terduga dari teman.
Jangan putus asa meski dompet ludes,
Karena rizki Allah itu luas, tak hanya bentuk kertas.
Hati yang lapang lebih mahal dari dompet tebal,
Dan tawa tulus lebih nikmat daripada saldo digital.
BACA JUGA: Blok Blok Blok
Jadi kalau saat ini lagi bokek, santai…
Tetap tawakkal, tetap berusaha, dan jangan lupa berdoa di sepertiga malam terakhir,
Siapa tahu rezeki nyasar,
Biar besok kita bisa beli nasi padang pakai ayam, bukan kuah doang sebagai penghibur sabar. []














