• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 24 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Wacana

Mengintip Para ‘Juara’ Berinfaq

Oleh Eva F Hasan
8 tahun lalu
in Wacana
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: IslamicArtDB

Foto: IslamicArtDB

0
BAGIKAN

Oleh M. Anwar Djaelani
Aktivis MIUMI Jawa Timur

Apa makna berinfaq fii sabilillah? Antara lain, siapa sajakah para ‘juara’ berinfaq yang bisa kita teladani?

Performa Memesona
Berinfaq fii sabilillah adalah membelanjakan atau menafkahkan harta di Jalan Allah. Amaliyah itu meliputi belanja untuk kepentingan jihad, untuk keperluan ibadah (seperti pendirian masjid), untuk kebutuhan dakwah (seperti pembangunan fasilitas pendidikan berupa sekolah, perpustakaan, dan laboratorium), untuk kebutuhan sosial (seperti pendirian Rumah Sakit dan Panti Asuhan) dan lain-lain contoh yang serupa dengan itu.

Adapun dasar hukum mengapa kita harus rajin berinfaq –antara lain- adalah firman Allah di QS Al-Baqarah [2]: 254. “Hai orang-orang yang beriman, berinfaqlah/belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rizki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual-beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa`at”.

ArtikelTerkait

O Ternyata Ini 3 Arti Istilah “Nggak Ada Obat”!

Damaskus Jatuh, Basyar Al-Assad Dilaporkan Kabur; Akhir 50 Tahun Kekuasaan Keluarga Assad?

Ga Bisa Baca Hadist

Gendong Ala Drakor

Di keseharian, berinfaq bisa kapan saja; pagi, siang, atau malam. Semakin pagi, semakin baik. Perhatikan sabda Nabi Muhammad SAW berikut ini. “Tidak akan terlewat seharipun pada tiap-tiap pagi, kecuali pasti akan ada dua malaikat yang turun (ke bumi ini) mendoakan hamba-hamba Allah. Satu di antaranya berdoa: ‘Yaa Allah, berilah orang-orang yang berinfaq itu imbalan’. Malaikat kedua berdoa: ‘Yaa Allah! Berilah orang yang kikir itu kebinasaan – hartanya-‘ (HR Bukhari).

Jangan pernah khawatir ekonomi kita akan menjadi sulit karena rajin berinfaq. Sebaliknya, yang harus kita yakini adalah bahwa janji-janji Allah akan ditepati-Nya. Dalam hal penggantian infaq yang kita keluarkan –misalnya-, ada janji Allah yang sangat menggiurkan. Pertama, jaminan akan mendapatkan pahala dari Allah dan kebahagiaan, seperti termaktub di QS Al-Baqarah [2]: 274 yang telah dikutip di atas.

Kedua, secara materi, kita akan mendapat penggantian dari Allah hingga 700 kali lipat. “Perumpamaan  orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah  adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat-gandakan  bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas  lagi Maha Mengetahui” (QS Al-Baqarah [2]: 261).

Adakah contoh yang bisa kita teladani dalam hal kegemaran berinfaq? Banyak!

Tentu saja yang kali pertama harus disebut adalah Uswatun Hasanah kita, Rasulullah Muhammad SAW. Berdasar sejarah hidupnya, Nabi Muhammad SAW-lah orang yang paling dermawan.

Nabi SAW sering berinfaq dan tampak sempurna, karena berinfaq seperti tiada henti-hentinya laksana angin yang terus berhembus. Infaq Nabi SAW akan jauh lebih sering dan dalam jumlah yang lebih banyak jika di bulan Ramadhan. Intinya, kesan paling menonjol dari Nabi SAW saat berinfaq adalah bahwa beliau sama sekali tidak pernah terlihat takut miskin karena sering berinfaq.

Ada pengalaman menarik yang dialami oleh seseorang yang sebelumnya pernah memusuhi Nabi SAW. Pada sebuah kesempatan, orang itu meminta sesuatu kepada Nabi SAW. Lalu, oleh Nabi SAW orang itu diberinya sekawanan kambing yang banyak sampai memenuhi lembah di antara dua bukit.

Orang itu teramat senang dengan pemberian Nabi SAW dan bergegas pulang ke desanya sambil berseru: “Wahai kaumku, masuk Islam-lah kalian, karena Muhammad memberikan sesuatu bagaikan pemberi yang tidak takut jatuh miskin”

Pada kesempatan lain, pernah Nabi SAW mendapat rizki sebanyak empat ratus ribu dirham. Lalu, diletakkannya uang itu di atas tikar dan dibagi-bagikan kepada siapa saja yang datang memintanya sehingga uang itu habis semuanya.

Adakah contoh yang lain? Perhatikanlah Siti Khadijah Ra, isteri Rasulullah SAW. Sebelum menikah dengan Nabi SAW, dia sudah dikenal sebagai seorang pengusaha sukses yang kaya. Masyaa-Allah, untuk menunjang kepentingan dakwah Islam, Siti Khadijah Ra tak ragu-ragu untuk menginfaqkan seluruh hartanya.

Atas jasa Khadijah Ra yang sangat berarti bagi penegakan dakwah Islam itu, Nabi SAW tak pernah bisa melupakannya. Nabi SAW berkesaksian, bahwa “Dialah yang memberikan hartanya ketika banyak orang mengharamkan hartanya untukku”.

Lihatlah keteguhan Abu Bakar Ra dalam berinfaq, terutama saat kaum Muslimin akan berjuang di Perang Tabuk. Tanpa ragu-ragu sedikitpun, Abu Bakar Ra menginfaqkan seluruh hartanya. Atas fenomena itu, Rasulullah SAW bertanya, “Adakah sisanya untuk engkau dan keluarga?” Dengan tenang Abu Bakar Ra menjawab, “Sisanya masih banyak, yaitu Allah dan Rasul-Nya”.

Abu Bakar Ra memang sangat dikenal sebagai ‘jago’ berinfaq. Bahkan, orang sekelas Umar bin Khaththab Ra-pun sempat ‘iri’ dalam hal prestasi berinfaq. Berikut ini penuturan Umar bin Khaththab Ra:

“Rasulullah SAW meminta kami untuk berinfaq. Ketika itu saya mempunyai sejumlah harta. ‘Hari ini saya akan mendahului Abu Bakar’, batin saya dalam hati. Maka, saya datang membawa separuh harta saya. Rasulullah SAW bertanya: ‘Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?’ Saya menjawab, ‘Saya sisakan kepada mereka sejumlah itu pula’. Lalu, datanglah Abu Bakar Ra dengan membawa seluruh hartanya. Rasulullah SAW bertanya kepadanya, ‘Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu’. Abu Bakar Ra menjawab, ‘Saya tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya’. Saya (Umar bin Khaththab) berkata: ‘Saya tak akan mampu selamanya mendahului Abu Bakar’.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).

Alhasil, semoga kita dapat mencontoh Rasulullah SAW, Khadijah Ra, Abu Bakar Ra, Umar bin Khaththab Ra atau siapapun kaum Muslimim yang gemar berinfaq. Sungguh, untuk berinfaq tak perlu menunggu kita kaya terlebih dulu. Sebab, pada prinsipnya, apapun yang kita punya bisa kita infaqkan. Punya harta, silakan infaqkan harta. Punya tenaga dan pikiran, silakan infaqkan tenaga dan pikiran. Tentang banyak atau sedikitnya yang kita infaqkan janganlah  sampai merisaukan kita. Bahkan, andai hanya sekadar mempunyai sebutir kurma saja, janganlah ragu, infaqkanlah!

Menuju ‘Sang Pemenang’
Jadi, ayo, budayakan gemar berinfaq! Lalu, berlomba-lombalah menjadi “Sang Juara”. []

 

Tags: Anwar DjaelaniInfaqNoteRamadanRamadhan
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Manusia yang Paling Jernih Akalnya …

Next Post

Jangankan Berhala dan Manusia, Makanan pun Kami Dilarang untuk Mencelanya

Eva F Hasan

Eva F Hasan

Terkait Posts

Nggak Ada Obat, Potongan Rambut Laki-laki yang Tidak Diperbolehkan dalam Islam

O Ternyata Ini 3 Arti Istilah “Nggak Ada Obat”!

13 Desember 2024
Damaskus

Damaskus Jatuh, Basyar Al-Assad Dilaporkan Kabur; Akhir 50 Tahun Kekuasaan Keluarga Assad?

8 Desember 2024
Kitab Taurat, Hadist, Bani Israil, Zabur

Ga Bisa Baca Hadist

10 Agustus 2024
Sikap Suami yang Harus Disyukuri Istri, , Nikah, Tips yang Harus Dikuasai Istri Agar Suami Betah di Rumah, Sifat Istri yang Mendatangkan Rezeki bagi Suami, Drakor, Istri

Gendong Ala Drakor

10 Agustus 2024
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Syirik, Bahaya Vape untuk Kesehatan, Rokok, Kentut

Suami Suka Kentut Depan Istri, Istri Ga Suka, Bagaimana Hukumnya?

Oleh Saad Saefullah
24 Juni 2025
0

JISc

Banyak Diterima di UI, JISc Ungguli SMA Negeri Meski Terapkan 3 Kurikulum

Oleh Saad Saefullah
24 Juni 2025
0

fakta menarik tentang indonesia, fakta kopi indonesia, kopi

Inilah Negara yang Pertama Kali Temukan Kopi Sebelum Menyebar ke Seluruh Dunia

Oleh Yudi
24 Juni 2025
0

Waktu Shalat, Manfaat Shalawat bagi Hati,, Jumlah Rakaat Shalat Witir, Hukum Pura-pura Menangis dalam Shalat, Sholat, Keutamaan Shalat Qobliyah Shubuh, Cara Ruqyah Diri Sendiri, Shalat Dhuha, Hal yang Dilarang ketika Shalat, Shalat Witir, Pura-pura Menangis ketika Shalat, Shalat Dhuha

Apa Hukum Shalat tapi Tidak Paham Arti Bacaannya?

Oleh Haura Nurbani
24 Juni 2025
0

dajjal, pengikut dajjal

Mengenal Dajjal dari Perspektif Sains: dari Simbol hingga Fakta

Oleh Yudi
24 Juni 2025
0

Terpopuler

Jangan Dianggap Sepele, Ini 10 Dampak Perang Dunia Ketiga Jika Pecah

Oleh Yudi
23 Juni 2025
0
perang dunia, perang, kiamat

Seperti yang terjadi setelah Perang Dunia I dengan flu Spanyol, perang besar sering diikuti oleh pandemi mematikan.

Lihat LebihDetails

5 Negara Paling Aman, Jika Terjadi Perang Dunia, Ternyata Ada Indonesia!

Oleh Haura Nurbani
23 Juni 2025
0
Alasan kenapa Hidup di Indonesia Itu Enak Banget

Berikut ini lima  negara yang dianggap paling aman jika terjadi perang dunia — dan ya, Indonesia termasuk di dalamnya!

Lihat LebihDetails

8 Ciri Orang Suka Berbohong dari Fisiknya

Oleh Yudi
20 Juni 2025
0
berbohong

Orang yang berbohong sering butuh waktu lebih lama untuk merespons, karena mereka “menyusun” cerita.

Lihat LebihDetails

11 Adab Jima yang Harus Diketahui Pasangan Suami Istri

Oleh Saad Saefullah
18 Juni 2023
0
Adab Jima

ISLAM telah mengajarkan kita segala sesuatu, bagaimana kita makan, memakai pakaian. Apakah disana ada sunah yang menjelaskan bagi orang Islam...

Lihat LebihDetails

Apa Ciri-Ciri Ginjal yang “Kotor” atau Tidak Sehat?

Oleh Saad Saefullah
23 Juni 2025
0
Bahaya Jantung ketika Sudah Kotor Lebaran, Ginjal, ginjal

Dalam istilah medis, ini bisa merujuk pada gangguan fungsi ginjal atau penyakit ginjal kronis.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.