• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Minggu, 14 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tsaqofah Dunia Ghaib

Tipu Daya dan Perangkap Iblis

Oleh Dini Koswarini
2 tahun lalu
in Dunia Ghaib
Waktu Baca: 5 menit baca
A A
0
Iblis, jin, Fakta tentang Jin, Cara Melindung Diri dari Gangguan Jin, Iblis, Setan

Foto: Unsplash

0
BAGIKAN

DI antara perkara terbesar yang menyebabkan seorang hamba durhaka kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan binasa adalah dikuasainya hamba tersebut oleh iblis melalui tipu dayanya. Karena itu merupakan janji iblis di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala:

قَالَ فَبِمَا أَغۡوَيۡتَنِي لَأَقۡعُدَنَّ لَهُمۡ صِرَاطَكَ الۡمُسۡتَقِيمَ ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمۡ مِنۡ بَيۡنِ أَيۡدِيهِمۡ وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ وَعَنۡ أَيۡمَانِهِمۡ وَعَنۡ شَمَائِلِهِمۡ وَلَا تَجِدُ أَكۡثَرَهُمۡ شَاكِرِينَ

“Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari depan dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” [Q.S. Al A’raf:16-17]

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam potongan hadis `Iyadh bin Himar al-Mujasyi’i radhiyallahu ‘anhu, riwayat Muslim:

ArtikelTerkait

Apakah Jin Termasuk Jenis Malaikat?

Benarkah Hantu Itu Tidak Ada? Apa Buktinya?

Kenapa Ada Orang yang Mau Santet Orang Lain?

Santet, Kenapa Diharamkan dalam Islam?

وَإِنِّي خَلَقۡتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمۡ وَإِنَّهُمۡ أَتَتۡهُمۡ الشَّيَاطِينُ فَاجۡتَالَتۡهُمۡ عَنۡ دِينِهِمۡ وَحَرَّمَتۡ عَلَيۡهِمۡ مَا أَحۡلَلۡتُ لَهُمۡ وَأَمَرَتۡهُمۡ أَنۡ يُشۡرِكُوا بِي مَا لَمۡ أُنۡزِلۡ بِهِ سُلۡطَانًا.

“Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hambaKu dalam keadaan Islam seluruhnya. Dan sesungguhnya setan akan mendatangi mereka dan menggelincirkan mereka dari agama mereka. Setan mengharamkan atas mereka apa yang telah Aku halalkan. Dan setan memerintahkan kepada mereka untuk berbuat syirik tanpa ada hujjah yang diturunkan atas mereka.”

BACA JUGA: Diusir dari Surga, Iblis Dirikan Kerajaan di Lautan

Iblis memiliki cara yang sangat banyak untuk menyesatkan manusia, karena itu sudah menjadi target utama mereka sampai ditegakkannya hari kiamat. Yaitu menyesatkan seluruh manusia dengan menggunakan berbagai macam cara agar mereka binasa. Tidak monoton, bahkan dengan seluruh cara, yang bisa dilakukan akan mereka lakukan. Sehingga tidak jarang dari hamba Allah subhanahu wa ta’ala yang tidak menyadari bahwa itu adalah jeratan-jeratan iblis.

Oleh sebab itu, kita membutuhkan pembekalan jiwa dengan mempelajari kitab-kitab yang telah ditulis para ulama tentang perkara tersebut. Di antara kitab yang paling baik untuk kita pelajari adalah kitab “Talbis Iblis”.

Kitab ini ditulis oleh seorang Imam yang terkenal dari para imam kaum muslimin. Luas penelaahannya, memiliki karya yang banyak dan memiliki kemampuan yang luar biasa dalam memberikan nasihat.

iblis, Makna Setan Dibelenggu pada Bulan Ramadan, Pintu Setan
Foto: Unsplash

Kitab tersebut sangatlah penting untuk kita pelajari, dan termasuk di antara kitab pertama yang menjelaskan tipu daya dan jerat iblis dengan cakupan yang luas. Padanya disebutkan kelompok-kelompok sesat dengan sebab syubhat-syubhat iblis yang dilontarkan kepada mereka. Kemudian penulis rahimahullah membantah seluruh syubhat-syubhat tersebut dengan dalil-dalil yang kuat.

Penulis kitab ini adalah `Abdurrahman bin `Aly bin Muhammad bin `Aly bin `Ubaidullah bin `Abdillah bin Hummadi bin Ahmad bin Muhammad bin Ja’far al-Jauzi bin `Abdillah bin al-Qasim bin an-Nadhr bin al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakr ash-Shiddiq al-Qurasyi –khalifah setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam-, at-Taimi, al-Bakri kemudian al-Baghdadi. Beliau seorang ulama yang fakih bermadzhab Hanbali, seorang pemberi nasihat, dan memiliki karya tulis yang banyak dan terkenal. Nasab beliau bersambung dengan sebaik-baik manusia setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu Abu Bakr ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu.

Beliau terkenal dengan kuniah Abul Faraj. Beliau juga terkenal dengan nisbat Ibnu al-Jauzi, yaitu nisbat kepada kakeknya yang ke-9 yang bernama Ja`far bin `Abdillah, dialah yang diberikan gelar dengan al-Jauzi. Kemudian keturunannya menggunakan gelar tersebut, sehingga beliau terkenal dengan sebutan Ibnul Jauzi.

Beliau lahir pada tahun 508 H, ada yang mengatakan 509 H, dan ada yang mengatakan 510 H. Terjadi perbedaan pendapat karena beliau sendiri tidak mengetahui secara persis kapan beliau dilahirkan. Beliau dilahirkan di rumah keluarga bangsawan dan keluarga yang terhormat.

Judul kitab ini adalah “Talbis Iblis” sebagaimana telah dipertegas sendiri oleh Ibnul Jauzi rahimahullah pada pembukaan kitab. Pembahasan dalam kitab ini adalah seputar talbis (tipudaya) iblis terhadap manusia dan usaha mereka dengan cara ghurur (menipu) agar manusia tersesat, sesuai dengan tingkatan manusia. Dan makna talbis sebagaimana telah diterangkan sendiri oleh Ibnul Jauzi, yaitu: menampakkan kebatilan dengan bentuk kebenaran.

Dan yang dimaksud dengan ghurur (menipu) adalah: bentuk kebodohan yang menjadikan seseorang meyakini perkara yang rusak sebagai perkara yang baik dan sesuatu yang jelek sebagai perkara bagus.

Ibnul Jauzi mengatakan, “Aku memandang bahwa aku perlu untuk memperingatkan dari talbis iblis dan dari jerat-jeratnya, karena menunjukkan kepada perkara-perkara yang jelek merupakan bentuk peringatan agar tidak terjatuh ke dalamnya.

Ibnul Jauzi membagi pembahasan dalam kitabnya menjadi 13 bab, dan menjadikan 4 bab pertama sebagai pembukaan untuk masuk ke dalam inti pembahasan. Dalam bab-bab tersebut beliau menyebutkan hadis dan atsar yang datang dari Salaf berupa perintah untuk berpegang teguh dengan sunnah dan jama`ah, kemudian beliau mencela perkara-perkara bid`ah dan ahlul bid`ah, kemudian beliau memperingatkan dari talbis iblis dan godaan yang ditimbulkan oleh mereka.

Pada bab ke-6 Ibnul Jauzi menyebutkan talbis iblis terhadap para ulama dengan berbagai bidang ilmu yang mereka geluti. Dari kalangan ahli hadis, ahli fikih, penyair, ahli bahasa, ahli sejarah, dan yang lainnya. Dan pada bab ke-7 beliau mengkhususkan pembahasannya tentang para pemimpin dan penguasa. Pada bab ke-8 dan ke-9 Ibnul Jauzi menyebutkan talbis iblis terhadap ahli ibadah dan orang-orang yang zuhud.

Pada bab ke-10 beliau khusus membahas tentang orang-orang sufi dengan pembahasan yang meluas. Dan bab ini merupakan bab yang paling panjang dibandingkan dengan bab-bab yang lain.

BACA JUGA:  14 Musuh dan 10 Sahabat Iblis

Pembahasan tersebut lebih dari setengah kitab. Di antara poin penting yang disebutkan dalam bab tersebut adalah:

Penjelasan adanya perbedaan antara zuhud dan tashawwuf.

Penjelasan bahwa tashawwuf adalah sarana tersebarnya bentuk-bentuk kesesatan. Paham tersebut membawa seseorang untuk berkeyakinan hululiyyah (menyatunya dzat Allah dengan makhluk-Nya), meninggalkan kewajiban-kewajiban syari`at, mengantarkan seseorang untuk menghalalkan sesuatu yang haram, mengharamkan sesuatu yang halal, dan memunculkan madzhab yang bergampang-gampangan dalam membolehkan sesuatu.
Penjelasan kesesatan orang-orang sufi, dimana mereka meninggalkan ilmu dan sifat zuhud.

Penjelasan talbis iblis atas orang-orang sufi dengan membangun al-arbithah (tempat yang dibangun untuk ibadah pribadi) dan mencukupkan dengannya dibandingkan dengan masjid. Membersihkan diri dari harta namun justru mengantarkan mereka ke dalam perbuatan membuang-buang harta pada satu sisi, meminta-minta serta memberatkan orang-orang miskin dari sisi yang lain. Iblis juga memperdaya mereka dengan cara mereka mengenakan muraqqa`at (pakaian yang ditambal dan lusuh), dan menyedikitkan dari makan, yang mengantarkan mereka untuk menyerupai hewan yang memakan daun-daun pohon dan yang lainnya.

Ibnul Jauzi rahimahullah secara umum mencocoki akidah ahlus sunnah wal jama`ah, kecuali dalam dua permasalahan:

Masalah sifat-sifat Allah
Masalah tabarruk (mencari berkah) dengan kuburan.

Dalam masalah sifat-sifat Allah subhanahu wa ta’ala beliau tidak konsisten dalam menetapkannya. Terkadang beliau menetapkan, terkadang beliau mentafwidh –sepenuhnya menyerahkan kepada Allah, dan terkadang beliau menta’wil.

Maka hal-hal tersebut merupakan sebuah ketergelinciran seorang alim yang tidak boleh kita ikuti dan tidak kita contoh.

Sejarah Iblis Memusuhi Manusia
Foto: Freepik

Dan dalam hal ini Syaikh Zaid bin Hadi al-Madkhali rahimahullah telah menulis sebuah kitab dengan judul:

التَّعۡلِيقُ عَلَى تَلۡبِيسِ إِبۡلِيسَ تَعۡلِيقَاتٌ فِي بَابِ الۡعَقِيدَةِ

“Catatan Atas Kitab Talbis Iblis, Catatan Dalam Permasalahan Akidah”.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Barang siapa yang mengerti syari`at dan mengerti kenyataan, dia akan mengetahui secara pasti bahwa seseorang yang mulia yang memiliki perjuangan dalam amal saleh, dan jasa-jasa yang baik, serta memiliki kedudukan di dalam Islam dan di mata kaum muslimin, boleh jadi dia terjadi ke dalam kekeliruan, maka dia diberikan udzur dengan kemampuan ijtihadnya. Akan tetapi tidak boleh diikuti dalam permasalahan tersebut, namun juga tidak boleh menghancurkan kedudukannya, ke-alimannya, dan kemuliaannya di hati-hati kaum muslimin.”

BACA JUGA: Apakah Iblis dari Jenis Jin atau Malaikat?

Al-Imam adz-Dzahabi rahimahullah berkata: “Sesungguhnya seorang ulama besar bila kebenarannya banyak dan dikenal dengan perhatiannya terhadap al-Haq, luas ilmunya, tampak kecerdasannya, diketahui kebaikan, dan wara`nya, serta mencontoh terhadap al-Quran dan Sunnah, maka dia diampuni kekeliruan-kekeliruannya. Kita tidak boleh memvonis dia sebagai orang yang sesat, mencampakkannya dan melupakan kebaikan-kebaikannya. Namun kita juga tidak mengikuti kebid`ahannya dan kekeliruannya. Dan kita memohonkan ampunan baginya.”

Kesalahan atau kekeliruan adalah ciri seorang manusia, oleh karena itu kita tidak menyatakan bahwa Ibnul Jauzi adalah seorang ulama besar yang tidak terlepas dari kesalahan atau kekeliruan, karena seorang manusia memiliki kekurangan. Namun hal ini tidak menghalangi kita untuk membaca dan mempelajari kitab-kitab ulama besar semisal Ibnul Jauzi dan para ulama besar lainnya yang terdapat padanya kekeliruan ilmiyyah tanpa disengaja apabila kita mampu memilah dan memilih kebenaran dari kesalahannya. Wallahu a’lam. []

Sumber: Majalah Qudwah edisi 26 vol. 03 1436 H/ 2015 M, rubrik Maktabah. Pemateri: Ustadz Abu Sabiq Al Atsary | Ismail Ibnu Isa

Tags: iblisPerangkap Iblistipu daya iblis
ShareSendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Penjamu Tamu Rasulullah ﷺ

Next Post

Sebelum Meninggal, Bintang Dianiaya Senior Santri 3 Hari Berturut di Ponpes

Dini Koswarini

Dini Koswarini

Terkait Posts

Hukum Merokok dalam Islam, Bahaya Rokok bagi Kesehatan, Jin

Apakah Jin Termasuk Jenis Malaikat?

18 Juni 2025
Jin, Hantu

Benarkah Hantu Itu Tidak Ada? Apa Buktinya?

1 Juni 2025
Sihir Pemisah, Santet

Kenapa Ada Orang yang Mau Santet Orang Lain?

2 Januari 2025
Santet

Santet, Kenapa Diharamkan dalam Islam?

1 Januari 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1 Iblis

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

MasyaAllah, Inilah 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan beserta Artinya

Oleh Haura Nurbani
24 Agustus 2023
0
Hukum Mengubur Ari-ari Bayi, Fakta Bayi Baru Lahir, ASI, ciri bayi cerdas, nama, Nama Anak Perempuan, Hukum Bayi Tabung dalam Islam, Doa ketika Melahirkan

Nama Sahabiyat adalah nama wanita-wanita agung yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam bersamanya.

Lihat LebihDetails

Ini 8 Ayat Al-Quran tentang Perintah Bekerja Keras

Oleh Sufyan Jawas
26 Oktober 2021
0
hadist-hadist tentang kesombongan

Banyak sekali kita jumpai ayat Al-Quran tentang perintah bekerja keras. Bekerja keras merupakan sebuah keharusan yang dimiliki oleh setiap orang

Lihat LebihDetails

21 Sifat Manusia Menurut Al Quran

Oleh Laras Setiani
17 Oktober 2019
0
ilustrasi.foto: kiblat

Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya...

Lihat LebihDetails

Bait-bait syair Imam Syafi’i yang Menyentuh dan Menggetarkan Jiwa

Oleh Dini Koswarini
26 Oktober 2022
0
Penilaian Manusia, Muhasabah, Imam Syafi'i, ujian, akad

Inilah Bait-bait syair Imam Syafi’i rahimahullah yang bisa kita jadikan sebagai keteladanan di saat kondisi seperti sekarang ini.

Lihat LebihDetails

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0
Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

Padahal, mengungkit dosa masa lalu seseorang yang sudah bertaubat adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam dan sangat dibenci Allah.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.