• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Minggu, 14 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tsaqofah Sejarah

Begini Cara Muhammad Al-Fatih Dididik

Oleh Yudi
5 tahun lalu
in Sejarah
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Muhammad Al-Fatih, mencintai nabi

Foto: Unsplash

0
BAGIKAN

Oleh: Dhana Rosaeri
Aktivis Dakwah, dhanarosaeri@yahoo.co.id

KISAH nyata dan bersejarah emas terjadi enam abad lalu, perjalanan anak manusia yang dahsyat mencetak kharakter seorang anak. Anak emas Sultan ini, tak pernah merasakan getirnya kehidupan, selalu bergelimang harta dan hiburan, tak pernah sekalipun merasakan kerasnya pendidikan.

Guru-guru yang pernah dihadirkannya pun, tak pernah luput dari pelecehan sang anak Sultan, ditertawakan, dicemooh menjadi santapan sehari-hari guru-gurunya.

Namun, Sultan Murad II, ayahnya, tak kurang akal, dia mencarikan guru yang paling cakap membentuk kharakter, akhirnya dia memanggil Syeikh Ahmad bin Ismail Al Qurani dan Syeikh Aaq Syamsudin.

ArtikelTerkait

Apa Itu Konspirasi Sykes-Picot: Awal Perpecahan Dunia Islam?

Abdulmejid II, Khalifah Terakhir dalam Islam

Jejak Sejarah Andalusia: Peradaban Islam yang Terlupakan

Siapa Muawiyah bin Abi Sufyan, Pendiri Kekhalifahan Umayyah?

Berkat pendidikan kharakter dan pendidikan Islami, kelak Sang Anak itulah yang bergelar Sultan Muhammad Al-Fatih (Sang Penakluk).

BACA JUGA: Saat Al-Fatih Lakukan Sujud Syukur di Tanah Konstantinopel dan Berjalan Menuju Hagia Sophia

Sultan yang mampu menaklukkan sebuah benteng paling kuat dalam sejarah, 1000 tahun lebih tak tergoyahkan dan selama 825 tahun penantian atas kebenaran Sabda Nabi akan takluknya benteng Konstantinopel oleh Sultan terbaik.

Pukulan Guru, Membentuk Karakter Pemimpin

Menjadi anak manja, bandel, dan susah diatur merupakan hal yang wajar dan umum terjadi, apalagi jika si anak tersebut selalu dilindungi orang tuanya ketika mendapatkan masalah.

Nampaknya hal ini juga terjadi pada Muhammad II atau Mehmed II, putra dari sang Khalifah Sultan Murad II, dari Khilafah Utsmani yang berpusat di Edirne. Kebesaran nama sang ayah menjadi alasan bagi si anak untuk berperilaku manja dan bandel, sehingga menyulitkan setiap guru yang mengajarnya untuk taat pada perintah guru.

Sultan Murad II ketika bertemu dengan Syeikh Ahmad bin Ismail Al Qurani menitip pesan agar mendidik anaknya dengan baik dan sekaligus memberikan kewenangan penuh untuk memukulnya jika si anak tak patuh. Hal tersebut disampaikan di depan si anak sambil Sang Khalifah menyerahkan sebuah cemeti kepada sang guru.

Tentu saja, amanah orang tua yang sepenuh hati, tak tanggung-tanggung kepada sang guru merupakan modal penting bagi guru manapun untuk mendidik muridnya. Apalagi sang guru tahu dan mengerti cara mendidik yang baik, menegur hingga memukul murid yang bersalah dengan pukulan yang sesuai aturan dan terukur.

Tak ayal, Mehmed II mendapat pukulan pertama kalinya dari sang Guru, yang mana pukulan itu belum pernah dia rasakan dari guru-guru sebelumnya.

Tentu saja si anak kaget dan terperanjat dengan kejadian yang baru dialaminya itu, namun dia tak bisa melawan, sang guru mendapat legitimasi penuh dari ayahnya untuk memukul jika bersalah. Saat itulah, momen titik balik dari si anak bandel menjadi murid yang patuh dan taat pada guru.

Mehmed II berubah menjadi anak yang sholeh, hafidz Qur’an di usia emas, 8 tahun, selanjutnya menguasai 7 bahasa asing dan menguasai ilmu-ilmu politik, ekonomi, strategi perang, dsb.

Legitimasi guru untuk memukul disandarkan pada Sabda Nabi shallallahu’alaihi wasallam, “Perintahkanlah anakmu shalat pada usia tujuh tahun dan pukullah dia karena (meninggalkan)nya pada usia 10 tahun dan pisahkan tempat tidur mereka.”(HR. Abu Daud no 495 dengan sanad hasan).

Pukulan mendidik bukanlah pukulan telak yang mematikan saraf, penuh emosi dan kebencian serta pukulan bertubi-tubi hingga menimbulkan trauma bagi si anak didik. Pukulan tersebut hanya bertujuan menimbulkan ‘shock terapy’ bagi si anak, membuat anak berfikir untuk tidak melakukan pembangkangan terhadap perintah guru, serta menunjukkan kewibawaan dan keseriusan guru dalam mendidik.

“Janganlah seseorang mendera lebih dari sepuluh kali deraan, kecuali dalam hukuman (hudud) yang ditentukan Allah Ta’ala-“ H.R. Ibnu Taymiyyah, serta dalam sebuah sabda Nabi Muhammad Saw : “Apabila salah seorang di antara kalian memukul, hendaknya menghindari wajah.” (HR. Al-Bukhari no. 2559 dan Muslim no. 2612)

BACA JUGA: 70 Gunung yang Diangkut oleh Muhammad Al-Fatih Lewati Gunung ke Konstantinopel!

Ketika Muhammad Al-Fatih Kecil Tak Salah Namun Dipukul Sang Guru

Guru yang baik dan berwibawa di hadapan muridnya yakni ketika sebuah hukuman saja sudah mampu membuat ‘kenangan’ tak terlupakan, menjadikan sang murid tak lagi bermain-main dengan pelajaran dan selalu fokus terhadap materi pendidikan.

Pukulan kedua ini yang lebih dikenang pahit oleh Muhammad Al Fatih. Kali ini pukulan datang dari gurunya yang mendampinginya hingga ia kelak menjadi Sultan, Syeikh Aq Syamsuddin. ‘Kenangan’ pahit dari gurunya itu tak sanggup dia tanyakan atau protes pada gurunya, saking hormatnya pada sang Guru.

Namun ‘kenangan’ itu tak lekang oleh waktu, terus berkecamuk di benak Sang Sultan. Hingga pada suatu saat yang tepat, setelah resmi menjadi Sultan Khilafah Utsmani, dia menanyakan kegundahannya selama ini :

“Guru, aku mau bertanya. Masih ingatkah suatu hari guru menyabetku, padahal aku tidak bersalah waktu itu. Sekarang aku mau bertanya, atas dasar apa guru melakukannya?”

Sekian tahun lamanya sang murid menyimpan pertanyaan atas ‘kenangan’ pahit dari sang Guru, namun tak kuasa menanyakannya apalagi menuntut sang Guru berupa Qishash (balasan memukul), merupakan sebuah pelajaran berharga bagi kita semua.

BACA JUGA: Berkaca dari Kisah Heroik Muhammad Al-Fatih

Bahwa, tindakan guru menghukum untuk kebaikan sang murid adalah hal yang lumrah dan dibenarkan oleh Syariah. Meski Sang Murid mempunyai hak tanya terhadap sang Guru, apalagi sang murid tak merasa bersalah dan menimbulkan kegundahan hati sang murid, mengapa sang guru berbuat dzalim terhadapku?

Inilah jawaban Aq Syamsuddin ketika itu: “Aku sudah lama menunggu datangnya hari ini. Di mana kamu bertanya tentang pukulan itu. Sekarang kamu tahu nak, bahwa pukulan kedzaliman itu membuatmu tak bisa melupakannya begitu saja. Ia terus mengganggumu.

Maka ini pelajaran untukmu di hari ketika kamu menjadi pemimpin seperti sekarang. Jangan pernah sekalipun mendzalimi masyarakatmu. Karena mereka tak pernah bisa tidur dan tak pernah lupa pahitnya kedzaliman.” []

Tags: Al FatihMuhammad Al FatihpendidikanSultan Muhammad al-Fatih
ShareSendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Aku sedang Menunggu Kesempatan

Next Post

Hadapi Rasisme, Muslimah As Rohina Malik Rilis Film Unveiled

Yudi

Yudi

Terkait Posts

sykes-picot

Apa Itu Konspirasi Sykes-Picot: Awal Perpecahan Dunia Islam?

25 Juni 2025
Abdulmejid II

Abdulmejid II, Khalifah Terakhir dalam Islam

24 April 2025
andalusia

Jejak Sejarah Andalusia: Peradaban Islam yang Terlupakan

10 April 2025
Nuaiman bin Amr, Maisun binti Bahdal, Umar bin Khattab, Jasa Utsman bin Affan untuk Islam, Utsman Bin Affan, Muawiyah bin Abi Sufyan, Munafik

Siapa Muawiyah bin Abi Sufyan, Pendiri Kekhalifahan Umayyah?

28 Februari 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

MasyaAllah, Inilah 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan beserta Artinya

Oleh Haura Nurbani
24 Agustus 2023
0
Hukum Mengubur Ari-ari Bayi, Fakta Bayi Baru Lahir, ASI, ciri bayi cerdas, nama, Nama Anak Perempuan, Hukum Bayi Tabung dalam Islam, Doa ketika Melahirkan

Nama Sahabiyat adalah nama wanita-wanita agung yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam bersamanya.

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

Berikut 7 Ayat Al-Quran tentang Masjid

Oleh Sufyan Jawas
1 November 2021
0
Ayat Al-quran tentang masjid

Saking pentingnya dalam kehidupan seorang Muslim, ada beberapa ayat Al-Quran tentang masjid. 

Lihat LebihDetails

Jawab 20 Pertanyaan tentang Islam Ini, dari yang Paling Mudah sampai yang Agak Sulit

Oleh Dini Koswarini
2 Mei 2025
0
Teka Teki Fiqih, Pertanyaan, Pertanyaan tentang Islam

Berikut 20 soal pilihan ganda bertema Islami, disusun dari tingkat mudah hingga sulit, lengkap dengan jawabannya,

Lihat LebihDetails

15 Siksaan bagi Orang yang Meninggalkan Shalat

Oleh Dini Koswarini
4 November 2024
0
Istighfar, Siksaan bagi Orang yang Meninggalkan Shalat, Futur

Ada beberapa siksaan bagi orang yang meninggalkan shalat. Apa saja? 

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.