• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 11 Agustus 2022
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Islam 4 Beginner

Inilah 4 Prinsip Rezeki (1)

Oleh Eneng Susanti
4 tahun lalu
in Islam 4 Beginner
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
Foto: Embun Hati

Foto: Embun Hati

1
BAGIKAN

REZEKI merupakan sesuatu yang paling dicari oleh manusia  di muka bumi ini. Rezeki seringkali diidentikan dengan harta, kekayaan, atau kesenangan hidup yang kita dapati atau rasakan. Kenyataannya, tak semua harta yang kita miliki bisa kita nikmati sendiri.

Adakalanya rezeki yang kita peroleh dengan kerja bersusah-payah, memeras keringat, banting-tulang justru harus dibagi dengan anak-istri atau sodara. Bahkan, kadang raib entah kemana. Bisa karena dicuri, rusak atau hilang.

Jika demikian, apakah itu termasuk rezeki?

Nah, untuk bisa memahami hakikat rezeki, perlu dipahami dulu tentang prinsip rezeki itu sendiri. Apa saja? Berikut ini penjelasannya:

ArtikelTerkait

7 Manfaat Buah Kurma

Ketahui Tujuan Hidup Menurut Islam dan Makna Penciptaannya

Dzikir Pagi Hari yang Bisa Diamalkan Setiap Hari

Niat Puasa Senin-Kamis dan Keutamaannya

Pertama, semua makhluk  yang berakal maupun yang tidak berakal rezekinya telah dijamin oleh Allah. Ada banyak dalil yang menunjukkan hal ini. Allah SWT berfirman:

“Tidak ada satupun yang bergerak di muka bumi ini kecuali Allah yang menanggung rezekinya.” (QS. Hud: 6).

Dalam hadis dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita tentang proses penciptaan manusia.

“Kemudian diutus malaikat ke janin untuk meniupkan ruh dan diperintahkan untuk mencatat 4 takdir, takdir rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya.” (HR. Muslim 6893).

Prinsip ini tidak mengajarkan manusia untuk  berpangku tangan atau diam tidak bekerja. Dengan anggapan semua telah ditakdirkan. Alasannya:

[1] Benar rezeki manusia  telah ditaqdirkan, tapi taqdir itu rahasia Allah, yang tidak kita ketahui. Sementara sesuatu yang tidak kita ketahui, tidak boleh dijadikan alasan.

[2]  Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa tawakkal tidak menghilangkan ikhtiyar (usaha mencari rezeki).  Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberi rezeki kepada seekor burung, yang keluar pada pagi hari dalam keadaan lapar lalu sore harinya pulang dalam keadaan kenyang.” (HR. Turmudzi 2344, Ibn Hibban 730 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).

Imam Ahmad menjelaskan, “Hadis ini tidak menunjukan bolehnya berpangku tangan tanpa berusaha. Bahkan padanya terdapat perintah mencari rezeki. Karena burung tatkala keluar dari sarangnya di pagi hari demi mencari rezeki.”

Ibnu Katsir menceritakan ada seseorang yang mengadu kepada Ibrhim bin Adham (ulama generasi tabi’ tabi’in) karena anaknya yang banyak. Kemudian beliau menyampaikan kepada orang ini, “Anakmu yang rezekinya tidak ditanggung oleh Allah, silahkan kirim ke sini.” Orang inipun terdiam. (al-Bidayah wa an-Nihayah, 13/510)

Turunan dari prinsip ini bahwa siapapun anggota keluarga yang nafkahnya menjadi tanggung jawab kita, hakekatnya yang memberi rezeki mereka adalah Allah dan bukan kepala keluarga. Kepala keluarga yang bekerja hanya perantara untuk rezeki yang Allah berikan bagi anak-anaknya.

Kedua, setiap jiwa tidak akan mati sampai dia menghabiskan semua jatah rezekinya. Sehingga siapapun yang hidup pasti diberi jatah rezeki oleh Allah sampai dia mati.

Advertisements

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya, karena itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat dan bertakwalah kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan baik, ambil yang halal dantinggalkan yang haram.” (HR. Baihaqi dalam sunan al-Kubro 9640, dishahihkan Hakim dalam Al-Mustadrak 2070 dan disepakati Ad-Dzahabi)

Syaikh Shalih al-Maghamisi dalam sebuah ceramahnya menceritakan ada seorang lelaki jatuh ke dalam sumur. Ia pun berteriak minta tolong. lalu berhasil mengeluarkan orang itu dari sumur dalam keadaan selamat. Sesorang menyodorkan kepadanya segelas susu untuk diminimumnya dan menenangkann keadaanya.

Setelah tenang orang-orang bertanya,”Bagaimana bisa Anda jatuh ke dalam sumur?”

Mulailah orang itu bercerita, lalu ia berdiri di bibir sumur untuk mempraktikan kronologi saat ia terjatuh kedalam sumur.Qodarullah, tanpa di sengaja orang itu terjatuh lagi ke dalam sumur dan akhirnya mati.

Orang itu diselamatkan oleh Allah karena masih tersisa jatah rezekinya di dunia, yakni satu gelas susu untuknya. Maka setelah jatah rezeki disempurnakan untuknya, ia terjatuh di tempat  yang sama kemudian mati. []

SUMBER: KONSULTASI SYARIAH

Tags: rezeki
ShareSendShareTweetShare
Advertisements



ADVERTISEMENT
Previous Post

Ketika Ibu Berkata

Next Post

Ini Pernyataan Sikap Ulama dan Aktivis Pejuang Baitul Maqdis

Eneng Susanti

Eneng Susanti

Terkait Posts

Pohon kurma Keutamaan Puasa Asyura, Manfaat Puasa Senin Kamis, Target Amalan Harian Ramadhan, Keistimewaan Ramadhan, Qadha Puasa, Keutamaan Ramadhan, Manfaat Buah Kurma

7 Manfaat Buah Kurma

11 Agustus 2022
Hak dan Kewajiban Seorang Muslim, Cara Merawat Tubuh, Tujuan Hidup:

Ketahui Tujuan Hidup Menurut Islam dan Makna Penciptaannya

11 Agustus 2022
Dzikir Pagi Keutamaan Membaca Al-Quran Saat Shubuh Renunga, taubat, hikmah, Cinta pada Allah, Cara Kendalikan Nafsu Syahwat,, Amalan yang Menghindarkan dari Neraka, Waktu Mengucapkan Subhanallah,Syarat Taubat Diterima, api neraka,, Sifat Lelaki Sejati, Manfaat Dzikir, , Dzikir Pagi Hari

Dzikir Pagi Hari yang Bisa Diamalkan Setiap Hari

11 Agustus 2022
Larangan bagi Perempuan Haid atau Nifas, Manfaat Puasa Senin Kamis, Hukum Menunda-nunda Qadha Puasa Ramadhan, Puasa Senin Kamis, Manfaat Puasa Sunnah Senin dan Kamis, qadha puasa, Puasa Qadha, Waktu Membayar Utang Puasa Ramadhan, Ketentuan Qadha Puasa, Utang Puasa Ramadhan, Niat Puasa Senin-Kamis

Niat Puasa Senin-Kamis dan Keutamaannya

10 Agustus 2022
Please login to join discussion
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist