• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 31 Januari 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tahukah Anda

3 Pandangan Ulama tentang Hadis Dhaif

Oleh Eneng Susanti
2 tahun lalu
in Tahukah Anda
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
mazhab syafi'i ijtihad, ulama Indonesia , tingkatan fuqaha, penerjemahan kitab, semangat menuntut ilmu, nasirudin Al Tusi, Al-Khaleel Ibn Ahmad, biografi imam mazhab, Abu Hanifah, hadis tentang adab, kitab

Ilustrasi. Foto: Artikula

0
BAGIKAN

ALQURAN dan Sunnah adalah sumber utama ajaran Islam. Alquran merupakan kitab suci umat Islam yang merupakan kalamullah. Sedangkan sunah bersumber pada perkataan, perbuatan dan ketentuan yang berasal dari perikehidupan Rasulullah SAW.

Baik Alquran maupun hadis, keduanya terpelihara. Keduanya terjaga, salah satunya dalam bentuk tulisan.

Alquran tentu tidak perlu diragukan keaslian dan keotentikannya. Lantas, bagaimana dengan hadis?

Hadis memiliki beragam kualitas, seperti hadis shahih, hasan, dan dhaif. Dengan demikian, merupakan syarat bahwa keaslian suatu hadits harus diverifikasi dan ditetapkan agar hadits tersebut sah sebagai bukti atas hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan Islam atau syariat Islam.

ArtikelTerkait

10 Fakta Peradaban Islam di Andalusia

Naik Haji Lebih dari Sekali, Bagaimana Hukumnya?

8 Sebab Nabi Diutus di Tanah Arab

Mengenal Penyakit ‘Ain, Pencegahan dan Pengobatannya

BACA JUGA: Mengenal Hadits Dhaif

Keaslian hadits ditentukan oleh studi yang cermat tentang rantai transmisi dan teksnya. Diantara syarat keasliannya adalah tidak boleh ada putusnya mata rantai penuturan (sanad), semua perawi harus dapat dipercaya, dan teks narasi tertentu dari teks hadits tertentu harus berkorelasi dengan narasi lain dari teks yang sama.

Hadis yang sesuai dengan kondisi keasliannya dinilai sahih (otentik) atau hasan (baik), tergantung pada kekuatan penyampaiannya.

Hadis yang tidak sesuai dengan kondisi keasliannya diklasifikasikan sebagai da`if (lemah), munkar (mencela) atau mawdu` (dibuat-buat).

Hadits dinyatakan lemah karena sejumlah alasan, misalnya jika ada masalah dengan salah satu ingatan perawi atau jika ada putusnya rantai penuturan (sanad).

Sebuah hadits mungkin dinilai dhaif jika satu-satunya masalah adalah bahwa seorang perawi dengan kejujuran yang dikonfirmasi diketahui membuat kesalahan yang tidak disengaja dalam berhubungan dengan ingatan pada kesempatan tertentu.

Kelemahan yang lebih serius adalah terkait reputasi seorang perawi. Sebuah hadits sangat lemah jika ada celah yang sebenarnya dalam transmisi (rantai sanad).

Sebuah hadits dinyatakan munkar ketika ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa Nabi SAw tidak membuat pernyataan tersebut.

Sebuah hadits dinyatakan palsu jika seorang perawi diketahui sebagai pembohong.

Para ahli sepakat bahwa hanya hadits shahih lah yang dapat digunakan untuk menetapkan masalah akidah dan hadits palsu tidak boleh digunakan untuk tujuan apa pun.

Lantas, bagaimana dengan hadis lemah atau dhaif?

Sebagian ulama tidak setuju jika hadits yang agak lemah digunakan untuk membangun keutamaan amal; misalnya, hadits yang mendorong shalat, amal, dan hal-hal lain yang sudah mapan dalam Islam.

Di bawah ini adalah tiga pandangan terkait penggunaan hadis dhaif tersebut:

1 Hadits yang sangat lemah dapat dengan bebas digunakan untuk membangun keutamaan perbuatan

Ini secara luas dianggap sebagai pendapat mayoritas tentang masalah ini. Ahli hadis dan ahli hukum terkenal, An-Nawawi menulis dalam pengantar Empat Puluh Hadis:

“Para ahli setuju bahwa hadits lemah yang berbicara hanya tentang keutamaan perbuatan dapat dikutip.”

Para ulama yang menganut pandangan ini berpendapat bahwa ketika isi teks hadits tidak berimplikasi pada masalah doktrin atau hukum agama, tingkat ketelitian dalam menentukan keasliannya tidak separah itu.

Ketika sebuah haditshanya berbicara tentang berkah yang diterima dengan melakukan perbuatan baik yang sudah mapan seperti sholat, puasa atau kebaikan kepada tetangga, maka itu tidak memperkenalkan sesuatu yang baru pada agama, tetapi hanya mendorong praktik keagamaan yang sehat. Hadits semacam itu tidak menyatakan hal-hal yang halal atau haram, melainkan menegaskan apa yang sudah ditetapkan oleh keimanan.

2 Hadits yang sangat lemah tidak dapat digunakan untuk apapun

Demikian pendapat Imam Muslim, penyusun Sahih Muslim, kompilasi Hadits kedua yang paling terpercaya. Dia menulis dalam pengantar karya itu:

“Sangat penting bagi setiap orang untuk membedakan narasi otentik dari yang tidak autentik, dan perawi yang dapat dipercaya dari mereka yang meragukan. Ini untuk menghindari menarasikan apa pun selain apa yang secara otentik ditetapkan dari sumbernya.”

Pendapat ini telah diatribusikan kepada Imam Ahmad ibn Hanbal. Sarjana Hanbali, Ibn Muflih menulis:

“Hal ini dikaitkan dengan Imam Ahmad bahwa dia tidak akan pernah menggunakan hadits yang lemah untuk membangun kebajikan amal atau perbuatan baik.” ( Al-Adab ash-Shar`iyyah , 2/304)

Pandangan ini juga diadopsi oleh ibn Hazm.

BACA JUGA: Karimah bin Ahmad Al Marwaziyyah, Wanita Muslim yang Jadi Ahli Hadis di Mekah

3 Hadits yang agak lemah dapat digunakan untuk mendorong perbuatan baik jika kondisi tertentu terpenuhi

Kondisi ini disebutkan oleh ibn Hajar al-`Asqalani sebagai berikut:

Pertama, hadis seharusnya tidak terlalu lemah.

Ini tidak boleh menjadi narasi seseorang yang diketahui membuat banyak atau kesalahan yang sangat serius dalam narasi. Ini tentunya bukan narasi dari seseorang yang dituduh melakukan pemalsuan yang disengaja.

Kedua, hadits harus membahas sesuatu yang sudah kokoh dan mapan secara umum dalam hukum Islam.

Itu tidak bisa dengan cara apa pun membangun sesuatu yang baru.

Ketiga, mereka yang bertindak berdasarkan hadits hendaknya tidak menumbuhkan keyakinan yang kuat di dalam hati mereka bahwa apa hadits itu mengatakan itu benar. Mereka harus menyadari kemungkinan bahwa Nabi (damai dan berkah Allah besertanya) mungkin tidak mengucapkan kata-kata itu, dan mereka harus berhati-hati dalam menghubungkan sesuatu yang tidak dia katakan kepada Nabi. Ibn Taimiyah menunjukkan klarifikasi penting untuk kondisi kedua ketika dia berkata:

“Jika hadits yang lemah berbicara tentang keutamaan perbuatan baik memperkenalkan pernyataan kuantitatif atau spesifikasi apapun, maka tidak diperbolehkan untuk menggunakannya.

Misalnya, ini akan menjadi kasus jika hadits menentukan waktu tertentu untuk membaca Alquran atau bab atau ayat tertentu, atau jika itu memberikan cara tertentu untuk melakukan suatu tindakan.” (Majmu` al-Fatawa, 18/67) []

SUMBER: ISLAM TODAY | ABOUT ISLAM

Tags: hadishadis dhaif
ShareSendShareTweetShare
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Jangan Percaya Ramalan, karena Hanya Allah yang Tahu Semua Hal Ghaib

Next Post

Hilangkan Bruntusan dalam Semalam dengan 7 Bahan Alami Ini

Eneng Susanti

Eneng Susanti

Terkait Posts

fakta tentang peradaban islam di andalusia gaya busana Andalusia, pidato Thariq bin Ziyad

10 Fakta Peradaban Islam di Andalusia

30 Januari 2023
naik haji, barang yang dilarang dibawa oleh jamaah, jamaah umrah, jamaah haji 2021

Naik Haji Lebih dari Sekali, Bagaimana Hukumnya?

29 Januari 2023
Wasiat Rasulullah Amalan Nabi Keajaiban Bersholawat, Kisah Nabi Muhammad ï·º, Biodata Rasulullah, Waktu Bershalawat Terbaik,Shalawat Badar, Cinta kepada Nabi, Fakta Nabi Muhammad, ciri fisik Rasulullah, Nabi Muhammad, Rasulullah Tak Bisa Baca Tulis, Keteladanan Nabi Muhammad, akhlak Rasulullah, Sisi Romantis Rasulullah, Keyakinan Nabi Muhammad Sebelum Diangkat Jadi Rasul, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Nasihat Rasulullah, Keistimewaan Rasulullah, Shalat Jenazah Rasulullah, Sebab Nabi Diutus di Tanah Arab

8 Sebab Nabi Diutus di Tanah Arab

29 Januari 2023
penyakit ‘ain

Mengenal Penyakit ‘Ain, Pencegahan dan Pengobatannya

28 Januari 2023
Please login to join discussion

Terbaru

keutamaan shalat berjamaah Surat Al-Fatihah Manfaat Shalat Tepat Waktu Waktu Bersiwak, penawar duka, Kriteria Makmum di Belakang Imam Shalat Jamaah, Syarat Imam Shalat Berjamaah, Hukum Menguap Ketika Shalat, Agar Ibadah Diterima, Syarat Takbiratul Ihram dalam Shalat, Hukum Mengulang Surat yang Sama dalam Shalat, Tata Cara Shalat Idul Adha, wudhu batal, rukun shalat, Hukum Baca Doa Iftitah dalam Shalat, Tingkatan Khusyuk dalam Shalat, Ukuran 1 Rakaat dalam Shalat, Syarat Takbiratul Ihram, Hukum Mengulang Surat yang Sama ketika Shalat, Tingkatan Orang yang Shalat

5 Tingkatan Orang yang Shalat

Oleh Eneng Susanti
30 Januari 2023
0

Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam Al-Waabil ash-Shayyib min al-Kalim at-Thayyib, mengungkap lima macam tingkatan orang yang shalat.

Richard Jomshof

Respon Sikap Tegas Turki atas Aksi Paludan, Politisi Swedia Richard Jomshof Suruh Bakar 100 Alquran

Oleh Eneng Susanti
30 Januari 2023
0

SAHABAT mulia Islampos, aksi bakar Alquran oleh Rasmus Paludan pada 21 Januari 2023 di depan kantor Kedutaan Besar Turki, Stockholm,...

Imam Malik Quran Membersihkan Jiwa Imam Syafii Kewajiban Menuntut Ilmu Adab Mengajar Amal Ibadah, Keutamaan Menuntut Ilmu, Imam Ibnu Rajab, Nasihat Imam al-Ghazali, Masyayikh, Imam Syafi'i, Imam Syafi'i, adab pada guru, Imam Syafi'i

Renungan Kematian Imam Syafi’i

Oleh Haura Nurbani
30 Januari 2023
0

Betapa banyak orang-orang yang sakit dapat hidup hingga waktu yang panjang

fakta tentang peradaban islam di andalusia gaya busana Andalusia, pidato Thariq bin Ziyad

10 Fakta Peradaban Islam di Andalusia

Oleh Eneng Susanti
30 Januari 2023
0

Berikut 10 fakta tentang peradaban Islam di Andalusia

Terpopuler

Mahasiswa UI yang Tewas Ditabrak Mobil Pajero Jadi Tersangka, Ini Penjelasan Polisi

Oleh Yudi
28 Januari 2023
0
mahasiswa

Latif menjelaskan, polisi memiliki alasan khusus mengapa Mahasiswa bernama Hasya yang telah meninggal dunia justru ditetapkan tersangka.

Lihat Lebih

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ï·º di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
30 September 2020
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ï·²), Muhammad (ï·´), Basmalah (ï·½), Jalla Jalaluhu (ï·»)...

Lihat Lebih

Mengenal Penyakit ‘Ain, Pencegahan dan Pengobatannya

Oleh Eneng Susanti
28 Januari 2023
0
penyakit ‘ain

Semoga kita terhindar dari penyakit ‘ain dan bukan pula pelakunya.

Lihat Lebih
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Update Contents
Islampos We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications