• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Selasa, 26 Januari 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Benarkah Allah Tidak Adil?

Redaktur Sodikin
4 tahun ago
in Sirah
Reading Time: 3min read
0
Benarkah Allah Tidak Adil?

Ilustrasi. Foto: lematin

SIANG yang panas menyengat. Seorang penunggang kuda yang masih muda belia tampak begitu kelelahan dan kehausan. Maka, tatkala tiba di suatu Wadi yang bening airnya dengan tanaman rindang di sekelilingnya, penunggang kuda itu menghentikan kudanya dan turun di tempat tersebut.

Si pemuda berbaring. Lalu meletakkan sebuah bungkusan di sampingnya. Matahari sangat terik, namun di situ amat teduh, sehingga tanpa sengaja ia tertidur pulas. Ia tidur lelap seteleh memuaskan dahaganya dengan minum air bening di Wadi tersebut.

Ketika ia terjaga, matahari mulai condong. Ia sedang mengejar waktu karena ibunya sakit keras. Nampaknya ia anak orang yang kaya-raya, terlihat dari pakainnya yang mewah dan kudanya yang mahal.

Ketika bangun, pemuda itu terkejut sekali menyadari hari telah menjelang sore. Dengan tergesa-gesa ia melompat ke punggung kuda. Bungkusannya tertinggal sebab ia hanya berpikir untuk segera tiba di rumah, menunggui ibunya yang sedang sekarat. Bapaknya sudah meninggal, dibunuh orang beberapa tahun berselang.

Tidak lama setelah ia meninggalkan tempat tersebut, seorang pengembala lewat di tempat itu. Ia terkesima melihat ada sebuah bungkusan kain tergeletak di bawah pohon. Diambilnya bungkusan itu, lalu dibawanya pulang ke gubuknya yang buruk. Alangkah gembiranya hati si anak gembala tatkala melihat bungkusan itu berisi emas dan permata yang pasti amat berharga. Ia yatim piatu dan masih kecil sehingga penemuan itu dianggapnya merupakan hadiah baginya.

Ketika tempat tadi sudah sepi, seorang kakek yang bungkuk berjalan terseok-seok melalui wadi tersebut. Karena capai, ia pun duduk beristirahat di bawah pohon yang rimbun. Belum sempat ia melepas lelah, anak muda penunggang kuda yang tertidur tadi datang kembali hendak mengambil bungkusannya yang tertinggal. Ia memacu kudanya seperti kesetanan agar belum ada orang yang menemukan miliknya.

Tatkala ia sampai, alangkah terkejutnya pemuda tersebut melihat bahwa di bawah pohon tempatnya beristirahat tadi kini terdapat seorang kakek. Dan ia lebih terperanjat lagi ketika dilihatnya bungkusan kainnya sudah lenyap dari situ.

Maka pemuda itu dengan suara keras bertanya kepada si kakek, “Mana bungkusan yang tadi di sini?”

“Aku tidak tahu,” jawab si kakek dengan gemetar.

“Jangan bohong!” bentak si pemuda.

“Sungguh, waktu aku tiba di sini, tidak ada apa-apa kecuali kotoran kambing.”

“Kurang ajar! Hei kakek. mau mempermainkan aku? Pasti engkau yang mengambil bungkusanku dan menyembunyikannya di suatu tempat. Ayo, kembalikan! Bungkusan itu baru kuambil dari kawan ayahku sebagai warisan yang dititipkan ayahku kepadanya untuk diserahkan kepadaku kalau aku sudah dewasa, yaitu sekarang ini. Kembalikan!”

“Sumpah, aku tidak tahu,” si kakek menyahut makin ketakutan.

“Kurang ajar! Bohong! Ayo, serahkan kembali. Bila tidak, tahu rasa nanti,” hardik si pemuda tambah berang.

Loading...

Karena kakek itu tidak tahu apa-apa, maka ia tetap bersikeras bahwa ia tidak melihat bungkusan tersebut, ia tidak mengambil atau menyembunyikan bungkusan mahal itu.

Si pemuda makin berang dan tidak dapat mengendalikan kemarahannya lagi. Dicabutnya sebilah pedang pendek dari pinggangnya, dan kakek tadi dibunuhnya dengan darah dingin. Lantas, sesudah dicarinya ke sana kemari tidak ditemukannya juga, ia pun melompat ke atas kudanya dan memacunya menuju ke kampung halamannya. Hatinya mendongkol, marah dan kecewa.

Berita ini ditanyakan kepada Nabi Musa oleh salah seorang muridnya: “Wahai, Nabiyullah. Bukankah cerita tersebut justru menunjukkan ketidakadilan Tuhan?”

“Maksudmu?” tanya Nabi Musa.

“Kakek itu tidak berdosa, tetapi harus menanggung malapetaka yang tidak patut diterimanya. Sedangkan si anak gembala yang mengantungi harta itu malah bebas, tidak mendapatkan balasan yang setimpal.”

“Allah swt tidak adil?” , ucap Nabi Musa terbelalak. “MasyaAllah. Dengarkan baik-baik latar belakangnya. Tanpa setahu yang mengalami peristiwa tersebut, sebenarnya rentetan kejadian itu adalah bukti keadilan Allah swtdalam membalas perbuatan hamba-Nya.”

Kemudian Nabi Musa pun berkisah: “Ketahuilah, dahulu ada seorang petani hartawan dirampok  semua perhiasan dan harta benda miliknya oleh dua orang bandit kejam. Setelah berhasil, dalam membagi harta rampokan itu terjadilah kecurangan. Salah seorang bandit itu sangat tamak, sehingga harta rampasan tersebut dikuasainya sendiri. Maka bandit yang kedua pun jadi marah dan dendam, sehingga pada suatu hari, bandit yang serakah itu dibunuh kawannya. Dia adalah kakek bungkuk yang dibantai oleh penunggang kuda itu. Dan siapa pula bandit pertama yang dibunuh? Dia adalah ayah dari pemuda yang membunuh si kakek. Di sini berarti nyawa dibayar dengan nyawa.

“Adapun petani hartawan yang hartanya dikuras oleh kedua bandit tersebut adalah ayah dari anak yatim piatu yang mengambil bungkusan kain tadi. Itulah keadilan Allah swt juga. Harta kekayaan telah kembali kepada yang berhak, dan kejahatan kedua bandit tersebut telah memperoleh balasan yang setimpal. Meskipun peristiwanya tidak berlangsung tepat pada saatnya, namun toh sesuai dengan kejahatan mereka?”

[sa/islampos/disadur dari: 30 Kisah Teladan oleh KH Abdurrahman Arroisi]

Tags: adilKeadilanKisah
Sodikin

Sodikin

Related Posts

sahabat dari yaman

Ketika Umar bin Khattab Blusukan dan Bertemu dengan Pria yang Ingin Membunuhnya

24 Januari 2021
Cinta Abu Hurairah

Siapa Nama Nenek Nabi Muhammad SAW?

21 Januari 2021
Aswad Al-‘Ansi, Pemberontak dari Yaman yang Mengaku Nabi

Aswad Al-‘Ansi, Pemberontak dari Yaman yang Mengaku Nabi

21 Januari 2021
Begini Tahapan Dakwah Rasulullah di Makkah

Begini Tahapan Dakwah Rasulullah di Makkah

20 Januari 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
Apakah Kausenang dengan Doaku Tadi, Humairah?

Apakah Kausenang dengan Doaku Tadi, Humairah?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Inti dari Setiap Keburukan
Islam 4 Beginner

Hidup Sengsara, Inilah Bahayanya

Redaktur Ari Cahya Pujianto
3 jam ago
Belajar Kelola Keuangan dari Sekarang
Islam 4 Beginner

Prinsip Kelola Uang Dalam Islam

Redaktur Laras Setiani
3 jam ago
Suami Istri Nonton Film Porno, Bagaimana Hukumnya Dalam Islam?
Tanya Jawab

Nonton Film Porno, Dosa Besarkah?

Redaktur Eneng Susanti
4 jam ago
Perkara Sunnah Lebih Lapang dari Perkara Wajib
Kolom

Perkara Sunnah Lebih Lapang dari Perkara Wajib

Redaktur Yudi
4 jam ago

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Add Islampos to your Homescreen!

Add