SAAT ini, dengan kecanggihan teknologi, umat Islam bisa membaca Alquran tak hanya lewat mushaf. Cukup dengan memiliki smartphone, kini kita bisa membaca Alquran dengan mendownload atau mengunduh aplikasi Alquran.
Dengan adanya Alquran digital, kita semakin dimudahkan dalam membaca Alquran karena bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun. Namun yang harus diperhatikan adalah, ada adab-adab ketika kita akan membaca Alquran lewat aplikasi digital. Apa sajakah itu?
Pendakwah yang juga kepala Lembaga Peradaban Luhur (LPL) ustaz Rakhmad Zailani Kiki menjelaskan bahwa adab membaca Alquran digital sama dengan adab membaca mushaf Alquran.
BACA JUGA:Â Refleksi Nuzulul Quran; Ketika Alquran Hanya Ada di Pojok-pojok Surau
Habib Utsman bin Yahya dalam kitabnya Iqdul Juman menjelaskan adab yang pertama bagi yang membaca Alquran adalah adab yang fardhu ain, yaitu ia wajib membaca Alquran baik mushaf atau digital dengan tajwid. Maka bagi seseorang yang membaca Alquran tanpa tajwid ia menjadi fasik.
Adab yang kedua, membaca Alquran digital dengan sungguh-sungguh dan sunahnya dalam keadaan berwudhu, menghadap kiblat, menundukkan kepala sebagai bentuk hormat kepada Alquran, dan jangan duduk dengan bersandar serta duduk jangan duduk seperti kelakuan orang yang takabur mengangkat dirinya.
Adab yang ketiga, seseorang yang membaca Alquran digital wajib merendahkan diri dan berperangai lemah lembut. Maka jangan berangas dan jangan suka merasa lebih unggul dari yang lain dalam masalah bacaan atau membaca Alquran dengan suara yang berlawanan dari pembaca yang lain.
Adab yang keempat, orang yang membaca Alquran digital dan orang yang mendengarkan Alquran digital dengan sedih hati, meskipun dia tidak mengetahui akan artinya. Adab yang kelima, seseorang wajib membaca Alquran digital dengan ikhlas.
“Adab yang keenam, seseorang yang membaca Alquran digital wajib telah mengamalkan setiap amal ibadah yang kewajibannya tertera di dalam Alquran, seperti shalat, puasa, beribadah dengan ikhlas, dan ia juga telah menjauhkan setiap larangan Allah SWT yang tetera di dalam Alquran, seperti riya, takabur, dengki, mengumpat, mengadu satu sama lainnya, mencela orang, makan barang yang haram, dan lain-lain,” kata ustaz Kiki.
Lebih lanjut ia menjelaskan adab yang ketujuh, sunah bagi seseorang yang membaca Alquran digital untuk membaguskan suaranya dengan lagu atau langgam.
Lagu atau langgam tersebut harus patuh atau berasal dari ulama yang berasal dari bangsa Arab dan jangan menurut lagu musik atau lagu-lagu lainnya (seperti lagu atau langgam Jawa).
Adab yang kedelapan, hukumnya sunah untuk berdoa dan meminta rahmat apabila dibacakan ayat yang menyebutkan rahmat, mintalah surga jika ayat yang dibaca terkait dengan surga, dan mintalah dijauhkan dari api neraka jika ayat yang dibacakan terkait dengan neraka.
Mintalah pula dijauhkan dari siksa apabila dibacakan ayat yang disebutkan siksa. Juga bacalah tasbih apabila dibacakan ayat tentang tasbih.
Adab yang kesembilan, apabila dibaca Innallah wa malaikatahu hingga akhirnya, disunahkan untuk membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
BACA JUGA:Â Kenapa Harus Tadarus Alquran di Bulan Ramadhan?
Adab yang kesepuluh, hukumnya sunah membaca Alquran digital dengan perlahan-lahan.
Adab yang kesebelas, disunahkan bagi pembaca Alquran digital untuk takbir di akhir tiap-tiap surah, dari surah ad-Dhuha hingga akhir surah Alquran.
Adab yang kedua belas, hukumnya sunah untuk melakukan sujud tilawah sesudah membaca atau mendengarkan ayat yang terkait dengan sunah sujud.
“Kekurangan Alquran digital adalah umumnya aplikasinya atau softwarenya tidak tersimpan dalam HP atau gawai khusus Alquran, tercampur dengan file atau aplikasi lainnya yang bahkan kurang pantas sehingga kurang baik dalam sisi penghormatannya dan kemuliaannya. Karenanya pemilik atau pemakai Alquran digital harus menjaga HP atau gawainya dari aplikasi, file atau software yang kurang pantas,” katanya. []
SUMBER: REPUBLIKA